SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 4 Part 2
Baru Sinopsis, || EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In Trap Episode 4 Part 2
Jung mengajak Seol makan di restoran. In Ha kembali menghubungi Jung. “Kau bisa mengangkatnya” kata Seol. Namun Jung hanya tersenyum dan tidak mau mengangkatnya. Seol terbelalak melihat menu “Apa mereka menggunakan bubuk emas ke dalam makanan ini. Mengapa sangat mahal?” Seol mengeluh dalam hati. “Senior, aku rasa kita tidak perlu makan di sini” kata Seol. “Disini terlalu kaku ya? Tetapi makanan di sini enak” kata Jung. Seol mengangguk pasrah. Seol mencari makanan dengan harga yang paling murah. Dia menemukan Sup udang. Jung memotong daging steak sementara Seol makan sup seharga 10000won dan merasa membuang uang. Seol berpikir bahwa Jung pasti terbiasa pergi ke tempat seperti itu. Jung menawarkan dagingnya pada Seol, namun Seol menolak dan beralasan dia masih kenyang karena makan popcorn. Jung malah ingin memesan wine. Seol berpikir makan sup seharga 15000 won adalah sesuatu yang patut disyukuri namun Jung memesan wine yang mahal seakan uang tidak berarti apa-apa untuknya. “Aku ingin pulang” kata Seol.
In Ho mengikuti wawancara kerja. Dia berpakaian rapih dengan kemeja putih, celana panjang hitam dan sepatu tertutup sesuai saran Seol. Wanita yang mewawancarai In Ho nampak terkesan dan langsung menerima In Ho bekerja. Tiba-tiba bos datang, melihat penampilan In Ho, bos merasa menjadi tuikang bersih-bersih tidak cukup untuk In Ho. In Ho keluar membawa amplop. In Ho terkejut melihat isi amplop dan bertanya-tanya kenapa dia mendapat banyak uang padahal Cuma difoto. In Ho berpikir kalau itu berkat Seol. Baru berjalan beberapa langkah, In Ho mendapat telepon dari In Ha. “Hey kau punya uang?” In Ho nampak terkejut dan melihat sekeliling “Darimana kau tahu?” kata In Ho.
In Ha terkejut melihat in Ho yang datang dengan pakaian rapih. “Apa yang terjadi hingga kau mengenakan pakaian itu? Kau kan benci pakai baju seperti itu. Apa kau baru pergi ke acara pernikahan?” Tanya In Ha. In Ha meminta uang. In Ha mengadu kalau Jung telah meyakinkan direktur untuk memblokir kartu kreditnya. In Ha meminta uang karena tidak punya sama sekali. In Ho mengeluarkan amplop yang baru diterimanya, mengambil uang sedikit untuk dirinya dan emberikan sisa dalam amplop pada In Ha. In Ho memnperingatkan bahwa itu terakhir kalinya dia memberi uang. In Ha pergi dan sengaja menjatuhkan uang di meja.
Seol berada di dalam mobil Jung. Jung mencoba membuka percakapan “Sepertinya asisten Heo menyulitkanmu dalam bekerja” seol menjawab “Dia hanya seseorang yang punya sifat pemarah. Ini bukan karena aku tidak tahu. Aku akan belajar bahasa Inggris jika ada waktu. Aku Cuma lagi banyak pekerjaan” kata Seol. “Bahasa Inggris?” Tanya Jung tak mengerti. “Iya, aku dapat konsultasi karir. Aku sedikit buruk di bagian speaking” kata Seol. “Oh aku kenal seseorang yang menjalankan bisnis kursus bahasa Inggris. Kau mau masuk? Kau akan dapat diskon jika mereka tahu kau temanku” kata Jung. “Tidak, tidak perlu” kata Seol. “Kau akan lebih sulit belajar jika semester baru dimulai. Akan lebih baik melakukannya di saat libur” “Itu benar tapi saat ini…” Seol belum sempat melanjutkan kata-katanya ketika Jung mengatakan “Sepertinya di sekitar sini kan?” kata Jung “Iya tepat di sebelah sana” kata Seol. Jung menepikan mobilnya. Seol hendak membuka sabuk pengaman ketika Jung dengan cepat membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. “Tidak..tidak mungkin…dia melakukannya” jerit Seol dalam hati melihat Jung keluar untuk membukakan pintu mobil untuknya. “Terima kasih untuk hari ini. Menyetirlah dengan aman” kata Seol. “Baik” kata Jung. “Masuklah aku akan melihat dari sini” kata Jung “Baiklah” kata Seol berpamitan. Jung nampak mengawasi.
