SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 13 Part 2
Baru Sinopsis, || EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 13 Part 2
Seol mengirim pesan pada Jung memberitahu bahwa dia ada di RS. Baru beberapa detik meletakkan ponsel tiba-tiba Jung menelepon menanyakan kondisi Seol “Apa orang tuamu menemani? Bagaimana keadaanmu?” Jung nampak khawatir dia terlihat mengambil jas dan tasnya bersiap untuk pergi. Namun salah satu staff wanita menahan Jung. Dia meminta Jung mengurus dokumen yang akan dipakai untuk rapat. Jung mengirim pesan pada Seol meminta maaf karena harus menyelesaikan pekerjaannya dulu. Seol tersenyum senang mendapati Jung yang terkesan khawatir. Seol menyesal karena tidak sempat berterima kasih pada In Ho. Seol juga menduga-duga mengapa In Ho terlihat tengah menghindar dari seseorang.
In Ho masuk rumah dengan terburu-buru. Dia mendapati kamarnya berantakan dan uang dalam amplop yang dia simpan telah kosong. “Baek In Ha” desisnya. Dia mengambil buku tabungannya dan melihat saldo yang dia miliki hanya ada beberapa ratus ribu won saja.
Jung mengggenggam tangan Seol yang tengah tertidur. Seol terjaga dan terkejut mendapati Jung ada di samping tempat tidur. Dia segera bangun dan merapikan rambutnya. “Apa aku membangunkanmu?” tanya Jung. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Jung, Seol mengangguk. “Aku benar-benar baik” kata Seol. “Apa yang kau maksud dengan baik? Kau tahu betapa khawatirnya aku? Aku mengira jantungku jatuh ke tanah” kata Jung. Seol tertawa dan berkata “Kenapa kau bicara seperti Eun Taek?” tanya Seol. Jung menyentuh rambut Seol dan mengatakan dia senang melihat Seol tersenyum. “Aku tidak bergurau, aku benar-benar takut. Aku berpikir untuk melewati rapat” kata Jung. Seol berkata “Hey sekarang, kau akan dipecat jika kau melkukannya” kata Seol. “Aku tidak akan dipecat” kata Jung. “Menyebalkan” kata Seol.
Jung menanyakan keluarga Seol. Seol mengatakan bahwa ibu tadinya mau menginap namun tidak ada tempat, jadi Seol menyuruhnya pulang. Jung mengatakan bahwa Jun memberitahu bahwa In Ho yang membawa Seol ke RS. Seol menjelaskan dia bertemu In Ho di sekolah dan saat itulah perutnya sakit. Jung tersenyum “Aku tidak akan mengatakan apapun. Aku bersyukur dia di sana. Namun aku merasa sedih juga. Aku merasa aku tidak pernah berada di sisimu saat kau mengalami kesulitan” kata Jung. “Karena kau bekerja senior” kata Seol sambil tersenyum “Tidak apa” kata Seol menghibur.
“Minggir sedikit” kata Jung. Seol tersenyum malu “disini sempit” namun Jung bersikeras. Dengan wajah tersipu Seol menggeser tubuhnya ke samping temoat tidur, sementara Jung naik ke atas ranjang. Jung meletakkan tangannya di bawah kepala Seol lalu memeluknya. Seol menyembunyikan kepalanya di dada Jung.
“Kau merasa stress sekali akhir-akhir ini kan?” tanya Jung setengah berbisik. “Karena Son Min Soo dan Oh Young Gun. Dan Baek In Ha” kata Jung “Maaf” lanjutnya. “Aku tidak akan membuatmu melewati kesakitan ini lagi” kata Jung. “Mulai saat ini. Aku akan selalu ada di sisimu” kata Jung berbisik.
Seol mengangkat kepalanya dan bertanya “Kau bersungguh-sungguh?” Jung tersenyum dan mengangguk. Seol tersenyum senang, dia meletakkan kepalanya ke dada Jung.
In Ho menunggu di depan RS. Seol keluar dari RS dan berencana untuk masuk sekolah secepatnya. In Ho memberikan obat. In Ho mengatakan bahwa ayah Seol menitipkan obat itu padanya. In Ho beranjak pergi. Seol memanggil bertanya apa In Ho tidak ke sekolah. In Ho berkata dia hendak ke suatu tempat terlebih dahulu.
Seol berjalan sendiri ketika Eun Taek dan Bora mennyusulnya dari belakang. Bora menanyakan keadaan Seol. Eun Taek memberikan termos berisi teh yang dibuat ibunya. Bora bertanya “Bagaimana denganku?” Eun Taek membalas “Apa kamu sakit?” Bora tak bisa berkata apa-apa. Eun Taek pamit untuk bekerja. Seol bertanya ada masalah apa sehingga Bora dan Eun Taek seperti itu. “Kau seharusnya menerima saat dia menyatakan perasaannya” kata Seol. “Ini bukan karena aku tidak mau” kata Bora. Seol terkejut “Aku tidak mau putus” kata Bora. Seol tidak mengerti. “Jika kami mulai pacaran, lalu putus, maka aku tidak bisa melihatnya lagi” kata Bora “Aku tidak ingin putus dengan orang yang aku suka lagi” lanjut Bora. Seol tertegun. Seol memberikan termos pemberian Eun Taek. Namun Bora menolak, Seol memaksa dan memeluk Bora. Mereka tertawa bersama.
