SINOPSIS Queen Of The Night Episode 15 TVONE Tayang Minggu 11 Juni 2017 (Serial Turki)
BARU SINOPSIS SINOPSIS Queen Of The Night Episode 15 TVONE Tayang Minggu 11 Juni 2017 (Serial Turki) || Huma masih berada di kamar hotel Oktay (ngga tahu yaa abis ngapain). Kartal menunggu Selin di rumah sakit bersama Osman cilik, Sadik dan keluarganya. Osman menanyakan keadaan Selin pada Kartal dan Kartal mengatakan bahwa ibunya akan baik-baik saja. Tak lama kemudian dokter keluar memberitahu keadaan Selin. Sepertinya keadaan Selin cukup parah. Kartal hanya terdiam dan Sadik emosi menanggapi keterangan dokter. Osman mendekati Kartal dan menggandeng tangannya. Seolah anak itu mengerti kesedihan Kartal. Sadik melihat hal itu dengan trenyuh. Kemudian Sadik mengajak Kartal untuk berbicara.
Sadik menceritakan perihal Selin. Awalnya Sadik mengatakan jika Selin benar-benar mencintai Kartal. Menurut Sadik, Selin melakukan semua ini karena ayah mereka lah menyruhnya. Sadik kemudian menceritakan kerja sama Ayahnya dengan Azis juga balas dendam yang hendak ia lakukan. Kartal terkejut mendengarnya. Ia pun marah. Saat mereka tengah bicara, Istri Sadik datang membawa Osman karena anak kecil itu mencari Kartal. Osman langsung memanggil nama Kartal dan seketika kartal menatap anak itu.
Esra baru saja diperiksa dokter dan ia sudah nampak lebih tenang. Tak lama kemudian Azis datang dan memeluknya, Esra pun menangis. Kembali ke rumah sakit. Kartal menceritakan tentang Selin dan Azis pada Emre. Mendengar itu, Emre pun ikut marah. Sadik dan Osman duduk di ruang tunggu dengan gelisah. Istrinya berusaha menghibur Sadik dan putri Sadik menawarkan coklat pada Osman agar bocah itu senang. Kartal masuk ke ruang perawatan Selin. Selin masih belum sadarkan diri. Kartal mengelus kepala Selin dengan memanggilnya sayang. Kartal menangis dan menyesalkan apa yang dilakukan Selin pada Azis. Kartal merasa bersalah atas itu.
Esra kembali mengungkapkan pada sang ayah tentang perselingkuhan Kartal dengan Selin. Azis menenangkan Esra kemudian ia pergi. Azis keluar rumah dan hakan memanggilnya. Hakan menanyakan apakah yang dikatakan esra itu benar. Setelah berbicara sebentar dengan Hakan, Azis pun pergi dengan mobilnya. Kartal sendiri masih berada di ruang perawaan Selin. Matanya tak henti menatap Selin dengan sedih. Sesaat kemudian Kartal mengecup kening Selin lalu pergi. Kartal pergi ke koridor rumah sakit bersana emre. Terlihat polisi datang untuk menangani kasus Selin. Emre meminta polisi itu untuk tidak sekarang namun Kartal malah mnerima kedatangan polisi itu dan bersedia memberi keterangan.
Hakan sedang sibuk menelpon Huma. Hal itu dimanfaatkan Esra untuk kabur dari rumah. Kartal berada di kantor polisi untuk memberikan keterangan. Sementara itu Esra sudah ada dijalanan. Hakan baru menyadari jika adiknya itu tak ada di kamarnya. Hakan keluar rumah dan berteriak memanggil Esra. Huma menjemput Burcu di sekolahnya. Burcu menunjukkan buku yang diberikan pada Otay. Namun Hma sendiri tak tahu jika buku itu dari Oktay. Namun melihat bukunya, Huma menjadi teringat dengan Oktay.
Azis mendatangi rumah sakit dan berjumpa dengan Kartal. Azis bertanya dimana Selin namun Kartal hanya menatap Azis dengan tajam. Sementara itu di ruang perawatan Selin, Sadik senang melihat Selin sudah sadarkan diri. Selin menanyakan Osman dan Sadik mengatakan jika Osman baik-baik saja.
