SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 1

Baru sinopsis, SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 1 , Cheese In The Trap drama yang diangkat dari webtoon popular berjudul sama mulai ditayangkan tangga 4 Januari lalu. Pada pemutaran perdananya drama ini berhasil menarik perhatian para netter. Hasil perolehan ratingnya pun tidak mengecewakan, 3.597. Termasuk tinggi untuk tayangan drama di tv kabel. Respon positif juga datang dari berbagai komentar yang tersebar di beberapa situs. Sebagian besar merasa terhibur dengan cerita yang disajikan dan mereka juga memuji penampilan para pemain yang seakan ‘dirasuki’ tokoh-tokoh dari webtoon-nya.

~SINOPSIS Cheese In The Trap Episode 1~

Bora memanggil-manggil Seol berusaha membangunkannya. Namun Seol yang mabuk berat seakan tidak mendengar panggilan Bora. Seol terbangun dan meracau. Dia mengacung-ngacungkan jarinya dan berbicara tak karuan menyalahkan seseorang. 


Di seberang meja, nampak Jung tengah bermain billiard bersama temannya. Seol duduk dan sambil mabuk berkata “Kalian tahu aku akan mengambil cuti” Eun Taek membalas dengan mengatakan “Iya aku juga akan mengambil cuti” seraya tersenyum pada Bora. Seol kembali mengulangi kata-katanya “Aku akan mengambil cuti” kemudian dia berabjak dari kursinya dan menunjuk ke arah meja billiard “Aku begini karena dia!” tepat saat itu Jung menoleh ke arahnya, Seol tersentak dan tak dapat menahan keseimbangan tubuhnya, dia jatuh terlentang diiringi jeritan kaget Bora. Jung menghampiri Seol yang terjatuh, Seol berkata dalam hati “Kau senang sekarang? Aku akan menghilang dari penglihatnmu” seraya menatap Jung yang terlihat khawatir. “Iya aku akan mengambil cutidan itu semua ada alasannya. Alasanku adalah…”


Setahun yang lalu, Seol datang ke restoran dimana Bora dan teman-teman seangkatannya tengah minum-minum di pesta penyambutan mahasiswa baru. Kedatangan Seol disambut senyum manis Bora. “Seol akhirnya kau kembali. Selama setahun ini kau bekerja keras demi mendapatkan uang untuk membayar kuliah, kau pasti sangat lelah” Bora mempersilahkan Seol duduk. “oh iya perkenalkan ini Eun Taek” kata Bora. Eun Taek tersenyum dan memperkenalkan dirinya. Sang Chul, senior yang mengkoordinir acara tersebut memaksa Jae Woo untuk meminum soju yang dituang di daun selada yang berisi daging. Jae Woo menolak. Sang Chul melihat Seol dan menjadikannya target.  Seol tak punya pilihan selain menuruti seniornya, Sang Cheol. 


Seol tersedak dan memuntahkan selada berisi daging tersebut, tepat pada saat itu Jung datang. Jung menatap Seol dengan tatapan jijik. Bora memberitahu Seol mengenai Jung. “Dia adalah senior kita, dia masuk wamil saat kita masih baru masuk” Bora melanjutkan “Lihat saja sebentar lagi Ah Yung dan Jung Yeo Nam akan mulai menempel” Seo melihat Ah Yung berusaha menarik perhatian Jung namun usahanya dihalangi Jung Yeo Nam yang kemudian berusaha menuangkan bir ke gelas Jung. Jung menolak dengan sopan dan hendak mengambil teko berisi bir. Mereka saling berusaha menarik teko hingga pegangan Jung terlepas dan teko tersebut oleng, isinya tumpah menyiram rok yang dikenakan Yeo Nam. 

Seol tertegun. Dia yakin melihat Jung sengaja melepaskan pegangan. Dia makin terkejut melihat seutas senyum di sudut bibir Jung. Seol tersenyum sinis melihatnya, tepat pada saat itu Jung menatap ke arahnya. Jung nampak terkejut mengetahui Seol memergokinya, namun Seol segera membuang muka.

