SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 15 Part 2
Baru Sinopsis, || EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 15 Part 2
Seol masuk ke kamar Jun untuk mengambil kamus elektriknya. Jung terlihat gundah. Seol menasehati Jun untuk melakukan apa yang dia suka. Jun memiliki banyak bakat, jadi tidak perlu memaksakan diri kuliah sesuai keinginan ayah.
Jun datang ke kampus untuk menemui Ah Young. Sayangnya Ah Young tengah sibuk membantu seniornya menyelesaikan patung untuk pameran seni. Ah Young bertanya mengapa Jun datang, namun Jun yang tidak ingin mengganggu Ah Young mengatakan dia datang untuk bertemu Seol. Jun berpamitan, saat menuruni tangga dia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan tiket film sambil menggumam sendiri.
Jae Woo menunggu di depan apartemen In Ho. In Ha keluar dan terkejut melihat Jae Woo membawa mobil kecil. In Ha merasa malu dan tidak mau naik, namun Jae Woo memaksanya masuk. In Ha bersungut karena sebelumnya dia mengira Jae Woo anak orang kaya. Jae Woo bertanya sejak kapan In Ha mengenal Jung. In Ha mengatakan sejak kecil mereka tumbuh bersama. “CEO menyukaiku seperti anak sendiri” kata In Ha dengan bangga. In Ha bertanya mengapa Jae Woo menanyakannya. Jae Woo mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan In Ha. Jika Jung mengatakan sesuatu dia akan membela In Ha. In Ha tertawa dan mencubit pipi Jae Woo dengan gemas. Dia mengatakan Jae Woo tidak perlu khawatir karena dia bisa mengatasinya. Jae Woo menurunkan In Ha di pinggir jalan.
In Ha mengucapkan terima kasih dan berjanji akan menceritakan pesta itu pada Jae Woo. Jae woo memanggil In Ha namun In Ha tidak mendengarnya. Jae Woo hendak memberikan tiket masuk ke pameran seni.
In Ha memasuki ruang pesta dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa pesta itu sesuai gayanya. In Ha menghampiri dan menyapa Jung. Jung terlihat tenang dan memberikan gelas sampanye pada In Ha. Mereka bersulang. In Ha mengatakan bahwa pesta itu sesuai dengan mereka. In Ha juga bertanya mengapa Jung datang karena biasanya Jung tidak suka pesta seperti itu. Jung hanya diam.
In Ha bertanya lagi, apakah ayah Jung memarahi Jung dengan keras dan berkata dengan percaya diri bahwa dengan satu kata darinya, ayah Jung pasti tidak marah lagi. Jung tersenyum aneh dan mengatakan khusus hari itu dia akan bertahan di pesta. Jung menyuruh In Ha untuk berkeliling melihat-lihat. Sementara dia berjalan menuju sebuah meja dan duduk disana.
“Baek In Ha?” seseorang memanggil In Ha. In Ha menoleh dan melihat sosok yang dia kenal. “Bagaimana kau bisa ada di sini. Tidak sembarang orang bisa datang ke sini” tanya pria itu. “Sembarang orang? Aku yang seharusnya mengatakan itu. Kau hanya anak dari pemilik perusahaan kelas menengah. Bagaimana kau bisa diundang kemari?” tanya In Ha. Pria itu tersenyum kecut dan berkata “Hey, apakah kali ini kau menangkap yang bagus? Siapa kali ini?” tanya pria itu dengan sinis. “Kau seseorang yang tidak bisa dibandingkan dengannya jadi bukan urusanmu” kata In Ha ketus.
“Permisi” kata seorang pria. Begitu In Ha berpaling pria itu tertawa “Kau..” pria yang sebelumnya bicara dengan In Ha bertanya “Kau juga mengenalnya?” “Aku dibodohi olehnya sedikit. Dia sangat cantik jadi aku bermain dengannya. Kemudian dia tidak tahu tempatnya” kata pria (kedua) tersebut. Pria pertama memanggil In Ha “Hey Baek In Ha! Berapa banyak pria yang sudah kau tipu uangnya?” “tenanglah!” kata pria kedua. “Mengapa terganggu dan marah dengan orang seperti itu?” lanjut pria kedua. “Ya Tuhan, orang seperti itu…” kata pria pertama “sangat memalukan” kata pria kedua. In Ha terlihat kesal dan berbalik menghampiri mereka. In Ha menyiramkan isi gelas yang ada ditangannya ke wajah pria pertama.