Seol masuk ke kamar. Dia merasa lelah dan bertanya apakah orang-orang juga merasa lelah setelah berkencan. Seol juga merasa lapar, namun sayang dia tidak punya nasi untuk dimakan. Jung mengendarai mobil dan melihat ponselnya bordering. In Ho berusaha menghubungi Jung. jung mengabaikan panggilan In Ho. Setelah berkali-kali menelepon, Jung akhirnya mengangkat telpon. “Hey kau dimana? Datang temui aku” kata In Ho. “Memangnya ada apa?” Tanya Jung. “Apakah kau memblokir kartu In Ha? Ku seharusnya menunggu sampi dia mendapatkan pekerjaan” kata In Ho. “Aku sudah memperingatkanmu kan? Jangan mengganggu (orang-orang) di sekitarku” kata Jung, kemudian menutup telepon. “Apa? hey!” In Ho kesal. Tiba-tiba dia melihat Seol masuk ke toko serba ada. Seol mengambil beberapa mie dan membayarnya ke kasir. “Yang dimaksud peringatan bergaul di sekitarnya? Karena dia?” In Ho bergumam. “Aku tidak mau mendengarkan. Apa yang harus kulakukan?” lanjutnya. Seol mendekat ke arah In Ho, membuka mie cup nya dan memasukkan air panas kedalam cup tersebut. Seol sama sekali tidak menyadari keberadaan In Ho yang berdiri di sampingnya. “Wanita seperti apa yang makan begitu banyak di jam begini seperi pegulat” kata In Ho mengejek Seol. “Hello” kata Seol. “Beli kimchi sana, aku mau beli tapi tidak punya 500 won. Ramen tanpa kimchi seperti roti tanpa kacang merah dan kol bungkus tanpa daging babi. Dan ayam tanpa acar sayur dan apalagi disini?” Seol memberikan uang logam ke In Ho, dan In Ho segera bergerak ke kasir membeli kimchi. “Ini sangat enak” kata Seol pada dirinya sendiri.
In Ho datang membawa kimchi “Selamat makan” katanya setelah membuka tutup kimchi. Seol mengambil kimchi yang telah dibuka “Jangan diamakan, itu punyaku” kata In Ho. “Aku yang bayar” kata Seol tak mau kalah. “Kau membelikannya untukku, jadi ini milikku” kata In Ho “Jadi kita bisa bagi” kata Seol “Bagi dengan benar setengah-setengah” kata In Ho, Seol segera membagi kimchi tersebut. “Itu kebanyakan” kata In Ho sambil menghalangi sumpit Seol “Tunggu..” kata Seol sambil membagi kembali kimchi tersebut “baiklah” kata Seol sambil mulai memakan kimchi dan mie-nya. “Kau terlihat lebih baik berpakaian seperti itu” kata Seol memuji. “Kau juga terlihat lebih baik mengenakan pakaian seperti itu dibanding tadi” kata In Ho. “Kau sudah dapat kerja?” Tanya Seol. “Ya, berkat kau!” kata In Ho menyeruput mie nya. “Kau bisa memakai dua tangan?” Tanya Seol melihat In Ho makan dengan tangan kanan (sebelumnya In Ho pakai tangan kiri waktu makan di restoran daging). “Itu menakjubkan!” kata Seol “Ini?” kata In Ho menunjukkan tangan kanannya. “Aku sebenarnya pakai tangan kanan, tapi karena kecelakaan aku jadi begini” kata In Ho, Seol melihat sekilas lalu melanjutkan makan “Tangan ini…Jung yang melakukan” kata In Ho. Seol tertegun, dia berhenti memakan mie-nya. “Senior? Dia melakukannya pada tanganmu?” kata SSeol bingung. “Kau tidak tahu bagaimana dia hanya dengan melihat penampilan luarnya saja. kau juga harus hati-hati. Aku tidak akan membantumu nanti jika kau dikhianati olehnya dan menangis” Seol tertegun.
Di rumah Jung. Jung menghubungi ayahnya, dia bertanya apakah In Ha menghubungi ayahnya. Ayah mengingatkan Jung untuk tidak terlalu memaksa In Ha. Ayah khawatir In Ha tidak akan berubah jika diopaksa. Jung mendengarkan sambil membuka buku tulisnya dan mewarnai salah satu gambar (?).