In Ho nampak tengah menunggu di bank. In Ho hendak mengajukan kredit hutang. Namun dia harus menyerahkan bukti bahwa dirinya pegawai di sebuah perusahaan. Dia tidak bisa mendapatkan kredit jika tidak bekerja di perusahaan atau memiliki usaha sendiri.
Seol tengah membaca catatan dan soal yang disusun oleh Jung. Seol memuji Jung yang menyusun catatannya dengan baik. Tiba-tiba Sang Chul datang menyapa Seol. Dia bertanya apa benar Seol akan mengikuti ujian kelulusan. Sang Chul ingin belajar bersama. Sang Chul melihat catatan Seol dan mengambilnya. Dia menyadari itu milik Jung dan ingin meminjamnya. Seol menjadi serbah salah karena itu milik Jung dan dia sudah bekerja keras menyusunnya. Sang Chul memaksa dan memberitahu siswa lain mengenai catatan tersebut sehingga mereka juga ingin meminjam.
Saat Seol masuk kelas semua orang menyapanya dengan ramah dan bahkan Da Young ingin Seol duduk disisinya. Namun Seol memilih duduk bersama Bora. Da Young bahkan menanyakan keadaan Seol dan memuji Seol yang terlihat cantik sehingga membuat Bora yang duduk di sebelah Seol muak.
Seol dimarahi ibu karena terlambat makan. Seol mengatakan dia sangat sibuk sehingga lupa makan. Seol bertanya pada In Ho apakah sudah menyelesaikan masalahnya namun In Ho menghindar dan menjawab ketus saat Seol bertanya soal latihan piano. In Ho keluar toko. In Ho mendapat telepon dari Hammer yang ternyata ada di seberang toko. Dia mengancam In Ho. Seol yang baru keluar dari toko dipaksa masuk lagi oleh In Ho. Ketika menengok ke belakang Hammer sudah tidak ada.
Seol tengah berbincang dengan Jung di telepon. “Senior kau tahu buku lama yang kau berikan padaku? Bisakah aku membuat salinan untuk murid-murid lain? Sang Chul melihat bukunya saat aku menggenggamnya” Jung nampak tersenyum. “Jadi kau hendak memberikannya?” tanya Jung. “Aku akan berikan jika senior mengijinkan” kata Seol.
“Sejujurnya aku memilih kau tidak memberikannya. Tidakkah kau merasa lelah dengan mereka yang menuntut segalanya seakan mereka layak mendapatkannya?” tanya Jung. “Jika kau melakukan apa yang mereka minta padamu itu akan menyia-nyiakan waktumu. Itu akan menjadi kekalahanmu saat itu. Kau tahu itu. Mereka semua hanya mencoba memanfaatkanmu. Kau tidak perlu memikirkan keadaan mereka. Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan tentang itu. Jangan terlalu serius memikirkannya” kata Jung. “Tapi setelah kau berkata demikian hal ini jadi serius” kata Seol
In Ho pulang ke rumah dan melihat In Ha tengah mencoba pakaian. In Ho bertanya kemana uang darurat yang dia simpan. In Ha mengatakan sudah lama dia habiskan karena mengira uang itu untuk dia gunakan. In Ho bertanya apa In Ha punya uang.
Dan In Ha bilang, dia membeli baju dari kartu kredit yang diberikan Jung. In Ho marah karena In Ha selalu menghabiskan uang dan tidak pernah berpikir soal masa depan.
In Ho menemui ayah Jung. In Ho ingin meminjam uang. Ayah Jung bertanya pada In Ho sampai kapan In Ho akan membuat marah Jung. In Ho sudak dewasa sama seperti Jung. Lalu mengapa In Ho masih berkelahi dengan Jung. In Ho mengira Jung mengadu. Namun ayah mengatakan bahwa tanpa Jung memberitahunya pun, dia sudah tahu saat melihat luka di wajah In Ho. In Ho mengatakan bahwa Jung seharusnya minta maaf padanya. Ayah mengatakan sudah, namun In Ho mengatakan Jung tidak pernah merasa bersalah. Ayah mengungkit bagaimana dulu Jung menerima In Ho dan In Ha. Memperlakukan mereka seperti saudara dan membantu mereka namun sedikitpun In Ho menghargai dan berterima kasih atas apa yang diberikan ayah dan Jung.
In Ho tertawa pahit dan mengatakan bahwa ayah dan Jung memang memiliki darah yang sama. In Ho menyadari bahwa dia dan In Ha dibawa ke rumah itu untuk mengawasi Jung. Ayah Jung terlihat kaget mendengar kata-kata In Ho.