Saat mencuci tangannya di toilet, Seol memikirkan kejadian yang baru saja dia lihat, dia seakan tak percaya Jung tega berbuat demikian. Saat keluar dari toilet, dia melihat Sang Cheol tengah duduk ditangga menghitung uang. Seol menyapa Sang Cheol. Ketika menuruni tangga Seol bertemu salah seorang temannya yang menghampiri Sang Cheol. Seol mendengar teman Sang Cheol menyanyakan perihal uang saweran dari teman-teman untuk membayar makanan mereka hari itu. Namun Sang Cheol hanya memberikan sedikit dan mengatakan sisanya akan dibayar oleh Jung. Karena Jung kaya dan murah hati. Seol nampak tertegun, namun segera turun. Di ujung anak tangga, Seol melihat Jung tengah berdiri dan nampak sibuk dengan ponselnya. Seol memberi salam dan bergegas pergi dengan perasaan kacau.

Sang Cheol mendatangi Seol yang tengah bercengkrama dengan Bora dan Euntaek. Sang Cheol nampak sangat marah. Dia menghardik dan menuduh Seol yang telah memposting berita perihal penggelapan dana saweran dari teman-teman. Seol nampak bingung dan menolak tuduhan tersebut. “mengaku saja, saat itu kau juga ada di sana dan mendengar pembicaraanku. Kalau bukan kau siapa lagi?” Seol tertegun, dia ingat bertemu Jung di bawah tangga. Jung dan Jung Yeong Nam datang, Jung tersenyum tipis dan menghampiri mereka. Jung berusaha menenangkan Sang Cheol yang marah. 

Seol tidak terima dengan tuduhan Sang Cheol. Seol menuding, Jung sebagai pelakunya. “Itu tidak mungkin” kata Jung Yeo Nam. “Kak Jung lah yang telah membantu Sang Cheol saat dia hampir dikeroyok teman-teman. Dia bahkan mengembalikan uang mereka dengan uangnya sendiri” kata Jung Yeong Nam. Seol menghampiri Jung. “Apa benar bukan kau pelakunya?” Seol menatap tajam ke arah Jung. Jung merespon dengan tersenyum, “menurutmu?” “Aku hanya ingin kau katakana dengan jelas bahwa bukan kau pelakunya” kata Seol dengan geram.


Sejak kejadian tersebut hubungan Jung dan Seol menjadi tidak mengenakkan. Seol sempat bertemu dan memberi salam kepada Jung di kantin. Namun Jung melewatinya tanpa membalas sapaan Seol. Keluar dari kantin, Seol bertemu Jung Yeo Nam, Yeo Nam menegur Seol “Bahkan sekarang kau tidak menyapa Kak Jung meski bertemu dengannya? Kau benar-benar keterlaluan, senior baik pada semua orang kau terlalu arogan,” Seol gelagapan, dia hendak menjelaskan ketika tiba-tiba Jung datang membawa kopi. Jung menyapa Seol dengan ramah, dia memberikan kopi pada Jung Yeo Nam dan juga kepada Seol. “Apa? bagaimana ini terjadi bagaimana dia bisa….” Yeo Nam tersenyum sinis “Bahkan meski kau bersikap kasar, senior masih baik padamu” sambil berlalu bersama Jung. Seol tak tahu harus berkata apa, dia merasa dipecundangi.

Di lain hari, Bora nampak cemas karena Seol belum datang ke kelas. Dia menghubungi Seol. “Seol kau sedang qapa? Kenapa belum datang? Hari ini professor akan mengadakan kuis , kau tidak bisa mengulang jika tidak datang” setengah mengantuk Seol menjawab “Aku masih dirumah, bukankah kelas dimulai jam 1?” “Apa? siapa yang bilang? Kelas dimajukan jadi jam 10” kata Bora “Ketua angkatan yang memberitahuku” kata Seol mulai panik. “Apa? hai kau Jung Yeo Nam! Apa kau yang bilang ke Hong kalau kelas jam 1?” sambil tersenyum sinis Yeo Nam berkata “Ups maaf sepertinya aku salah memberi informasi” di sebelahnya Jung nampak gelisah. Seol berlari menuju kampus. Bora menghitung detik demi detik. Dia berkata pada Eun Taek seandainya ada yang menculik professor sehingga dia tidak masuk dia akan menciumnya. Eun Taek nampak terkejut dan gugup. Tiba-tiba pintu terbuka. Ternyata yang datang asisten Heo. Asisten Heo memberitahu bahwa professor tidak dapat mengajar hari itu, Bora berteriak tertahan namun kegembiraannya hanya sesaat ketika Heo menjelaskan bahwa dia yang akan menggantikan dan tetap mengadakan kuis. Bora semakin cemas karena Seo tidak kunjung datang. Eun Taek memegang kedua pipi Bora dan berkata “Bora, aku akan segera kembali,” seraya menyelinap keluar lewat pintu belakang. 