In Ho dan Seol berjalan pulang bersama. “Jangan kau pikir Kimchi sebagai pengganti. Belikan aku makanan!” kata In Ho. “Aku juga baru mengalami masa-masa sulit dan terlepas dari itu” kata Seol. “Iya tapi kau mungkin bekerja di temapat yang setidaknya ada Acnya. Bagaimana bisa berat?” kata In Ho menyindir. “Masih lebih baik kalau tubuhmu lelah. Meski sudah bekerja keras atau tidak aku selalu ditunjuk (dikerjai), tidak peduli aku membuat kesalahan atau tidak, mereka pasti mengomel. Mau aku membuat kopi atau tidak aku kena tegur” kata Seol bercerita. “Jadi kau hanya duduk disana dan menerima?” Tanya In Ho “Yah.. hidupmu sepertinya akan makin terjepit. Selalu mengatakan ‘tidak aku baik-baik saja’ dan ‘Ya pak’ ‘Aku akan bekerja keras’ kau mengatakan hal-hal seperti itu kan?” Tanya In Ho pada Seol. “Jika kau menjalani hidupmu seperti itu, kau akan menderita selamanya. Begitulah dunia ini. yah aku tidak tahu. Semua yang kutahu adalah hidup bodoh seperti itu tidak baik. Kau lihat aku pasti benaSer. Jika kau berterima kasih belikan aku makanan.” Kata In Ho. “apa yang harus kita lakukan sekarang? Beberapa daging Hanwoo?” Tanya In Ho. “Kau dan dagingmu. Stress terbesarku adalah kau menjadi parasite untukku” kata Seol kesal.”Apa aku berhutang uang atau sesuatu padamu? Hanya karena aku membiarkanmu sampai sekarang, kaubenar-benar sesuatu ” kata Seol. “Benar, kau harus berteriak dan melawan bodoh!” kata In Ho sambil memukul kepala Seol. “Dah!” kata In Ho kemudian pergi. “Dia seperti penipu” kata Seol. Seol sampai di rumah dan segera merebahkan diri di tempat tidur. “Huff aku kenyang, sekarang aku rasa, aku bisa hidup” seol memikirkan In ho “Dia tidak seperti orang jahat. Apa yang terjadi antara dia dan senior Jung?” tiba-tiba ponselnya berbunyi.Seol terkejut melihat pengirim pesan “Apa dia mendengarku?” Jung mengirim sebuah peta lokasi “Aku sudah bicara dengan tempat kursus, jadi pastikan kau pergi” Seol tersenyum “wah dia benar-benar bergerak cepat. Apa tidak apa-apa bagiku untuk terus menerima seperti ini?” kata Seol “Terima kasih” balas Seol.”Dan juga, hari ini sangat menyenangkan” Jung membaca pesan dari Seol “Dan aku merasa tak enak karena kau membayar semua. Lain kali aku yang membeli makanan” tulis Seol. Jung tersenyum “Baik, tidur yang nyenyak” “Kau juga, sampai jumpa” tulis Seol. “Ini yang harus kulakukan kan?” kata Seol.
“Gratis?” Tanya Seol saat berada di tempat kursus. “Bukan diskon tapi gratis?” Tanya Seol meyakinkan? “Ya, itu merupakan intruksi khusus dari bos” kata customer service. “Baik aku mengerti” kata Seol. “Kau tidak jadi mendaftar?” Tanya wanita itu. “aku akann segera kembali” kata Seol, Seol terkejut melihat foto In Ho dipasang sebagai promosi. “Wow mereka terlihat mirip” kata Seol. Ketika keluar dari ruangan SSeol bertemu InHo “Hey bulu anjing! Apa yang kaulakukan disini? Kau kursus disini?” Tanya In Ho “Apa yang kau…disini?” Seol nampak kaget “Aku sudah bilang aku dapat kerja. Aku kerja disini. Aku nmodel iklan dan asisten guru untuk kelas anak-anak. Aku melakukan kerja yang lain juga. Tapi kenapa kita kerap bertemu ya? Mulai saat ini kita harus makan, makan jajanan, dan minum bersama. Bagus juga aku disini” kata In Ho. “Selamat untuk pekerjaannya, kembalilah bekerja” kata Seol. Menuju jalan pulang, Seol menduga-duga kenapa bisa bertemu In Ho. Seol bertemu tetangganya, Joo Young yang tengah memuji seseorang. Joo Young mengenalkan Seol pada anak pemilik rumah sewa yang baru saja memperbaiki jendelanya. Joo Young menyarankan pada Seol untuk memeriksa juga jendela kamarnya karena baru-baru ini banyak kasus penguntit dan pencurian. Seol setuju, dia mengajak si pria ke kamarnya untuk membetulkan jendela kamarnya. Tiba-tiba Jung menelepon. Seol memberitahu bahwa dia sudah pergi ke tempat kursus dan ternyata gratis. Jung nampak tengah berjalan di koridor. Jung bilang dia tidak tahu, lalu mengatakan kalau kemungkinan gratis karena Seol temannya Jung. Seol merasa tidak enak karena tidak membayar. Jung menyuruh Seol untuk membiarkan dan menjalani dengan senang hati. Jung menanyakan keberadaan Seol. Seol memberitahu bahwa cucu pemilik kos-an sedang memperbaiki jendela.