Kartal dan Azis berada dalam satu lift. Keduanya tak saling bicara hanya diam dengan tatapan mata yang tajam. Lift berhenti di lantai basement 2. Kartal lebih dulu keluar dan pintu lift tertutup kembali. Seketika Azis mengeluarkan pistolnya, berjaga-jaga jika ada yang akan menyerangnya. Pintu lift terbuka kembali dan Azis langsung mengacungkan pistolnya. Sayangnya tak ada siapapun di depan pintu lift. Azis kemudian keluar dengan perlahan dan tak lama kemudian seseorang mengacungkan pistol ke arah kepalanya. Ternyata itu adalah Kartal. Kartal melakukan itu, menurutnya, hal tersebut sama dengan yang dilakukan Azis pada Mustafa, ayahnya.
Azis meletakkan pistolnya di lantai, dengan pistol Kartal yang masih tertuju di kepalanya. Kartal meminta Azis untuk ikut dengannya masuk ke mobil. Keduanya pun pergi meninggalkan tempat parkir. Sementara itu, seorang perawat mengecek keadaan Selin. Selin sendiri sudah nampak lebih baik. Setelah perawat keluar, Selin berbicara dengan Sadik, namun raut wajahnya berubah menjadi sedih.
Esra berjalan dijalanan tanpa menggunakan mantel. Hakan juga menyusuri jalanan untuk mencari Esra. Kartal dan Azis sampai di suatu tempat yang nampak seperti gudang. Azis tadinya ragu untuk keluar dari mobil namun Kartal memaksanya untuk turun. Keduanya lalu masuk ke sebuah gudang tua. Hanya ada mereka berdua di sana. Kartal berdiri tak jauh dari Azis sambil menodongkan pistol. Azis tertawa sinis. Ia tak yakin Kartal dapat melakukannya. Kartal sendiri sudah dikuasai amarah, karena mengetahui, Azis lah yang membunuh ayahnya sendiri.
Kembali ke rumah sakit. Sadik bersama Emre di sana. Emre mencari keberadaan kartal namun Sadik sendiri juga tak tah. Tak lama kemudian emre pergi dan Sadik duduk di kursi pengunjung. Tampak Esra mengintip dibalik tembok mengamati Sadik.
Kartal menarik pelatuk pistolnya namun tak diarahkan pada Azis. Ia menembak ke arah lantai. Kartal terus mengulangnya jika Azis berbicara dan hal itu tak dapat dipercaya oleh kartal. Kartal marah dan terus memaki Azis. Di sisi lain, Sadik menerima telepon dari seseoramg. Ia lalu pergi. Esra memanfaatkan situasi itu untuk mendekati ruangan Selin. Namun ada perawat masuk ke ruangan Selin. Esra lalu kembali bersembunyi di salah satu sudut. Setelah perawat keluar, Esra berjalan perlahan menuju ke ruangan Selin. Di dalam Esra melihat Selin tidur. Ia masuk perlahan ke dalam. Selin menyadari kedatangan seseorang. Selin terkejut melihat Esra di sana. Selin berteriak meminata bantuan namun Esra segera membekap mulut Selin. Selin menjadi panik dan ketakutan. Selin memberontak dan seketika Esra melepaskan Selin. Esra perlahan berjalan ke belakang. Esra lalu meracau dan itu membuat Selin bingung. Tiba-tiba Esra berlutut di hadapan Selin. Selin menatap Esra dengan heran. Beberapa saat kemudian polisi masuk ke ruangan selin. Esra ketakutan lalu segera keluar.
Sadik menemui emre di halaman rumah sakit. Mereka kebingungan karena tahu Kartal sedang bersama Azis. Sedangkan di gudang, Azis berusaha menejlaskan tentang situasi saat itu.n keduanya bahkan sempat berdebat karena kArtal tak mempercayai perkataan Azis. Dengan marah, kartal kembali menodongkan pistolnya ke arah Azis. Namun perlahan Kartal menurunkan pistolnya. Bersamaan dengan itu, Azis tertembak oleh seseorang. Kartal berlari ke arah penembak namun tak menemukan apapun. Tampak seorang pria membawa pistol berjalan keluar menuju mobilnya. Orang itu adalah Osman. Dengan segera ia mengemudikan mobilnya keluar dari lokasi tersebut. Azis pun tersenyum puas. Ia menelpon Oktay memberitahu peristiwa tadi.