“Hei kau mau kemana? Apa kau mau ke toilet di saat seperti ini?” . Tiba-tiba Eun Taek muncul dari pintu depan berpura-pura terlambat. Heo mengijinkannya masuk. Namun Eun Taek malah menuju meja Heo. Dia merampas kertas yang ada di meja Heo seraya berkata “Guru, aku mencintaimu” lalu berlari keluar. Heo terkejut dan langsung mengejarnya. Nampak seisi kelas terbengong-bengong dengan aksi Eun Taek. 

Eun Tae berlari keluar dia melihat Seol yang hendak menaiki tangga dan menyuruhnya untuk bersembunyi. Eun Taek melemparkan kertas ke tempat lain, sehingga Heo tidak melihat Seol. Saat akan mengambil kertas, Eun Taek merebutnya lalu berlutut seraya mengangkat tangannya menyerah. Dia berkata “Aku mencintaimu” namun malah mendapat pukulan dari Heo yang kesal. Kesempatan itu digunakan Seol untuk ke kelas. Bora menyambutnya dengan senang. Seol segera duduk disamping Bora. “Apa kau bertemu Eun Taek diluar?” Tanya Bora. “Iya dia ada di luar..” belum sempat menyelesaikan kalimatnya Eun Taek masuk bersama Heo yang kesal dan masih memukuli kepalanya dengan kertas. Dia menyuruh Eun Taek untuk duduk. Eun Taek disambut dengan suka cita oleh Seol yang lansung memujinya. Eun Taek memberi sinyal pada Bora menagih janjinya untuk mencium Eun Taek. Namun bukan ciuman melainkan pukulan yang diterima. Seol nampak lega namun juga lelah. Dia melihat ke arah Jung yang nampak tersenyum seakan mentertawakan dirinya yang terlambat.

Masih di tahun yang sama, Seol sempat bertemu Jung yang tengah menunggu pintu lift terbuka. Tak ingin berurusan dengan Jung, Seol memilih turun melalui tangga. Namun saat tengah menuruni tangga dia terjatuh sehingga semua dokumennya berserakan. Tiba-tiba Seol melihat seseorang menginjak dokumennya. Ternyata Jung yang menginjak, dengan dingin Jung berkata “Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk berhati-hati” Seol tercekat, tak tahu harus berkata apa. karena peristiwa-peristiwa itulah Seol memutuskan untuk cuti.


Kembali ke masa kini. Seol yang tengah bekerja part time dikunjungi Bora. Bora bertanya mengenai keadaan Seol, setelah semalam Seol mabuk berat. Seol mengatakan bahwa di baik-baik saja dan akan mengambil cuti. Bora menyodorkan buku tabungan dan stempelnya. “Ambillah dan pakai untuk membayar uang kuliah. Ini hanya uang yang kukumpulkan dari sana dan sini” Seol tercekat dia segera menolaknya. Namun Bora memaksa Seol “Ambillah! Jika kau mengambil cuti lagi kau akan terlambat lulus. 


Usia wanita untuk bekerja terbatas, saat kau lulus kau terlalu tua untuk bekerja” kata Bora. Seol tetap menolak. Tiba-tiba ponsel Bora bordering. Bora nampak senang mendengar berita yang disampaikan Eun Taek. “Ada apa? ada kabar baik apa?” kata Seol penasaran, “Kau mendapat beasiswa penuh Seol!” Seol terkejut. Malam itu Seol memandangi kartu beasiswa yang didapatnya dan berpikir bagaimana mungkin dia begitu beruntung.