Jung datang menemui kepala kursus. Mereka nampak sudah saling kenal. “Aku hanya ingin bertemu karena sudah meminta bantuan” kata Jung. “Ah itu bukan apa-apa tidak perlu sampai seperti ini” kata si bos. “Tetapi siapa temanmu? Sampai kau meminta bantuanku? Siapa dia? Pacarmu?” Tanya si bos. “Aku belum memberitahu ayahku, jadi tolong tetap rahasiakan ini” kata Jung. “Wah jadi aku yang pertama dikenalkan sebelum direktur?” Jung mengangguk “Sungguh kehormatan bagiku” kata si bos. Jung nampak malu. Mata Jung terpaku pada pamfket yang ada di meja yang menunjukkan wajah In Ho sebagai model. “Ngomong-ngomong bagaimana kabar direktur? Apa dia baik” kata bos “Ya” kata Jung singkat sambil memandang pamflet tersebut. “Ada apa? kau mengenalnya?” Tanya bos melihat Jung memandangi pamfletnya. “Ya” kata Jung pendek.
Seol tengah bekerja ketika Heo datang menyuruhnya mengerjakan sesuatu dan harus diselesaikan hari itu juga. Seol meyakinkan apakah harus benar-benar diselesaikan mengingat ada beberapa yang membutuhkan banyak data. Namun Heo membantah, dia menyuruh Seol mengerjakannya karena tinggal mengetik saja. Seol tiba-tiba ingat kata-kata In Ho malam sebelumnya. Seol menolak tugas yang diberikan karena masih banyak yang harus dia selesaikan. Heo memarahi Seol dan menyuruhnya tetap mengerjakannya. Tiba-tiba nona staff menyela, menegaskan bahwa tugas yang Heo berikan masih ada waktu dikerjakan hingga dua minggu lagi. Heo merasa malu tertangkap basah. Dia mencoba memberi alasan bahwa selesai lebih awal lebih baik. Tiba-tiba Jung datang. Dia membawakan kopi. Nona staff menyuruh Jung membawa Seol pergi. Heo menjadi salah tingkah.
Di luar, Seol berterima kasih pada Jung atas kursus yang dia ikuti. “Apa ada hal menarik?” Tanya Jung. Seol berpikir “Apa sebaiknya aku tidak membawa soal In Ho ya? Mereka sepertinya tidak dalam hubungan yang baik dan Jung akan bad mood” batinnya. “Ya tidak ada sesuatu yang menarik” kata Seol “Oh begitu. Itu bagus” kata Jung dengan tatapan kecewa.”Tapi apa yang membawamu sampai pagi-pagi sudah ada disini?” Tanya Seol. “Aku hanya ingin melihatmu sebelum masuk kelas. Kenapa? Kau tidak suka?” Tanya Jung menggoda. “Tidak bukan begitu” kata Seol tersenyum malu. “Aku harus pergi, nanti kutemui setelah kelas berakhir” kata Jung. Jung meninggalkan Seol dengan ekspresi wajah yang aneh, dalam hati dia berkata “Tidak ada yang menarik?” tampaknya Jung kecewa Seol tidak menceritakan soal In Ho yang sudah pasti bertemu Seol di tempat kursus.