“Hey apa kau bilang ‘penipu’?” In Ha berjalan ke pria ke dua dan memukul kepalanya dengan tas tangannya. “Kaulah yang membelikan aku hadiah memintaku berkencan denganmu” kata In Ha. Ayah Jung menengok ke arah In Ha. “Mau kemana kau? Minta maaf” kata pria kedua menahan In Ha. “Pergi kau, aku harusnya menerima permintaan maaf” kata In Ha. Kedua pria menjadi emosi dan menarik tangan In Ha. In Ha meronta berusaha melepaskan diri. Kedua pria kemudian melepaskan tangan In Ha sehingga In Ha jatuh terjembab di lantai. Jung melihat peristiwa itu dengan tenang bahkan seperti menikmati. Jung melirik ke ayahnya yang malah memalingkan wajah seakan tidak tahu ada kejadian itu.
“Beraninya kalian melakukan ini padaku” kata In Ha. Ayah memanggil dua sekuriti dan menyuruh mereka membawa In Ha keluar. In Ha terlihat kesal dan dengan sombong mengancam kedua pria itu bahwa mereka akan menyesal telah memperlakukannya seperti itu. In Ha dengan lantang mengatakan dia adalah putri dari CEO grup Taerang. “Kalian adalah orang-orang yang tidak tahu tempat kalian” kata In Ha ketus. Jung hanya tersenyum melihat In Ha yang semakin lepas control. Dua petugas keamanan mengajak In Ha ikut dengan mereka.
In Ha melihat ayah Jung dan mencoba memanggilnya namun ayah Jung malah membuang muka. In Ha terlihat shock. Kedua petugas menarik tangan In Ha. In Ha terus memanggil ayah Jung yang malah sibuk mengobrol dengan tamunya.
In Ha berusaha melepaskan diri sementara petugas keamanan terus menarik lengannya mengeluarkannya dari ruangan. In Ha melihat ke arah Jung yang tengah menatapnya dengan puas. Kedua pria mendekat ke arah Jung dan menyapanya. Mereka senang karena Jung telah mengundang mereka.
In Ho pulang dan terkejut melihat rumah berantakan dan In Ha nampak tergeletak di lantai dengan mata terbuka. In Ho bertanya ada apa.
In Ha mengatakan bahwa dia akan membunuh Jung. In Ho menghampiri In Ha dan membantunya bangun. Dia menanyakan apa yang terjadi.
Jung berdiri di depan gedung kuliah. Seol yang melihat Jung berlari dengan wajah gembira dan memanggilnya. Seol bertanya mengapa Jung ada di situ. Jung mengatakan dia ingin mengantar Seol pulang. Seol tersenyum senang. Dia melihat pakaian yang dikenakan Jung dan nampak heran karena Jung berpakaian rapih. Jung mengatakan dia habis menghadiri suatu acara. Seol mencium bau alcohol, dan bertanya apakah Jung membawa mobilnya. Jung mengatakan dia hanya minum sedikit. Dia menyewa supir untuk mengantar. Seol menggoda Jung dengan mengatakan bahwa rumahnya jauh dan Jung balas menggoda dengan mengatakan kalau itu lebih baik
Di dalam mobil Jung bertanya pada Seol jam berapa ujian berakhir esok. Seol berkata dia akan selesai pagi karena hanya tinggal satu ujian lagi. Seol mengeluhkan ujian yang terasa lama dan Jung memuji Seol yang telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Seol bertanya apakah besok mereka jadi pergi. Jung mengiyakan dan bertanya apakah Seol mengarang cerita. Seol mengiyakan “Aku mengatakan akan menginap di rumah Bora” Jung tersenyum dan membalas “Apa yang bisa kita lakukan tanpa Bora” mereka berdua tertawa.
Jung menggenggam tangan Seol namun Seol malah menariknya dan meletakkan tangannya di atas tangan Jung, kemudian Jung meletakkan tangannya di atas tangan Seol dan terakhir Seol meletakkan tangannya di atas tangan Jung. Mereka saling menatap dan tertawa. Jung menundukkan kepalanya dan mencium tangan Seol sehingga Seol tersipu malu.