Hari pertama di kampus, Seol bertemu Eun Taek dan Bora di halaman depan kampus. Seol segera menarik mereka dan berlari tergesa “Ada apa ini?” kata Bora bingung “Apa kau lupa? Kita harus ke ruang computer sebelum terlambat” semua mahasiswa nampak ikut berlari. Mereka masuk ke ruang computer dan berebut mencari tempat kosong. “Baiklah teman-teman, kita harus pastikan mendapat kelas yang bagus kali ini. Jangan lupa untuk memilih kelas professor Han lebih dulu” kata Seol. 


“Baiklah" kata Eun Taek “Ayo bersiap jangan sampai kau terlambat menekan enter”. Tepat pukul 9 para mahasiswa buru-buru menekan tombol enter dan menunggu dengan cemas. Seol berteriak senang saat tahu dirinya berhasil terdaftar di kelas guru Han. Demikian pula dengan Bora. 

Bora mengeluh karena mendapat kelas pagi semua dan bertanya pada Seol bagaimana dia bisa mendapat kelas siang semua. Eun Taek mencandai dengan mengatakan bahwa jari Bora pendek sehingga terlambat mengetik. Bora nampak kesal dan memukul Eun Taek. Saat berjalan menuju tangga mereka bertemu Jung yang tengah berdiri sendirian. Tiba-tiba datang Jung Yeon Nam dan Kim Sang Cheol. Bora, Seol dan Eun Taek memberi salam pada Sang Cheol dan Jung. 


“Kau pasti merasa senang kan karena bisa kembali kuliah?” kata Yeon Nam. “Tapia pa kau tahu keberuntunganmu terjadi diatas kesialan senior Jung?” Seol tertegun tidak mengerti. Sang Cheol melanjutkan “Makalah Jung dihilangkan oleh asisten Heo saat akan diserahkan sehingga dia gagal mendapat beasiswa” Seol tercekat tak percaya. “Sekarang karena kau sudah kembali bukankah harus dirayakan? Bagaimana jika mentraktir kami makan?” kata Sang Cheol kepada Seol. Seol gelagapan karena ditodong tiba-tiba. Jung meraih pundak Sang Cheol, “Kak untuk hari ini biar aku saja yang mentraktirmu” Jung membawa Sang Cheol pergi. Seol masih tak percaya. Seol masuk ke perpustakaan. Dalam hati dia masih bertanya-tanya “Aku ingin cuti karena senior namun malah dia yang membuatku kembali” Seol log in ke computer untuk melihat jadwal kuliahnya. Saat tengah memeriksanya dia dikejutkan dengan kedatangan Jung. “Seol!” Seol menoleh kaget dia merasa gugup “Apa kau mau makan siang bersama?” kata Jung dengan ramah. Namun Seol malah nampak ketakutan “Aku tidak biasa makan siang” kata Seol seraya membungkukkan badan pamit. Dia bergegas keluar perpustakaan. Jung nampak diam kecewa, dia melihat kearah computer yang menyala. Dia membaca jadwal Seol dengan seksama. 


Di luar perpustakaan, Bora dan Eun Taek menunggu Seol. Mereka bertanya “Bagaimana makan siangmu dengan senior?” “Apa kalian yang memberitahu aku disini?” kata Seol. “Iya, dia bertanya pada kami jadi kami memberitahunya,” Seol nampak jengah. Sementara dari dalam perpustakaan nampak Jung tengah memandang Seol dan teman-temannya dari jendela. “Seol aku rasa kau berlebihan menilai senior. Dia sangat baik” Seol tak menggubris Bora. Jung tersenyum melihat Seol dan teman-temannya.