Malam itu In Ho berjalan tak tentu arah dan memandang iri orang-orang yang terlihat berkumpul bersama teman atau pasangan.
Seol tengah berjalan saat Sang Chul mengiriminya pesan. Sang Chul memohon pada Seol untuk memberikan catatan Jung. Seol mengabaikannya. Seol nampak berjalan dan berkata pada dirinya sendiri bahwa ini yang terakhir dia membantu mereka. Seol berjalan menuju ruang fotocopy. Saat akan masuk ke dalam, Seol melihat Sang Chul dan Da Young tengah mengobrol. “Tidakkah menurutmu Seol berlebihan?” tanya Sang Chul. “Ya, ini tidak seperti dia menderita mendapatkannya. Dia mendapatkannya dari pacarnya, tapi berakting seperti dia yang melakukannya. Sangat kasar” kata Da Young.
“Dia berubah setelah dia mulai pacaran dengan Jung. Jika dulu kau meminta sesuatu darinya dia akan melakukan tanpa bertanya” kata Sang Chul. “Aku tahu dia marah sejak menyalahkan kita karena mendapat nilai D” kata Da Young. “Aku merasa terganggu dan dan kesal dengan Seol” kata Da Young lagi. “Siapa yang akan jadi temannya jika bukan karena catatan dan latihan soal?” kata Da Young. Seol nampak sedih dan hampir menangis mendengar pembicaraan Sang Chul dan Da Young.
Da Young mengajak Seol makan siang namun Seol bilang dia ada rencana. Da Young mengajak minum kopi, Seol mengatakan dia harus belajar. Seol mengajak Bora makan siang, Bora bertanya bukankah Seol sudah ada rencana. Seol berbisik, dia hanya mencari alasan. Sang Chul memanggil Seol dan bertanya tidakkah Seol memiliki sesuatu untuknya. Seol bilang tidak ada. Sang Chul bertanya soal sms yang dia kirim. “Apakah kau meninggalkan sebuah buku catatan untukku” tanya Seol. Sang Chul kesal dan mulai membentak Seol meminta catatan milik Jung. namun Seol menolak. Da Young ikut meminta dan menyindir Seol bahwa bukan Seol yang membuat catatan itu. Seol berkata bahwa buku itu adalah milik pribadi. Sehingga dia berhak untuk tidak meminjamkannya kepada semua orang. Sang Chil masih ngotot dan menyatakan dirinya adalah senior. “Berhenti merengek dan jadilah seorang senior” kata Seol kesal.
Jung menghampiri mobil yang ditumpangi ayahnya. Ayah memberikan amplop berisi undangan sebuah pesta dari klien yang penting Ayah memberitahu bahwa In Ho menemuinya dan nampaknya tengah membutuhkan uang.
Ayah menyindir Jung yang bahkan tidak tahu masalah In Ho padahal Jung janji akan mengurus In Ho dan In Ha.
In Ho berjalan menuju rumahnya. Dia terkejut melihat Jung menunggu di depan rumahnya. “Kau berhutang 10 juta won?” tanya Jung. “Darimana kau tahu” kata In Ho. Jung mengatakan ayahnya menemuinya dan memberitahu bahwa In Ho datang. Sehingga Jung mencari tahu.
Jung bersedia memberi In Ho uang asalkan In Ho menjauh dari Seol. Bagi Jung tak masalah jika In Ho menyukai Seol, namun dia tidak ingin Seol dan keluarganya dalam bahaya karena In Ho. “Tak peduli betapa rendahnya dirimu, kau pasti tidak ingin membawa masalah pada orang-orang yang peduli padamu. kau bukan sejenis sampah kan?” tanya Jung menyindir In Ho.
In Ho marah dan mencengkeram kerah baju Jung. In Ho marah karena Jung sengaja menawarkan uang untuk menyingkirkannya. Jung mengatakan In Ho lah yang membuat itu sebagai suatu kesempatan (untuknya). Jung menyuruh In Ho memikirkannya baik-baik karena sekarang In Ho lah ancaman untuk Seol.
Seol pulang dan melihat ibu tengah membuat kimchi. Seol ingin membantu namun ibu nenyuruhnya untuk mengantar kimchi ke rumah In Ho karena In Ho nampat tengah ada masalah sehingga tidak bisa datang bekerja.
In Ho melihat Seol tengah keluar dari apartemennya. Dia hendak menghindar namun melihat Seol membawa sesuatu yang berat dia menghampiri. Seol bertanya apakah In Ho baik-baik saja dan memberitahu bahwa ibu yang menyuruhnya datang membawakan kimchi. Seol juga bertanya apa yang terjadi pada In ho, karena sebelumnya saat di kampus In Ho seperti tengah menghindari seseorang. In Ho tidak menjawab dan membawa kimchi yang dibawa Seol masuk ke rumah. Di dalam rumah In Ho nampak berpikir. Dia menyambar sebuah syal dan berlari menyusul Seol.
Dia memakaikan syal ke leher Seol dan menyuruhnya menyampaikan pada ibu bahwa doia berterima kasih dan menikmati kimchi buatan ibu.