Selin masih dimintai keterangan oleh polisi. Namun Selin tak memberitahu kejadiannya pada polisi. Ia tak mengatakan jika Esra lah pelakunya. Polisi itu keluar dan menyapa Esra yang masih di depan pintu. Awalnya Esra ketakutan namun ternyata polisi itu tidak menangkapnya dan Esra pun merass lega. Di gudag, polisi dan tenaga medis datang. Polisi segera menagkap Kartal dan petugas medis memberi pertolongan pada Azis. Esra menelpon Hakan untuk memberitahu jika ia baik-baik saja. Esra keluar dari rumah sakit, ia meluhat Sadik dari kejauhan. Ia kemudian bersembunyi.
Osman pergi menemui Oktay. Ia menyuruh oktay untuk melakukan sesuatu. Azis sedang di dalam ambulans menuju rumah sakit. Flashback ; hujan sangat deras. Mustafa bersama Kartal cilik yang sedang tidur pulas. Mustafa nampak gelisah di depan jendela. Lalau ada seseorang yang mengetuk pintu. Azis terkejut dan membuka pintunya. Melihat yang datang adalah Azis dan Osman, Mustafa hendak melarikan diri namun Osman berhasil memegang tangannya. Osman menodongkan pisto ke kepala Mustafa dan memintanya untuk ikut. Sebelum keluar, Azis sempat menatap Kartal yang srdang tidur pulas.
Diluar, Osman dan Azis menodongkan pistol ke arah Mustafa. Mereka berdebat. Di dalam, Kartal terkejut mendengar suara ledakan dan terbangun mencari ayahnya. Namun di depan pintu hanya ada Osman dan Azis. Mereka berbicara sebentar lantas membawa serta Kartal ke dalam mobil mereka. Flashback selesai. Azis dalam keadaan setengah sadar. Tenaga medis berusaha membuat Azis dalam keadaan baik.
Di rumah sakit, Selin sudah berganti pakaian. Ia ingin segera pulang. Sadik sebenarnya tak mau Selin pulang sekarang karna belum ada petunjuk dokter, namun Selin tetap memaksa.
Sadik menceritakan perihal Selin. Awalnya Sadik mengatakan jika Selin benar-benar mencintai Kartal. Menurut Sadik, Selin melakukan semua ini karena ayah mereka lah menyruhnya. Sadik kemudian menceritakan kerja sama Ayahnya dengan Azis juga balas dendam yang hendak ia lakukan. Kartal terkejut mendengarnya. Ia pun marah. Saat mereka tengah bicara, Istri Sadik datang membawa Osman karena anak kecil itu mencari Kartal. Osman langsung memanggil nama Kartal dan seketika kartal menatap anak itu.
Esra baru saja diperiksa dokter dan ia sudah nampak lebih tenang. Tak lama kemudian Azis datang dan memeluknya, Esra pun menangis. Kembali ke rumah sakit. Kartal menceritakan tentang Selin dan Azis pada Emre. Mendengar itu, Emre pun ikut marah. Sadik dan Osman duduk di ruang tunggu dengan gelisah. Istrinya berusaha menghibur Sadik dan putri Sadik menawarkan coklat pada Osman agar bocah itu senang. Kartal masuk ke ruang perawatan Selin. Selin masih belum sadarkan diri. Kartal mengelus kepala Selin dengan memanggilnya sayang. Kartal menangis dan menyesalkan apa yang dilakukan Selin pada Azis. Kartal merasa bersalah atas itu.
Esra kembali mengungkapkan pada sang ayah tentang perselingkuhan Kartal dengan Selin. Azis menenangkan Esra kemudian ia pergi. Azis keluar rumah dan hakan memanggilnya. Hakan menanyakan apakah yang dikatakan esra itu benar. Setelah berbicara sebentar dengan Hakan, Azis pun pergi dengan mobilnya. Kartal sendiri masih berada di ruang perawaan Selin. Matanya tak henti menatap Selin dengan sedih. Sesaat kemudian Kartal mengecup kening Selin lalu pergi. Kartal pergi ke koridor rumah sakit bersana emre. Terlihat polisi datang untuk menangani kasus Selin. Emre meminta polisi itu untuk tidak sekarang namun Kartal malah mnerima kedatangan polisi itu dan bersedia memberi keterangan.