Di kelas professor Han, semua mahasiswa nampak berkumpul sehingga kelas terlihat sesak. Saat professor Han datang, dia meminta mahasiswa yang tidak terdaftar untuk keluar dari kelasnya karena dia tidak akan menerima yang tidak tercatat. Prof Han mulai mengabsen daftar hadir. Namun hingga akhir nama Seol tak kunjung disebut. “Maaf professor, apakah kau melewatkan namaku?” kata Seol. “Kau sudah menyebutkan semua, siapa namamu? Apa kau yakin sudah mendaftar?” kata prof. “Namaku Hong Seol, aku sudah mendaftar bersama temanku” kata Seol diiringin anggukan dari Bora. Namun prof tidak menemukan nama Seol dan menyarankannya untuk menanyakan ke tempat lain.

Seol menemui asisten Heo dan memintanya mengecek namanya. Asisten Heo membaritahu bahwa Seol telah membatalkan kelasnya. Seol terkejut, dia tidak merasa melakukannya. Namun ass Heo tidak mau diganggu dan menyuruh Seol keluar.



Di kelas Seol nampak memikirkan kesialan yang terjadi. Tiba-tiba Jung datang menghampiri dan menyapanya. Seol terkejut karena Jung ada di kelas yang sama. Jung nampak tenang dan mengatakan dia memilih kelas tersebut karena terlihat menyenangkan. Seol mengutuk dalam hati, dan dia tiba-tiba ingat di hari saat jadwalnya di batalkan adalah hari dimana dia bertemu Jung di perpustakaan. Dia curiga Jung pelakunya. Setelah kelas usai, Jung mengajak Seol makan bersama namun Seol menolaknya karena masih ada hal lain yang harus dia urus.


Seol menemui prof Han dan memintanya untuk menerimanya di kelas. Namun prof Han menolak. Dia tidak bisa merubah aturan. Tepat pada saat itu prof Kang datang membawa kopi. Prof Han menyarankan Seol mengambil mata kuliah prof Kang karena sebenarnya sama saja. Seol nampak ragu. Prof Kang berkata “Kenapa kau tidak mau? Apakah kau takut berada dalam kelasku? ‘si penyihir Kang’ itu nama julukan yang mereka berikan padaku” Seol nampak tak enak hati. Dia menganggukkan kepalanya setuju. 


Jung menemui ass Heo dan menanyakan bagaimana caranya untuk mencari tahu siapa yang merubah jadwal. Heo mengatakan bahwa IP dari jadwal Seol dirubah berada di perpustakaan dan kemungkinan bisa dilihat dari rekaman CCTV


Jung datang ke café tempat Seol bekerja. Seol terkejut karena Jung tahu tempat dia bekerja. Jung membeli kopi dan creepes Strawberry. Saat Seol menyerahkan pesanannya, Jung menolak creepes yang disodorkan Seol dan mengatakan creepes itu untuk Seol. 



Seol merasa terjebak dan tidak tahu harus berkata apa.

Dari tempat kerja Seol berlari menuju kampus untuk kuliah. Dia datang terlambat dan disambut prof Kang dengan tatapan sinis. Prof Kang menegaskan bahwa dia hanya mentolerir keterlambatan sebanyak 3 kali. Lewat dari itu maka mahasiswa dianggap gagal. Seol tertegun tak menyangka prof Kang bisa begitu tegas. Seol makin terpojok saat dia ketahuan tidak membawa buku teks. Seol meminjam buku pada Min Soo.

Seol mencari buku di perpustakaan. Tiba-tiba Min Soo menghampiri. Dia meberitahu bahwa dia melihat Seol saat di perpustakaan beberapa waktu yang lalu. Dia juga mengatakan bahwa dia melihat siapa yang memakai computer setelah Seol. Seol termangu, Min Soo memberitahu bahwa dia melihat Jung berdiri di depan computer. Bora menghibur dan mengatakan tidak mungkin Jung yang melakukannya. Tiba-tiba Jung datang menghampiri. “Apa kau masih berpikir kalau aku pelakunya?” kata Jung dengan santai. “Lalu apa kau akan mengakuinya?” kata Seol. “Mari kita buktikan, hari ini jam 6 aku tunggu di depan perpustakaan. Kita lihat cctv bersama” kata Jung. Seol setuju.