Nam Ju Yeon berada di ruang kantor manajemen, nampaknya dia hendak meminta cuti untuk belajar ke luar negri. Nona staff menyayangkan kepergian Ju Yeon mengingat GPAnya bagus. Seol masuk ke dalam kantor. Nona staff nyaris memberitahu Ju Yeon kalau Seol dan Jung pacaran, Seol berhasil menahannya. Ju Yeon ingin bicara dengan Seol,
Ju Yeon dan Seol keluar gedung dan bicara. Ju Yeon menyindir Seol yang dulu bilang tidak ada hal penting anatara Seol dengan Jung, namun sekarang Seol dan Jung pacaran. Seol berharap Ju Yeon tidak marah. Ju Yeon mengaku kalau dia tidak suka dengan Seol karena Seol lebih pintar secara akademis. Ju Yeon juga menggatakan setelah insiden makala, Jung jadi dingin padanya. Ju Yeon mengaku kalau dia yang mengirim tunawisma mabuk kepada Seol Seol mulai marah. Ju Yeo mengatakan bahwa dia tidak bermaksud menyakiti Seol, Dia memanggil dan memberitahu Jung, namun Jung pergi. Ju Yeon menjelek-jelekkan Jung yang tidak mau menolong Seol. Namun Seol malah menyalahkan Ju Yeon dan menunjukkan lukanya. Ju Yeon meminta maaf dan merasa bersalah. Seol kembali memarahi Ju Yeon yang baru minta maaf sekarang, padahal kejadiannya sudah lama. Seol juga menegur Ju Yeon yang berusaha menjatuhkannya di sekolah dan menginginkan pria juga. Seol menyindir Ju Yeon yang menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia lakukan sendiri. Ju Yeon yang terpojok kembali meminta maaf, namun Seol meragukan permintaan maafnya. Seol berkata bahwa dia tidak ingin melihat Ju Yeon lagi. Setelah Seol pergi, Ju Yeon mengatakan bahwa Seol dan Jung sama-sama keras.
Kembali ke waktu saat Seol diserang tuna wisma. Terlihat Seol keluar dari gedung bersama satpam. Ju Yeon mengintip dari balik tembok. Ju Yeon terkejut melihat luka di tangan Seol. “Aku terlambat” kata Jung mengangetkan Ju Yeon. “Senior apa yang kau lakukan disini?” Tanya Ju Yeon. “Aku menghubungi petugas keamanan” Ju Yeon terperangah “Kau seharusnya berhenti saat memiliki kesempatan” kata Jung “Aku datang karena aku khawatir pada Seol” kata Ju Yeon sambil menggenggam tangan Jung. “Aku tidak tahu akan jadi begini. Bisakah kau membiarkannya kali ini saja senior? tolong” Jung menatap meremehkan “Kau benar-benar tidak ada harapan” kata Jung sambil melepaskan genggaman Ju Yeon sambil tersenyum mengejek. “Tetapi aku akan mendengarkan permintaanmu, begini” Jung mengulurkan tangannya ke wajah Ju Yeon dan mengusapnya “Kau…aku tidak ingin melihatmu lagi” kata Jung. kembali ke masa kini, Ju Yeon berjalan sambil bergumam “aku tidak akan memberitahu bahwa seniorlah yang telah menolongmu Seol. Dan senior bukan pria hangat seperti yang kau pikirkan”
Di kelas Seol tidak bisa konsentrasi. “Jika Joo Yeon mengatakan yang sebenarnya mengapa Yoo Jung ? mengapa dia memintaku jadi pacarnnya? Bagaimana perasaannya” kata Seol dalam hati. Keluar kelas, Seol mendapat panggilan dari Jung, Seol mengabaikan panggilan tersebut. “Bulu anjing!” panggil In Ho mengagetkan Seol “Dah!’ kata Seol tak berminat menanggapi. “Apa ada sesuatu yang salah? Tanya In Ho. “Tidak” kata Seol. “Aku pulang dulu” kata Seol. “Pergi kemana? Ikut aku” kata In Ho sambil menarik Seol ke sebuah ruangan. In Ho menyuruh Seol membantunya membuat pesawat kertas dari kertas tes yang akan diberikan pada anak-anak. In Ho mempraktekkan bagaimana dia akan memberikan pesawat itu pada anak-anak dengan menerbangkannya ke arah mereka. Namun pesawat yang dilemparkan terbang tidak tepat sasaran, Seol yang melihat mentertawakan ‘kebodohan’ In Ho. Seol menunjukkan bagaimana melipat pesawat yang benar sehingga bisa terbang tepat sasaran. Seol mempraktekkannya dengan menerbangkan pesawat tersebut dan berhasil. Seol tertawa mengejek In Ho. In Ho tidak marah namun senang karena Seol bisa tertawa “Dia tertawa” kata In Ho dengan senyum penuh arti.