Seol tengah berjalan di kampus. Dia memikirkan In Ho yang bersikap aneh. Bora menghubungi Eun Taek ingin bermain, namun Eun Taek menolak karena sibuk. Bora melihat Seol dan mengajaknya mencari Eun Taek. Mereka melihat Eun Taek tengah difoto bersama beberapa orang model.
Seol memandang dengan kagum. Tiba-tiba seorang wanita memanggil Eun Taek. Dia membersihkan debu pada jas Eun Taek dan merapihkan rambut Eun Taek. Bora memandang dengan tatapan tajam, cemburu. Seol yang khawatir Bora akan meledak memanggil Eun Taek. Eun Taek bertanya mengapa Seol datang, dia khawatir bisa dipecat.
Wanita yang tadi merapihkan rambut Eun Taek datang menghampiri. Eun Taek memperkenalkannya sebagai bos-nya. Wanita itu mengenalkan diri. Dia bernama Lee Mo Na. Seol bertanya apakah Eun Taek berkerja dengan baik. Mo Na berkata bahwa Eun Taek yang terbaik. Bora mengajak Seol pergi supaya tidak mengganggu Eun Taek. Wajah Bora terlihat cemberut menahan kesal.
In Ho bermain piano asal-asalan sehingga membuat kesal prof Shin. In Ho mengatakan dia sedang sibuk, prof Shin marah dan menyuruh In Ho keluar. In Ho benar-benar keluar tak menghiraukan panggilan prof Shin.
In Ho berjalan dan melamun di tepi danau. Dia hanya berdiri mematung di depan pintu kereta ketika Seol melihatnya dan membiarkannya. Ketika turun Seol menyadari In Ho masih melamun. Seol menarik In Ho menyuruhnya turun. In Ho terkejut karena Seol menarik tangannya.
Seol berjalan di samping In Ho. Dia bertanya apa In Ho baik-baik saja. Namun In Ho malah dengan dingin berkata bahwa
itu bukan urusan Seol. Seol bertanya apakah In Ho butuh uang. In Ho marah dan bertanya jika dia butuh uang apa peduli Seol. “Aku tidak peduli, aku tidak peduli, namun aku khawatir jadi apa yang harus aku lakukan? Kau mengatakan padaku jangan menyimpannya di hati jika aku menghadapi masalah. Jadi bagaimana bisa kau tidak mengatakan satu katapun saat kau menghadapi masalah?” teriak Seol. “Bagaimana kau mengkhawatirkanku jika aku hanya orang seperti itu” kata In Ho. “Mengapa kau berpikir seperti itu? Aku tidak peduli bagaimana orang melihatmu tapi bagiku kau orang yang baik. Jika sesuatu terjadi padamu, aku dan keluargaku, kami semua akan membantumu jadi tolong beritahu aku” kata Seol. In Ho memandang Seol dengan mata berkaca-kaca. In Ho kemudian memeluk Seol dengan tiba-tiba. Seol tidak bisa berkata apa-apa.
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 14 Part 1
Komentar
Entah mengapa namun drama ini seperti keluar dari jalurnya. Seperti yang saya ungkapkan di synopsis sebelumnya bahwa saya berharap ada penyelesaian dan kisah masa lalu Jung yang belum terungkap. Namun sayangnya episode kali ini hanya diisi kisah In Ho saja. Untuk sebuah cerita sampingan nampaknya terlalu berlebihan. Scene-scene yang ditampilkan nampak bertele-tele dan membosankan scene Jung dan ayahnya yang berpotensi menggali kisah dibalik ‘perang dingin’ mereka malah tidak dapat berkata banyak.
Yang disesalkan adalah sikap In Ho terhadap ayah Jung yang nampak tidak menghargai ayah Jung. In Ho datang untuk meminjam uang, dan ayah Jung menasehati In Ho. In Ho malah tersinggung karena merasa Jung tidak pernah meminta maaf. Ayah Jung marah karena In Ho tidak berterima kasih. Dan lucunya In Ho malah marah karena merasa dimanfaatkan ayah Jung untuk mengawasi Jung. Sepertinya In Ho lupa siapa yang telah membesarkan, memberinya pakaian yang bagus, menyekolahkan, menyaliurkan bakat, memberi tempat tinggal yang nyaman dan memperlakukannya dengan baik. Hanya karena ayah Jung menginginkan sedikit rasa hormat dan menghargai In Ho malah beranggapan ayah Jung ingin In Ho membalas budi. Menurut saya adalah hal yang wajar jika ayah Jung ingin In Ho menghargainya. Meski Jung salah karena pernah mencelakai In Ho, namun selama ini ayah Jung lah yang telah memberi In Ho dan In Ha fasilitas. Bahkan ketika In Ho pergi, ayah Jung tetap memberikan kemewahan untuk In Ha. Jika ayah Jung hanya memanfaatkan In Ho dan In Ha. Saat In Ho pergi bisa saja ayah Jung mengusir In Ha, karena berbeda dengan In Ho yang bisa selalu mendampingi Jung, In Ha hanya bisa bersama Jung di saat tertentu saja. dan itu pastinya tidak berguna bagi ayah Jung. sesuatu yang tak berguna harusnya dibuang kan? Namun ayah Jung tidak melakukannya.