Jung sengaja menghubungi Jung Yeo Nam yang tengah berkumpul bersama Jae Woo dan Sang Cheol. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa ikut makan bersama karena sudah berjanji pada Seol akan menemaninya melihat cctv di perpustakaan. Jung Yeo Nam menyampaikan pesan Jung kepada teman-temannya, seraya mengeluh kenapa Seol harus minta ditemani Jung. Sang Cheol nampak gusar. Dia membatalkan makan malam dengan alasan ada tugas yang belum selesai. Dari jauh, Jung menatap tajam teman-temannya.

Jung nampak datang ke kantor penjaga keamanan. Sementara di luar, Seol, Bora dan Eun Taek menanti Jung yang tak kunjung datang. Mereka memutuskan mengecek cctv tanpa menunggu Jung. Bora membujuk penjaga untuk memperbolehkannya melihat cctv, karena dia ingin menemukan dompetnya yang hilang. Dompet tersebut berisi foto kenangan ibunya. Nampak Seol dan Eun Taek berpura-pura sedih untuk mendukung cerita Bora. Penjaga keamanan akhirnya luluh dan beralasan akan melakukan pengecekan. Bora segera berlari kea rah computer, Eun Taek mencoba mencari rekaman gambar, namun saying mereka hanya bisa melihat bagian punggung bukan wajah karena kamera diletakkan di area yang lain. Mereka melihat Jung menghampiri Seol. Bora nampak bergurau mencoba menebak isi pembicaraan Jung dan Seol. Mereka melihat Jung menghampiri meja computer namun dia hanya sebentar dan berlalu, jam menunjukkan kalau Jung pergi sebelum jadwal dirubah. Dengan kata lain bukan Jung pelakunya. Tiba-tiba penjaga keamanan datang dan mengusir mereka, sehingga mereka tidak sempat melihat siapa yang datang pada saat jadwal Seol dirubah. Di layar nampak Sang Cheol berjalan ke arah meja computer.


Jung dan Sang Cheol berhadapan. Pada kilas balik diperlihatkan Sang Cheol datang ke ruang cctv pada jam 5 dan terkejut melihat Jung sudah ada di dalam ruangan. “mengapa kau melakukannya?” kata Jung. “Maafkan aku, aku tidak bermaksud mencelakai Seol, tolong selamatkan aku. Aku hanya berpikir bahwa jika aku menggagalkan mata kuliah tersebut aku bisa menghindari kelas prof Kang, Kau tahu kalau semester lalu dia tidak meluluskanku. Aku harus segera lulus supaya bisa cepat mendapat pekerjaan dan membantu keluargaku.” Jung hanya tersenyum sinis. “Lagipula aku juga sial karena saat aku membatalkan kelas itu seseorang mengambilnya, sehingga aku tetap tidak berhasil merubah kelas,” Jung berkata dengan dingin “Senior, apa kau tahu bahwa tidak ada cctv di depan computer?” Sang Cheol tercekat. Dia sadar telah dijebak oleh Jung.

Seol dan Bora berpisah. Saat berjalan pulang Seol bertemu Jung di jalan. Seol merasa tidak enak sudah menuduh Jung. Dia meminta maaf. Jung hanya tersenyum dan mengatakan bahwa Seol harus mengganti rugi karena sudah menuduhnya. Seol bertanya apa yang bisa dilakukan “Makan denganku” kata Jung dengan senyum penuh arti. Seol menghela nafas dan pamit. 


Di kamarnya Seol memutuskan untuk melupakan kejadian hari itu. Dia akan menganggap kejadian itu hanya kesialannya saja. Di tempat lain, nampak Sang Cheol tengah lahap menyantap makanannya tanpa beban. Dia bahkan menghubungi ibunya dan membual.

Di depan sebuah apartemen, nampak Baek In Ho tengah duduk menunggu. Tak lama datang sebuah mobil mewah berhenti. Seorang gadis cantik turun dengan percaya diri. Pria yang bersamanya keluar dari mobil dan memanggilnya. Pria itu merasa In Ha hanya memanfaatkannya untuk membelikan barang-barang mewah. In Ha tidak menyangkal. Pria itu mengutuk In Ha, In Ho yang mendengar membela In Ha. Pria itu malah balik menghina In Ho. In Ho dan In Ha sama-sama marah dan berniat menghajar pria itu, namun pria itu malah buru-buru masuk ke mobil dan tancap gas.