Ketika keluar dari tempat les mereka baru tahu kalau hujan turun. “aku tidak bawa payung” kata Seol. “Kita lari sampai toko depan, yang kalah membeli payung” kata In Ho “Aku tidak mau” kata Seol, In Ho mulai menghitung “satu..” “aku tidak akan melakukannya” “tiga” “aku bilang aku tidak akan melkukannya” kata Seol mengejar In Ho yang lebih dulu belari. Mereka berlari sambil saling menarik dan menjatuhkan supaya menang.
“Aku menyimpan uangnya” kata Seol sambil berjalan bersama In Ho yang memegang payung “Gadis macam apa yang curang Cuma karena uang” kata In Ho “Pria macam apa yang begitu murah mengeluhkan hal seperti itu. Kau terus mendorongku untuk mengalahkannku” kata Seol. “Lupakan, lupakan. Setidaknya aku bisa membeli payung ini” kata In Ho. “Kenapa kau terlihat sedih saat di tempat kursus? Ada yang salah kah?” Tanya In Ho “Tidak” kata Seol “Bohong, itu sudah jelas kok” kata In Ho. “Hujannya berhenti” Kata Seol. In Ho menutup payung. “Yang kau katakana waktu itu. Tentang tanganmu. Apa benar Yoo Jung yang melakukannya?” Tanya Seol “Kenapa? Kau lebih percaya padaku sekarang setelah menghabiskan waktu bersama Jung?” Tanya In Ho. “Aku bertanya padamu, apakah itu benar?” kata Seol “sesuatu terjadi dengannya kan? Tanya In Ho “Tidak” kata Seol singkat. “Berhenti mengatakan tidak dan beritahu aku. Jika kau terus menyimpannya kau akan menua” kata In Ho “Ah yang benar saja. kau tidak berhenti bergurau” kata Seol. “Hey aku tidak bercanda, kau benar-benar terlihat tua. Lihat dirimu di cermin. Kau menua dengan cepat” kata In Ho. Seol menghentikan langkahnya dan terpaku.
“Senior” kata Seol menghampiri jung yang berdiri di depan rumahnya. Jung melihat kearah Seol dan In Ho. Dia mendekat, “Bukankah kau bilang ada pencuri di sekitar tempat ini? Aku mengecek pintu dan jendela untuk berjaga-jaga.” Kata Jung perhatian. “Iya” kata Seol. “Wah aku terkesan, Jung yang agung mencemaskan orang lain” kata In Ho. Jung mengalihkan pandangan ke In Ho dan berkata dengan dingin “Karena dia adalah pacarku” kata Jung tegas. In Ho tak bisa menutupi keterkejutannya.
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In Trap Episode 5
Komentar
Episode kali ini menghadirkan lebih banyak interaksi antara In Ho dan Seol. Sepertinya penonton akan dibuat bimbang memilih Jung atau In Ho. Jung meski dingin dan terkesan tidak peduli dan kaku sebenarnya sangat memperhatikan Seol. Tidak hanya mencarikan Seol pekerjaan, dia juga membantu Seol untuk bisa kursus bahasa inggris. Hanya mungkin cara Jung menunjukkan perasaannya terhalang oleh karakternya yang dingin namun polos. Jung memiliki sifat kanak-kanak yang belum sepenuhnya hilang dan terkadang muncul saat dia menghadapi Seol.
Sementara In Ho sosok yang blak-blakan dan apa adanya. In Ho memiliki keadaan yang tak jauh bebeda dengan Seol sehingga wajar jika mereka tidak ada jarak, berbeda saat Seol bersama Jung.
Ada beberapa hal menarik terkait Jung. Nampaknya Jung memiliki kelainan psikologis, dapat dilihat dari caranya mengatasi masalah dan bagaimana dia mengisi waktu luangnya dengan mengerjakan hal bersifat detail seperti membuat kupu-kupu dari kertas dan mewarnai bukunya yang bergambarbanyak bunga. Tidak sabar rasanya menunggu semuanya terungkap. Yang pasti saya tetap yakin kalau Jung memang tulus kepada Seol namun kita harus menunggu alasan atau kejadian apa yang membuat Jung jatuh hati pada Seol,