Hakan sedang sibuk menelpon Huma. Hal itu dimanfaatkan Esra untuk kabur dari rumah. Kartal berada di kantor polisi untuk memberikan keterangan. Sementara itu Esra sudah ada dijalanan. Hakan baru menyadari jika adiknya itu tak ada di kamarnya. Hakan keluar rumah dan berteriak memanggil Esra. Huma menjemput Burcu di sekolahnya. Burcu menunjukkan buku yang diberikan pada Otay. Namun Hma sendiri tak tahu jika buku itu dari Oktay. Namun melihat bukunya, Huma menjadi teringat dengan Oktay.
Azis mendatangi rumah sakit dan berjumpa dengan Kartal. Azis bertanya dimana Selin namun Kartal hanya menatap Azis dengan tajam. Sementara itu di ruang perawatan Selin, Sadik senang melihat Selin sudah sadarkan diri. Selin menanyakan Osman dan Sadik mengatakan jika Osman baik-baik saja.
Kartal dan Azis berada dalam satu lift. Keduanya tak saling bicara hanya diam dengan tatapan mata yang tajam. Lift berhenti di lantai basement 2. Kartal lebih dulu keluar dan pintu lift tertutup kembali. Seketika Azis mengeluarkan pistolnya, berjaga-jaga jika ada yang akan menyerangnya. Pintu lift terbuka kembali dan Azis langsung mengacungkan pistolnya. Sayangnya tak ada siapapun di depan pintu lift. Azis kemudian keluar dengan perlahan dan tak lama kemudian seseorang mengacungkan pistol ke arah kepalanya. Ternyata itu adalah Kartal. Kartal melakukan itu, menurutnya, hal tersebut sama dengan yang dilakukan Azis pada Mustafa, ayahnya.
Azis meletakkan pistolnya di lantai, dengan pistol Kartal yang masih tertuju di kepalanya. Kartal meminta Azis untuk ikut dengannya masuk ke mobil. Keduanya pun pergi meninggalkan tempat parkir. Sementara itu, seorang perawat mengecek keadaan Selin. Selin sendiri sudah nampak lebih baik. Setelah perawat keluar, Selin berbicara dengan Sadik, namun raut wajahnya berubah menjadi sedih.
Esra berjalan dijalanan tanpa menggunakan mantel. Hakan juga menyusuri jalanan untuk mencari Esra. Kartal dan Azis sampai di suatu tempat yang nampak seperti gudang. Azis tadinya ragu untuk keluar dari mobil namun Kartal memaksanya untuk turun. Keduanya lalu masuk ke sebuah gudang tua. Hanya ada mereka berdua di sana. Kartal berdiri tak jauh dari Azis sambil menodongkan pistol. Azis tertawa sinis. Ia tak yakin Kartal dapat melakukannya. Kartal sendiri sudah dikuasai amarah, karena mengetahui, Azis lah yang membunuh ayahnya sendiri.
Kembali ke rumah sakit. Sadik bersama Emre di sana. Emre mencari keberadaan kartal namun Sadik sendiri juga tak tah. Tak lama kemudian emre pergi dan Sadik duduk di kursi pengunjung. Tampak Esra mengintip dibalik tembok mengamati Sadik.
Kartal menarik pelatuk pistolnya namun tak diarahkan pada Azis. Ia menembak ke arah lantai. Kartal terus mengulangnya jika Azis berbicara dan hal itu tak dapat dipercaya oleh kartal. Kartal marah dan terus memaki Azis. Di sisi lain, Sadik menerima telepon dari seseoramg. Ia lalu pergi. Esra memanfaatkan situasi itu untuk mendekati ruangan Selin. Namun ada perawat masuk ke ruangan Selin. Esra lalu kembali bersembunyi di salah satu sudut. Setelah perawat keluar, Esra berjalan perlahan menuju ke ruangan Selin. Di dalam Esra melihat Selin tidur. Ia masuk perlahan ke dalam. Selin menyadari kedatangan seseorang. Selin terkejut melihat Esra di sana. Selin berteriak meminata bantuan namun Esra segera membekap mulut Selin. Selin menjadi panik dan ketakutan. Selin memberontak dan seketika Esra melepaskan Selin. Esra perlahan berjalan ke belakang. Esra lalu meracau dan itu membuat Selin bingung. Tiba-tiba Esra berlutut di hadapan Selin. Selin menatap Esra dengan heran. Beberapa saat kemudian polisi masuk ke ruangan selin. Esra ketakutan lalu segera keluar.