“Jadi Jung melakukannya” kata In Ho dengan wajah marah. In Ha menyesalkan ayah Jung yang tidak berkata apa-apa (membelanya). In Ha mengatakan bahwa dia telah diusir. Dan ayah Jung memperlakukannya seperti tidak kenal. In Ha berharap itu semua hanya mimpi. Karena ayah Jung sangat menyukainya. In Ho menyadarkan In Ha, bahwa dirumah itu mereka hanya hewan peliharaan. Mereka bermain dan berpura-pura sebagai saudara anaknya (Jung). In Ha nampak tidak terima dan berniat menemui ayah Jung untuk memberitahu bahwa dia telah dijebak. In Ho mencegahnya dan menyuruh In Ha beristirahat.
In Ho menghubungi Jung, namun tidak diangkat. In Ho melihat mobil Jung dan menghadangnya. Dia menyuruh Jung keluar dari mobil.
In Ho bertanya pada Jung mengapa dia mealukannya pada mereka (In Ho dan In Ha). “Apakah karena bulu anjing? Karena aku bilang aku menyukainya?” tanya In Ho. Jung memandang In Ho “Baiklah. Kalau aku akan pergi. Jadi tinggalkan kami sendiri” kata In Ho. “Sebenarnya, bisakah kalian yang membiarkanku sendiri” kata Jung. “Apa?” In Ho terkejut tidak mengerti. “Sejak kau datang ke rumahku bahkan hingga saat ini. Pernahkah yang kalian lakukan cukup? Ya aku menyadari kau ingin terlihat bagus di depan ayahku. Aku mengerti. Aku tidak peduli jika kau mendapatkan sesuatu dengan membuatku menjadi yang satu-satunya yang aneh. Itu semua di masa lalu” kata Jung. “Apa yang sedang kaubicarakan?” tanya In Ho masih belum mengerti.
“Aku juga tidak ingin berbuat sejauh itu. Tetapi jika Baek In Ha terus dibiarkan. Dia akan terus bersikap kelewatan. Jadi kau pastikan dia tahu. Jika dia mengatakan hal buruk tentang Seol lagi. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan nanti” kata Jung. Jung meninggalkan In Ho yang hanya bisa berdiri terdiam.
In Ho masuk ke kamar In Ha. Nampak In Ha tengah tertidur pulas. “Apa yang sudah kau lakukan?” tanya In Ho.
In Ha terbangun. Dia melihat di samping meja ada obat yang nampaknya diberikan oleh In Ho. In Ha berjalan menuju pintu. Langkahnya tertahan saat melihat bayangannya di cermin. “Aku tidak bisa kalah begitu saja” kata In Ha.
In Ha menemui ayah Jung. kepada ayah, dia mengatakan bahwa kedua pria yang menyerangnya adalah musuh Jung. Dan mereka menaruh dendam padanya yang kerap membela Jung. Ayah Jung meminta In Ha berhenti bicara. Ayah mengatakan bahwa kedua pria itu nampak tidak memiliki masalah kepada Jung namun kepada In Ha. Ayah juga mengatakan bahwa selama ini dia tidak tahu kehidupan seperti apa yang dijalani In Ha dan sekarang dia bisa membayangkannya. Kedua pria yang menyerang In Ha adalah anak dari keluarga yang dia kenal.
“Pernahkah kau berpikir itu dapat menyebabkan masalah suatu saat nanti?” In Ha bertanya apakah Jung yang mengatakannya. In Ha tetap berkelit tidak memiliki hubungan apapun dengan keduanya. In Ha membujuk ayah Jung dengan mengatakan bahwa yang dikatakan Jung tidak benar “Paman jangan percaya yang Jung katakan. Kau tahu dengan jelas bahwa Jung sedikit aneh” kata In Ha. Tak disangka ayah Jung tersinggung dengan ucapan In Ha. “Apa maksudmu aneh? Inikah yang kau pikirkan tentang dia selama ini? Apakah kau berkata seperti ini diluar?” ayah terlihat kesal dan In Ha terlihat takut. “Ini kesalahan besar membawamu masuk” kata ayah “Apa maksudmu?” tanya In Ha.