In Ho memang seseorang yang sebenarnya berhati baik dan tulus. Namun ada kalanya In Ho pun bersikap buruk dan emosional. Nampaknya ada kemungkinan penulis naskah mengarahkan penonton untuk menyukai In Ho dan menganggap Jung tidak cocok dengan Seol.
Seol mengirim pesan pada Jung memberitahu bahwa dia ada di RS. Baru beberapa detik meletakkan ponsel tiba-tiba Jung menelepon menanyakan kondisi Seol “Apa orang tuamu menemani? Bagaimana keadaanmu?” Jung nampak khawatir dia terlihat mengambil jas dan tasnya bersiap untuk pergi. Namun salah satu staff wanita menahan Jung. Dia meminta Jung mengurus dokumen yang akan dipakai untuk rapat. Jung mengirim pesan pada Seol meminta maaf karena harus menyelesaikan pekerjaannya dulu. Seol tersenyum senang mendapati Jung yang terkesan khawatir. Seol menyesal karena tidak sempat berterima kasih pada In Ho. Seol juga menduga-duga mengapa In Ho terlihat tengah menghindar dari seseorang.
In Ho masuk rumah dengan terburu-buru. Dia mendapati kamarnya berantakan dan uang dalam amplop yang dia simpan telah kosong. “Baek In Ha” desisnya. Dia mengambil buku tabungannya dan melihat saldo yang dia miliki hanya ada beberapa ratus ribu won saja.
Jung mengggenggam tangan Seol yang tengah tertidur. Seol terjaga dan terkejut mendapati Jung ada di samping tempat tidur. Dia segera bangun dan merapikan rambutnya. “Apa aku membangunkanmu?” tanya Jung. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Jung, Seol mengangguk. “Aku benar-benar baik” kata Seol. “Apa yang kau maksud dengan baik? Kau tahu betapa khawatirnya aku? Aku mengira jantungku jatuh ke tanah” kata Jung. Seol tertawa dan berkata “Kenapa kau bicara seperti Eun Taek?” tanya Seol. Jung menyentuh rambut Seol dan mengatakan dia senang melihat Seol tersenyum. “Aku tidak bergurau, aku benar-benar takut. Aku berpikir untuk melewati rapat” kata Jung. Seol berkata “Hey sekarang, kau akan dipecat jika kau melkukannya” kata Seol. “Aku tidak akan dipecat” kata Jung. “Menyebalkan” kata Seol.
Jung menanyakan keluarga Seol. Seol mengatakan bahwa ibu tadinya mau menginap namun tidak ada tempat, jadi Seol menyuruhnya pulang. Jung mengatakan bahwa Jun memberitahu bahwa In Ho yang membawa Seol ke RS. Seol menjelaskan dia bertemu In Ho di sekolah dan saat itulah perutnya sakit. Jung tersenyum “Aku tidak akan mengatakan apapun. Aku bersyukur dia di sana. Namun aku merasa sedih juga. Aku merasa aku tidak pernah berada di sisimu saat kau mengalami kesulitan” kata Jung. “Karena kau bekerja senior” kata Seol sambil tersenyum “Tidak apa” kata Seol menghibur.
“Minggir sedikit” kata Jung. Seol tersenyum malu “disini sempit” namun Jung bersikeras. Dengan wajah tersipu Seol menggeser tubuhnya ke samping temoat tidur, sementara Jung naik ke atas ranjang. Jung meletakkan tangannya di bawah kepala Seol lalu memeluknya. Seol menyembunyikan kepalanya di dada Jung.
“Kau merasa stress sekali akhir-akhir ini kan?” tanya Jung setengah berbisik. “Karena Son Min Soo dan Oh Young Gun. Dan Baek In Ha” kata Jung “Maaf” lanjutnya. “Aku tidak akan membuatmu melewati kesakitan ini lagi” kata Jung. “Mulai saat ini. Aku akan selalu ada di sisimu” kata Jung berbisik.
In Ho menunggu di depan RS. Seol keluar dari RS dan berencana untuk masuk sekolah secepatnya. In Ho memberikan obat. In Ho mengatakan bahwa ayah Seol menitipkan obat itu padanya. In Ho beranjak pergi. Seol memanggil bertanya apa In Ho tidak ke sekolah. In Ho berkata dia hendak ke suatu tempat terlebih dahulu.