Sadik menemui emre di halaman rumah sakit. Mereka kebingungan karena tahu Kartal sedang bersama Azis. Sedangkan di gudang, Azis berusaha menejlaskan tentang situasi saat itu.n keduanya bahkan sempat berdebat karena kArtal tak mempercayai perkataan Azis. Dengan marah, kartal kembali menodongkan pistolnya ke arah Azis. Namun perlahan Kartal menurunkan pistolnya. Bersamaan dengan itu, Azis tertembak oleh seseorang. Kartal berlari ke arah penembak namun tak menemukan apapun. Tampak seorang pria membawa pistol berjalan keluar menuju mobilnya. Orang itu adalah Osman. Dengan segera ia mengemudikan mobilnya keluar dari lokasi tersebut. Azis pun tersenyum puas. Ia menelpon Oktay memberitahu peristiwa tadi.
Selin masih dimintai keterangan oleh polisi. Namun Selin tak memberitahu kejadiannya pada polisi. Ia tak mengatakan jika Esra lah pelakunya. Polisi itu keluar dan menyapa Esra yang masih di depan pintu. Awalnya Esra ketakutan namun ternyata polisi itu tidak menangkapnya dan Esra pun merass lega. Di gudag, polisi dan tenaga medis datang. Polisi segera menagkap Kartal dan petugas medis memberi pertolongan pada Azis. Esra menelpon Hakan untuk memberitahu jika ia baik-baik saja. Esra keluar dari rumah sakit, ia meluhat Sadik dari kejauhan. Ia kemudian bersembunyi.
Osman pergi menemui Oktay. Ia menyuruh oktay untuk melakukan sesuatu. Azis sedang di dalam ambulans menuju rumah sakit. Flashback ; hujan sangat deras. Mustafa bersama Kartal cilik yang sedang tidur pulas. Mustafa nampak gelisah di depan jendela. Lalau ada seseorang yang mengetuk pintu. Azis terkejut dan membuka pintunya. Melihat yang datang adalah Azis dan Osman, Mustafa hendak melarikan diri namun Osman berhasil memegang tangannya. Osman menodongkan pisto ke kepala Mustafa dan memintanya untuk ikut. Sebelum keluar, Azis sempat menatap Kartal yang srdang tidur pulas.
Diluar, Osman dan Azis menodongkan pistol ke arah Mustafa. Mereka berdebat. Di dalam, Kartal terkejut mendengar suara ledakan dan terbangun mencari ayahnya. Namun di depan pintu hanya ada Osman dan Azis. Mereka berbicara sebentar lantas membawa serta Kartal ke dalam mobil mereka. Flashback selesai. Azis dalam keadaan setengah sadar. Tenaga medis berusaha membuat Azis dalam keadaan baik.
Di rumah sakit, Selin sudah berganti pakaian. Ia ingin segera pulang. Sadik sebenarnya tak mau Selin pulang sekarang karna belum ada petunjuk dokter, namun Selin tetap memaksa.
NOTE*Sinopsis kadang Lebih atau kurang dan kadang tidak pas dengan Penayangan di TVONE Karena terpotong Jeda/ Durasi
** Jika Sinopsis Kurang silahkan lihat sinopsis episode selanjutnya !!
** MOHON MAAF JIKA PENULISAN ADA YANG TYPO KARENA SINOPSIS DI KETIK DAN PANJANG HARAP DIMAKLUMI
** Jika Sinopsis Kurang silahkan lihat sinopsis episode selanjutnya !!
** MOHON MAAF JIKA PENULISAN ADA YANG TYPO KARENA SINOPSIS DI KETIK DAN PANJANG HARAP DIMAKLUMI
** Jika Sinopsis Kurang atau lebih dari penayangan di TVONE silahkan melihat Sinopsis episode sebelum atau selanjutnya :) Terima Kasih
~ Mohon Untuk Tidak Copas Karena membuat Sinopsis Ini tidaklah mudah perlu perjuangan untuk mengetik setiap kata dan ceritanya :)
Posting Komentar untuk "SINOPSIS Queen Of The Night Episode 15 TVONE Tayang Minggu 11 Juni 2017 (Serial Turki)"