In Ha dengan gugup bertanya bukankah ayah Jung ingin mereka menjadi keluarga dan In Ha memanggil ‘ayah’ pada CEO Yoo. “Itu saat aku mengira kau akan berguna untuk Jung. Sekarang kau hanya mencelakainya! Mengapa aku menolak Jung dan melindungi kalian berdua?” tanya ayah. “Paman…” kata In Ha dengan wajah pucat. “Ini bukan karena aku tidak menyukaimu. Kau adalah cucu DR Baek. Aku juga memiliki rasa sayang padamu. Mari kita akhiri hubungan kita sekarang” kata ayah Jung. In Ha terperanjat tak percaya. “Paman, apa yang kau katakan?” tanya In Ha. “Aku bilang. Mari akhiri hubungan pribadi kita” kata ayah Jung. In Ha nampak panic dan menolaknya. “Mulai saat ini. Aku ingin kau menahan diri untuk bertemu secara pribadi atau menelepon baik kepadaku maupun Jung” kata ayah seraya meninggalkan In Ha yang masih shock.
In Ha keluar rumah dengan wajah pucat. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia akan membunuh Jung.
Seol, Bora dan Eun Taek keluar dari kelas dengan lega karena mereka telah menyelesaikan ujian terakhir. Bora menggoda Seol yang akan pergi bersama Jung. Dia bertanya apakah Seol sudah menyiapkan benda penting untuk dibawa pergi. Seol tidak mengerti maksud Bora. Bora mengatakan buku, laptop dan kamus adalah benda yang harus disiapkan Seol supaya saat bad mood dia bisa membuka dan membacanya. “Kau terlihat menakutkan saat belajar” kata Bora. Seol tertawa mendengar gurauan Bora dan dia pamit.
Jung tengah menyiapkan barang yang akan dia bawa pergi. Dia mengambil sebuah buku dan terlihat berpikir apakah harus membawanya atau tidak. Tiba-tiba pintu rumahnya digedor oleh In Ha. In Ha memukul-mukul pintu menyuruh Jung keluar.
Dia mengambil sebuah tabung hydrant dan memukul handle pintu dengan tabung tersebut. Jung nampak menghubungi seseorang. Jung meminta sekretaris Choi untuk datang. In Ha berhasil menghancurkan gagang pintu hingga terdengar bunyi alarm. Jung nampak terkejut melihat In Ha yang masuk dengan wajah penuh amarah.
In Ha menampar wajah Jung. In Ha mengamuk karena dia tidak ada tempat untuk bergantung lagi. Dia hendak memukul Jung. Namun Jung menangkap tangannya dan mendorong In Ha hingga terhempas ke lantai.
In Ha terlihat berusaha menguasai dirinya dan bersikap lunak “Jung tidakkah kau tahu mengapa aku jadi seperti ini? kau seharusnya tahu kenapa. Apa yang kupikirkan tentangmu…” “Percakapan itu berakhir sudah lama” kata Jung memotong ucapan In Ha. “Itu belum berakhir untukku” kata In Ha. “Alasanmu melakukan ini karena gadis itu, Hong Seol. Apa kau pikir dia berbeda? Itu karena dia belum mengetahui banyak tentangmu. Akulah satu-satunya di dunia ini yang tahu dan mengerti dirimu” kata In Ha sambil berteriak. “Lalu kenapa jika kau mengerti? Apakah itu berarti aku harus mencintaimu?” tanya Jung “Huh?” In Ha tidak mengerti. “Baek In Ha, mari tidak saling bertemu lagi. Ini yang terbaik untuk kita berdua” kata Jung dengan dingin. In Ha nampak kesal dan marah.
Dia melihat foto Jung dan Seol di sudut rumah Jung. Dia meraih foto tersebut, Jung memandangnya dan menunggu apa yang akan dilakukan In Ha.