Seol berjalan sendiri ketika Eun Taek dan Bora mennyusulnya dari belakang. Bora menanyakan keadaan Seol. Eun Taek memberikan termos berisi teh yang dibuat ibunya. Bora bertanya “Bagaimana denganku?” Eun Taek membalas “Apa kamu sakit?” Bora tak bisa berkata apa-apa. Eun Taek pamit untuk bekerja. Seol bertanya ada masalah apa sehingga Bora dan Eun Taek seperti itu. “Kau seharusnya menerima saat dia menyatakan perasaannya” kata Seol. “Ini bukan karena aku tidak mau” kata Bora. Seol terkejut “Aku tidak mau putus” kata Bora. Seol tidak mengerti. “Jika kami mulai pacaran, lalu putus, maka aku tidak bisa melihatnya lagi” kata Bora “Aku tidak ingin putus dengan orang yang aku suka lagi” lanjut Bora. Seol tertegun. Seol memberikan termos pemberian Eun Taek. Namun Bora menolak, Seol memaksa dan memeluk Bora. Mereka tertawa bersama.
In Ho nampak tengah menunggu di bank. In Ho hendak mengajukan kredit hutang. Namun dia harus menyerahkan bukti bahwa dirinya pegawai di sebuah perusahaan. Dia tidak bisa mendapatkan kredit jika tidak bekerja di perusahaan atau memiliki usaha sendiri.
Seol tengah membaca catatan dan soal yang disusun oleh Jung. Seol memuji Jung yang menyusun catatannya dengan baik. Tiba-tiba Sang Chul datang menyapa Seol. Dia bertanya apa benar Seol akan mengikuti ujian kelulusan. Sang Chul ingin belajar bersama. Sang Chul melihat catatan Seol dan mengambilnya. Dia menyadari itu milik Jung dan ingin meminjamnya. Seol menjadi serbah salah karena itu milik Jung dan dia sudah bekerja keras menyusunnya. Sang Chul memaksa dan memberitahu siswa lain mengenai catatan tersebut sehingga mereka juga ingin meminjam.
Saat Seol masuk kelas semua orang menyapanya dengan ramah dan bahkan Da Young ingin Seol duduk disisinya. Namun Seol memilih duduk bersama Bora. Da Young bahkan menanyakan keadaan Seol dan memuji Seol yang terlihat cantik sehingga membuat Bora yang duduk di sebelah Seol muak.
Seol dimarahi ibu karena terlambat makan. Seol mengatakan dia sangat sibuk sehingga lupa makan. Seol bertanya pada In Ho apakah sudah menyelesaikan masalahnya namun In Ho menghindar dan menjawab ketus saat Seol bertanya soal latihan piano. In Ho keluar toko. In Ho mendapat telepon dari Hammer yang ternyata ada di seberang toko. Dia mengancam In Ho. Seol yang baru keluar dari toko dipaksa masuk lagi oleh In Ho. Ketika menengok ke belakang Hammer sudah tidak ada.
Seol tengah berbincang dengan Jung di telepon. “Senior kau tahu buku lama yang kau berikan padaku? Bisakah aku membuat salinan untuk murid-murid lain? Sang Chul melihat bukunya saat aku menggenggamnya” Jung nampak tersenyum. “Jadi kau hendak memberikannya?” tanya Jung. “Aku akan berikan jika senior mengijinkan” kata Seol.
“Sejujurnya aku memilih kau tidak memberikannya. Tidakkah kau merasa lelah dengan mereka yang menuntut segalanya seakan mereka layak mendapatkannya?” tanya Jung. “Jika kau melakukan apa yang mereka minta padamu itu akan menyia-nyiakan waktumu. Itu akan menjadi kekalahanmu saat itu. Kau tahu itu. Mereka semua hanya mencoba memanfaatkanmu. Kau tidak perlu memikirkan keadaan mereka. Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan tentang itu. Jangan terlalu serius memikirkannya” kata Jung. “Tapi setelah kau berkata demikian hal ini jadi serius” kata Seol
In Ho pulang ke rumah dan melihat In Ha tengah mencoba pakaian. In Ho bertanya kemana uang darurat yang dia simpan. In Ha mengatakan sudah lama dia habiskan karena mengira uang itu untuk dia gunakan. In Ho bertanya apa In Ha punya uang.
Dan In Ha bilang, dia membeli baju dari kartu kredit yang diberikan Jung. In Ho marah karena In Ha selalu menghabiskan uang dan tidak pernah berpikir soal masa depan.
In Ho menemui ayah Jung. In Ho ingin meminjam uang. Ayah Jung bertanya pada In Ho sampai kapan In Ho akan membuat marah Jung. In Ho sudak dewasa sama seperti Jung. Lalu mengapa In Ho masih berkelahi dengan Jung. In Ho mengira Jung mengadu. Namun ayah mengatakan bahwa tanpa Jung memberitahunya pun, dia sudah tahu saat melihat luka di wajah In Ho. In Ho mengatakan bahwa Jung seharusnya minta maaf padanya. Ayah mengatakan sudah, namun In Ho mengatakan Jung tidak pernah merasa bersalah. Ayah mengungkit bagaimana dulu Jung menerima In Ho dan In Ha. Memperlakukan mereka seperti saudara dan membantu mereka namun sedikitpun In Ho menghargai dan berterima kasih atas apa yang diberikan ayah dan Jung.