In Ha mempersilahkan In Ho masuk. In Ho memuji rumah In Ha dan menanyakan darimana In Ha bisa menyewa rumah sebagus itu. In Ha mengatakan bahwa direktur yang memberikannya. In Ho marah karena In Ha masih mengemis pada direktur. Dia juga kesal karena In Ha tidak sekolah dengan baik, padahal itu akan bermanfaat demi masa depannya. In Ha malah mengejek In Ho yang tidak berguna lagi. In Ho marah dan berniat pergi saat In Ha menyebut nama Jung. In Ha menyebutkan nama kampus dan jurusan yang diambil Jung. In Ha juga berusaha menghubungi Jung namun Jung mereject panggilannya. Tak kehilangan akal, In Ha berpura-pura bicara pada Jung dan berkata seolah Jung tidak mau bertemu In Ho. In Ho menghela nafas dan pergi. Jung mendapat sms dari In Ha yang bertanya mengapa dia tidakmengangkat telpon. In Ha juga memberitahu bahwa In Ho telah kembali ke Seoul. Jung menghapus pesan tersebut tak peduli.


Di kelas prof Kang nampak para murid tengah bersiap mengikuti kuliah. Seol berpikir untuk ikhlas menerima nasibnya di kelas tersebut “Setidaknya aku tidak bertemu dengan senior Jung (Jung berada di kelas prof Han)” ungkapnya dalam hati. Namun Seol seakan tak percaya melihat Jung tiba-tiba muncul dan masuk ke dalam kelas. Jung memberi hormat dan minta maaf karena terlambat. Prof Kang nampak terkejut dan membolak-balik daftar absensi. Jung melihat ke sekeliling dan berjalan kea rah Seol duduk. Jung duduk tepat di sebelah Seol. “Bagaimana kau bisa masuk ke kelas ini?” kata prof Kang “Oh aku bertukar kelas. Aku rasa kelas ini jauh lebih menyenangkan” kata Jung. Prof terdengar tersanjung dan memuji Jung yang datang dengan sukarela. Sementara seol merasa dunianya  terbalik dia tak habis pikir dengan kedatangan Jung “Apa-apaan ini? bagaimana dia bisa ada di sini?” kata Seol. Jung mencoba menyapa Seol yang menutupi wajahnya. Seol membalas dengan anggukan “Apa yang diinginkan pria ini” kata Seol berteriak dalam hati,


Komentar:

Menonton episode pertama serasa membaca webtoonnya. Semua tokoh terlihat mirip dengan versi webtoon dan pakain mereka pun nampak enak dilihat. Meski alurnya terlalu cepat, namun drama ini sangat seru dan menghibur. Ada beberapa scene yang tidak ada di dalam webtoon dan ada pula yang dirubah setting waktunya, dari peristiwa setahun yang lalu menjadi peristiwa saat itu.

Kekhawatiran sejumlah fans webtoon pada drama ini nampaknya tidak terbukti, Para pemain sanggup membawakan peran yang mereka mainkan dengan baik, Kim Go Eun yang awalnya diragukan karena tidak mirip dengan Seol memberikan akting yang bagus sehingga penonton tidak lagi memperhatikan penampilan fisik Go Eun. Seo Kang Joon yang juga dikhawatirkan berakting buruk, nampak menghayati perannya dengan baik. Demikian pula Park Hae Jin yang dianggap ‘tua’ mampu membawakan peran Jung dengan pas, rasanya seperti Jung benar-benar ada di kehidupan nyata

Saya merasa keunikan karakter dari para tokoh utama yang membedakannya dari drama-drama romantic lainnya. Semua tokoh tidak sempurna. Seol meski pintar namun dia kerap berprasangka buruk dan mengkhawatirkan pendapat orang tentang dirinya. Sementara Jung yang terlihat sempurna justru terlihat seperti psikopat dalam beberapa scene. 

Foto: tvReport & enews24.interest.me