In Ha melempar foto itu hingga pecah. “Tidak. Aku tidak bisa melakukannya. Kau tahu bagaimana rasanya hidup hidup selama ini sebagai bonekamu? Kau mengatakan ini sekarang. Kau membuangku hanya karena gadis rendahan ini? aku menerimamu meski kau menghancurkanku. Dan akulah yang membersihkan apa yang kaulakukan. Kau tidak bisa membuangku aku tidak akan biarkan itu terjadi!” terial In Ha. In Ha mengamuk, membanting semua barang hingga dua orang sekuriti datang mengamankannya. “Kau pikir kau akan baik-baik saja setelah ini?” teriak In Ha. Jung hanya diam tidak menanggapi. “Jung teganya kau berbuat ini! kau tega!” In Ha terus berteriak sementara dua sekuriti menyeretnya keluar.
Sekuriti melempar In Ha keluar dari apartemen. In Ha berusaha kembali masuk namun di dorong keluar. Pintu ditutup dan In Ha menggedor pintu itu. “Bagaimana aku harus hidup” kata In Ha. Sambil terus menangis.
Jung memandang sekeliling rumahnya yang berantakan. Seorang pria datang. Pria itu mengatakan sudah mengurus In Ha. Dia juga menawarkan akan membersihkan kekacauan di rumah Jung.
In Ha berjalan dengan gontai. Dia melihat Seol yang baru saja menyeberang. ‘Jangan terkejut. Aku sedang menuju rumahmu sekarang’ tulis Seol kepada Jung. In Ha nampak memikirkan sesuatu saat melihat Seol. “Benar. Aku tidak bisa menjadi satu-satunya yang kehilangan segalanya. Yoo Jung, ini akan adil jika kau kehilangan juga. Benar begitu kan?” kata In Ha pada dirinya sendiri seraya menghampiri Seol yang tidak menyadari kehadirannya.
In Ha mendorong Seol hinggga terjatuh. “Mati!. Ini salahmu ! Jika kau tidak berada di sekitarnya ini tidak akan terjadi padaku . Jika kau tidak disini, bagaimana ini terjadi padaku!” kata In Ha berusaha mendorong Seol yang mencoba melawan. “Ini salahmu. Semua salahmu!” kata In Ha seraya mendorong Seol hingga jatuh terhempas ke jalan.
Seol mencoba bangun tepat saat itu sebuah mobil berbelok dan tidak sempat mengerem hingga menabrak Seol yang kemudian jatuh membentur jalanan. In Ha tertegun menyadari apa yang terjadi. Di jalan Seol tergeletak tak bergerak, nampak darah menggenang membasahi aspal.
Jung bersiap pergi. Dia mendengar ponselnya berbunyi. Dia membuka pesan pada ponselnya. DIa membaca pesan itu namun tiba-tiba mendengar ada suara rebut di luar. Jung merasa ada yang tidak beres. Dia menjatuhkan tas nya ke lantai dan segera berlari ke luar. Sementara di luar Seol nampak masih tergeletak di jalan dengan darah menggenang.
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA FINAL EPISODE TERAKHIR
Cheese In The Trap Episode 16 Part 1 >>
Komentar
Episode kali ini cukup menegangkan meski di awal sempat berjalan lambat. Namun episode kali ini juga terkesan terburu-buru dengan cerita yang seakan tidak selesai. Seperti Jun dan Ah Young yang hanya ‘begitu saja’ tidak penting tapi dihadirkan supaya ada kejelasan namun pada akhirnya tetap tidak jelas apa maksudnya. Kemudian scene In Ho dengan pianonya yang kembali memakan durasi untuk hal yang tidak penting. Hanya untuk menunjukkan tangan In Ho yang sakit sampai harus menghabiskan beberapa scene yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk adegan lain.
Scene masa kecil Jung juga terkesan tanggung dan kurang mendetail. Anak kecil marah dan membalas temannya itu sudah biasa, mengapa tidak ada hal lain yang bisa dijadikan alasan ‘bahaya’nya Jung. Justru ayah Jung jadi terkesan egois dan seakan tidak mau mendengarkan penjelasan putranya dan percaya pada In Ha padahal pada episode sebelumnya saat makan bersama In Ha ayah Jung terlihat sudah hafal karakter In Ha yang berbohong supaya untuk mencapai tujuannya .