In Ho tertawa pahit dan mengatakan bahwa ayah dan Jung memang memiliki darah yang sama. In Ho menyadari bahwa dia dan In Ha dibawa ke rumah itu untuk mengawasi Jung. Ayah Jung terlihat kaget mendengar kata-kata In Ho.
Malam itu In Ho berjalan tak tentu arah dan memandang iri orang-orang yang terlihat berkumpul bersama teman atau pasangan.
Seol tengah berjalan saat Sang Chul mengiriminya pesan. Sang Chul memohon pada Seol untuk memberikan catatan Jung. Seol mengabaikannya. Seol nampak berjalan dan berkata pada dirinya sendiri bahwa ini yang terakhir dia membantu mereka. Seol berjalan menuju ruang fotocopy. Saat akan masuk ke dalam, Seol melihat Sang Chul dan Da Young tengah mengobrol. “Tidakkah menurutmu Seol berlebihan?” tanya Sang Chul. “Ya, ini tidak seperti dia menderita mendapatkannya. Dia mendapatkannya dari pacarnya, tapi berakting seperti dia yang melakukannya. Sangat kasar” kata Da Young.
“Dia berubah setelah dia mulai pacaran dengan Jung. Jika dulu kau meminta sesuatu darinya dia akan melakukan tanpa bertanya” kata Sang Chul. “Aku tahu dia marah sejak menyalahkan kita karena mendapat nilai D” kata Da Young. “Aku merasa terganggu dan dan kesal dengan Seol” kata Da Young lagi. “Siapa yang akan jadi temannya jika bukan karena catatan dan latihan soal?” kata Da Young. Seol nampak sedih dan hampir menangis mendengar pembicaraan Sang Chul dan Da Young.
Da Young mengajak Seol makan siang namun Seol bilang dia ada rencana. Da Young mengajak minum kopi, Seol mengatakan dia harus belajar. Seol mengajak Bora makan siang, Bora bertanya bukankah Seol sudah ada rencana. Seol berbisik, dia hanya mencari alasan. Sang Chul memanggil Seol dan bertanya tidakkah Seol memiliki sesuatu untuknya. Seol bilang tidak ada. Sang Chul bertanya soal sms yang dia kirim. “Apakah kau meninggalkan sebuah buku catatan untukku” tanya Seol. Sang Chul kesal dan mulai membentak Seol meminta catatan milik Jung. namun Seol menolak. Da Young ikut meminta dan menyindir Seol bahwa bukan Seol yang membuat catatan itu. Seol berkata bahwa buku itu adalah milik pribadi. Sehingga dia berhak untuk tidak meminjamkannya kepada semua orang. Sang Chil masih ngotot dan menyatakan dirinya adalah senior. “Berhenti merengek dan jadilah seorang senior” kata Seol kesal.
Jung menghampiri mobil yang ditumpangi ayahnya. Ayah memberikan amplop berisi undangan sebuah pesta dari klien yang penting Ayah memberitahu bahwa In Ho menemuinya dan nampaknya tengah membutuhkan uang.
Ayah menyindir Jung yang bahkan tidak tahu masalah In Ho padahal Jung janji akan mengurus In Ho dan In Ha.
In Ho berjalan menuju rumahnya. Dia terkejut melihat Jung menunggu di depan rumahnya. “Kau berhutang 10 juta won?” tanya Jung. “Darimana kau tahu” kata In Ho. Jung mengatakan ayahnya menemuinya dan memberitahu bahwa In Ho datang. Sehingga Jung mencari tahu.
Jung bersedia memberi In Ho uang asalkan In Ho menjauh dari Seol. Bagi Jung tak masalah jika In Ho menyukai Seol, namun dia tidak ingin Seol dan keluarganya dalam bahaya karena In Ho. “Tak peduli betapa rendahnya dirimu, kau pasti tidak ingin membawa masalah pada orang-orang yang peduli padamu. kau bukan sejenis sampah kan?” tanya Jung menyindir In Ho.
In Ho marah dan mencengkeram kerah baju Jung. In Ho marah karena Jung sengaja menawarkan uang untuk menyingkirkannya. Jung mengatakan In Ho lah yang membuat itu sebagai suatu kesempatan (untuknya). Jung menyuruh In Ho memikirkannya baik-baik karena sekarang In Ho lah ancaman untuk Seol.
Seol pulang dan melihat ibu tengah membuat kimchi. Seol ingin membantu namun ibu nenyuruhnya untuk mengantar kimchi ke rumah In Ho karena In Ho nampat tengah ada masalah sehingga tidak bisa datang bekerja.
In Ho melihat Seol tengah keluar dari apartemennya. Dia hendak menghindar namun melihat Seol membawa sesuatu yang berat dia menghampiri. Seol bertanya apakah In Ho baik-baik saja dan memberitahu bahwa ibu yang menyuruhnya datang membawakan kimchi. Seol juga bertanya apa yang terjadi pada In ho, karena sebelumnya saat di kampus In Ho seperti tengah menghindari seseorang. In Ho tidak menjawab dan membawa kimchi yang dibawa Seol masuk ke rumah. Di dalam rumah In Ho nampak berpikir. Dia menyambar sebuah syal dan berlari menyusul Seol.
Dia memakaikan syal ke leher Seol dan menyuruhnya menyampaikan pada ibu bahwa doia berterima kasih dan menikmati kimchi buatan ibu.
Seol tengah berjalan di kampus. Dia memikirkan In Ho yang bersikap aneh. Bora menghubungi Eun Taek ingin bermain, namun Eun Taek menolak karena sibuk. Bora melihat Seol dan mengajaknya mencari Eun Taek. Mereka melihat Eun Taek tengah difoto bersama beberapa orang model.
Seol memandang dengan kagum. Tiba-tiba seorang wanita memanggil Eun Taek. Dia membersihkan debu pada jas Eun Taek dan merapihkan rambut Eun Taek. Bora memandang dengan tatapan tajam, cemburu. Seol yang khawatir Bora akan meledak memanggil Eun Taek. Eun Taek bertanya mengapa Seol datang, dia khawatir bisa dipecat.
Wanita yang tadi merapihkan rambut Eun Taek datang menghampiri. Eun Taek memperkenalkannya sebagai bos-nya. Wanita itu mengenalkan diri. Dia bernama Lee Mo Na. Seol bertanya apakah Eun Taek berkerja dengan baik. Mo Na berkata bahwa Eun Taek yang terbaik. Bora mengajak Seol pergi supaya tidak mengganggu Eun Taek. Wajah Bora terlihat cemberut menahan kesal.
In Ho bermain piano asal-asalan sehingga membuat kesal prof Shin. In Ho mengatakan dia sedang sibuk, prof Shin marah dan menyuruh In Ho keluar. In Ho benar-benar keluar tak menghiraukan panggilan prof Shin.
In Ho berjalan dan melamun di tepi danau. Dia hanya berdiri mematung di depan pintu kereta ketika Seol melihatnya dan membiarkannya. Ketika turun Seol menyadari In Ho masih melamun. Seol menarik In Ho menyuruhnya turun. In Ho terkejut karena Seol menarik tangannya.
Seol berjalan di samping In Ho. Dia bertanya apa In Ho baik-baik saja. Namun In Ho malah dengan dingin berkata bahwa
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 14 Part 1
Komentar
Entah mengapa namun drama ini seperti keluar dari jalurnya. Seperti yang saya ungkapkan di synopsis sebelumnya bahwa saya berharap ada penyelesaian dan kisah masa lalu Jung yang belum terungkap. Namun sayangnya episode kali ini hanya diisi kisah In Ho saja. Untuk sebuah cerita sampingan nampaknya terlalu berlebihan. Scene-scene yang ditampilkan nampak bertele-tele dan membosankan scene Jung dan ayahnya yang berpotensi menggali kisah dibalik ‘perang dingin’ mereka malah tidak dapat berkata banyak.
Yang disesalkan adalah sikap In Ho terhadap ayah Jung yang nampak tidak menghargai ayah Jung. In Ho datang untuk meminjam uang, dan ayah Jung menasehati In Ho. In Ho malah tersinggung karena merasa Jung tidak pernah meminta maaf. Ayah Jung marah karena In Ho tidak berterima kasih. Dan lucunya In Ho malah marah karena merasa dimanfaatkan ayah Jung untuk mengawasi Jung. Sepertinya In Ho lupa siapa yang telah membesarkan, memberinya pakaian yang bagus, menyekolahkan, menyaliurkan bakat, memberi tempat tinggal yang nyaman dan memperlakukannya dengan baik. Hanya karena ayah Jung menginginkan sedikit rasa hormat dan menghargai In Ho malah beranggapan ayah Jung ingin In Ho membalas budi. Menurut saya adalah hal yang wajar jika ayah Jung ingin In Ho menghargainya. Meski Jung salah karena pernah mencelakai In Ho, namun selama ini ayah Jung lah yang telah memberi In Ho dan In Ha fasilitas. Bahkan ketika In Ho pergi, ayah Jung tetap memberikan kemewahan untuk In Ha. Jika ayah Jung hanya memanfaatkan In Ho dan In Ha. Saat In Ho pergi bisa saja ayah Jung mengusir In Ha, karena berbeda dengan In Ho yang bisa selalu mendampingi Jung, In Ha hanya bisa bersama Jung di saat tertentu saja. dan itu pastinya tidak berguna bagi ayah Jung. sesuatu yang tak berguna harusnya dibuang kan? Namun ayah Jung tidak melakukannya.
In Ho memang seseorang yang sebenarnya berhati baik dan tulus. Namun ada kalanya In Ho pun bersikap buruk dan emosional. Nampaknya ada kemungkinan penulis naskah mengarahkan penonton untuk menyukai In Ho dan menganggap Jung tidak cocok dengan Seol.
Posting Komentar untuk "SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 13 Part 2"