Scene In Ha dan Jung menguras emosi dan terasa tegang. Sayangnya tidak dijelaskan cerita masa lalu mereka. Mengapa In Ha mengatakan dia selalu membantu Jung membersihkan hal-hal (kotor) yang dilakukan Jung. Dan sebenarnya hal apa yang menyebabkan Jung berkata ‘itu sudah lama berakhir’ karena kalimat tersebut sudah dua kali digunakan pada dua scene yang berbeda.
Seol masuk ke kamar Jun untuk mengambil kamus elektriknya. Jung terlihat gundah. Seol menasehati Jun untuk melakukan apa yang dia suka. Jun memiliki banyak bakat, jadi tidak perlu memaksakan diri kuliah sesuai keinginan ayah.
Jun datang ke kampus untuk menemui Ah Young. Sayangnya Ah Young tengah sibuk membantu seniornya menyelesaikan patung untuk pameran seni. Ah Young bertanya mengapa Jun datang, namun Jun yang tidak ingin mengganggu Ah Young mengatakan dia datang untuk bertemu Seol. Jun berpamitan, saat menuruni tangga dia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan tiket film sambil menggumam sendiri.
Jae Woo menunggu di depan apartemen In Ho. In Ha keluar dan terkejut melihat Jae Woo membawa mobil kecil. In Ha merasa malu dan tidak mau naik, namun Jae Woo memaksanya masuk. In Ha bersungut karena sebelumnya dia mengira Jae Woo anak orang kaya. Jae Woo bertanya sejak kapan In Ha mengenal Jung. In Ha mengatakan sejak kecil mereka tumbuh bersama. “CEO menyukaiku seperti anak sendiri” kata In Ha dengan bangga. In Ha bertanya mengapa Jae Woo menanyakannya. Jae Woo mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan In Ha. Jika Jung mengatakan sesuatu dia akan membela In Ha. In Ha tertawa dan mencubit pipi Jae Woo dengan gemas. Dia mengatakan Jae Woo tidak perlu khawatir karena dia bisa mengatasinya. Jae Woo menurunkan In Ha di pinggir jalan.
In Ha mengucapkan terima kasih dan berjanji akan menceritakan pesta itu pada Jae Woo. Jae woo memanggil In Ha namun In Ha tidak mendengarnya. Jae Woo hendak memberikan tiket masuk ke pameran seni.
In Ha memasuki ruang pesta dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa pesta itu sesuai gayanya. In Ha menghampiri dan menyapa Jung. Jung terlihat tenang dan memberikan gelas sampanye pada In Ha. Mereka bersulang. In Ha mengatakan bahwa pesta itu sesuai dengan mereka. In Ha juga bertanya mengapa Jung datang karena biasanya Jung tidak suka pesta seperti itu. Jung hanya diam.
In Ha bertanya lagi, apakah ayah Jung memarahi Jung dengan keras dan berkata dengan percaya diri bahwa dengan satu kata darinya, ayah Jung pasti tidak marah lagi. Jung tersenyum aneh dan mengatakan khusus hari itu dia akan bertahan di pesta. Jung menyuruh In Ha untuk berkeliling melihat-lihat. Sementara dia berjalan menuju sebuah meja dan duduk disana.
“Baek In Ha?” seseorang memanggil In Ha. In Ha menoleh dan melihat sosok yang dia kenal. “Bagaimana kau bisa ada di sini. Tidak sembarang orang bisa datang ke sini” tanya pria itu. “Sembarang orang? Aku yang seharusnya mengatakan itu. Kau hanya anak dari pemilik perusahaan kelas menengah. Bagaimana kau bisa diundang kemari?” tanya In Ha. Pria itu tersenyum kecut dan berkata “Hey, apakah kali ini kau menangkap yang bagus? Siapa kali ini?” tanya pria itu dengan sinis. “Kau seseorang yang tidak bisa dibandingkan dengannya jadi bukan urusanmu” kata In Ha ketus.
“Permisi” kata seorang pria. Begitu In Ha berpaling pria itu tertawa “Kau..” pria yang sebelumnya bicara dengan In Ha bertanya “Kau juga mengenalnya?” “Aku dibodohi olehnya sedikit. Dia sangat cantik jadi aku bermain dengannya. Kemudian dia tidak tahu tempatnya” kata pria (kedua) tersebut. Pria pertama memanggil In Ha “Hey Baek In Ha! Berapa banyak pria yang sudah kau tipu uangnya?” “tenanglah!” kata pria kedua. “Mengapa terganggu dan marah dengan orang seperti itu?” lanjut pria kedua. “Ya Tuhan, orang seperti itu…” kata pria pertama “sangat memalukan” kata pria kedua. In Ha terlihat kesal dan berbalik menghampiri mereka. In Ha menyiramkan isi gelas yang ada ditangannya ke wajah pria pertama.
“Hey apa kau bilang ‘penipu’?” In Ha berjalan ke pria ke dua dan memukul kepalanya dengan tas tangannya. “Kaulah yang membelikan aku hadiah memintaku berkencan denganmu” kata In Ha. Ayah Jung menengok ke arah In Ha. “Mau kemana kau? Minta maaf” kata pria kedua menahan In Ha. “Pergi kau, aku harusnya menerima permintaan maaf” kata In Ha. Kedua pria menjadi emosi dan menarik tangan In Ha. In Ha meronta berusaha melepaskan diri. Kedua pria kemudian melepaskan tangan In Ha sehingga In Ha jatuh terjembab di lantai. Jung melihat peristiwa itu dengan tenang bahkan seperti menikmati. Jung melirik ke ayahnya yang malah memalingkan wajah seakan tidak tahu ada kejadian itu.
“Beraninya kalian melakukan ini padaku” kata In Ha. Ayah memanggil dua sekuriti dan menyuruh mereka membawa In Ha keluar. In Ha terlihat kesal dan dengan sombong mengancam kedua pria itu bahwa mereka akan menyesal telah memperlakukannya seperti itu. In Ha dengan lantang mengatakan dia adalah putri dari CEO grup Taerang. “Kalian adalah orang-orang yang tidak tahu tempat kalian” kata In Ha ketus. Jung hanya tersenyum melihat In Ha yang semakin lepas control. Dua petugas keamanan mengajak In Ha ikut dengan mereka.
In Ha melihat ayah Jung dan mencoba memanggilnya namun ayah Jung malah membuang muka. In Ha terlihat shock. Kedua petugas menarik tangan In Ha. In Ha terus memanggil ayah Jung yang malah sibuk mengobrol dengan tamunya.
In Ha berusaha melepaskan diri sementara petugas keamanan terus menarik lengannya mengeluarkannya dari ruangan. In Ha melihat ke arah Jung yang tengah menatapnya dengan puas. Kedua pria mendekat ke arah Jung dan menyapanya. Mereka senang karena Jung telah mengundang mereka.
In Ho pulang dan terkejut melihat rumah berantakan dan In Ha nampak tergeletak di lantai dengan mata terbuka. In Ho bertanya ada apa.
In Ha mengatakan bahwa dia akan membunuh Jung. In Ho menghampiri In Ha dan membantunya bangun. Dia menanyakan apa yang terjadi.
Jung berdiri di depan gedung kuliah. Seol yang melihat Jung berlari dengan wajah gembira dan memanggilnya. Seol bertanya mengapa Jung ada di situ. Jung mengatakan dia ingin mengantar Seol pulang. Seol tersenyum senang. Dia melihat pakaian yang dikenakan Jung dan nampak heran karena Jung berpakaian rapih. Jung mengatakan dia habis menghadiri suatu acara. Seol mencium bau alcohol, dan bertanya apakah Jung membawa mobilnya. Jung mengatakan dia hanya minum sedikit. Dia menyewa supir untuk mengantar. Seol menggoda Jung dengan mengatakan bahwa rumahnya jauh dan Jung balas menggoda dengan mengatakan kalau itu lebih baik
Di dalam mobil Jung bertanya pada Seol jam berapa ujian berakhir esok. Seol berkata dia akan selesai pagi karena hanya tinggal satu ujian lagi. Seol mengeluhkan ujian yang terasa lama dan Jung memuji Seol yang telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Seol bertanya apakah besok mereka jadi pergi. Jung mengiyakan dan bertanya apakah Seol mengarang cerita. Seol mengiyakan “Aku mengatakan akan menginap di rumah Bora” Jung tersenyum dan membalas “Apa yang bisa kita lakukan tanpa Bora” mereka berdua tertawa.
Jung menggenggam tangan Seol namun Seol malah menariknya dan meletakkan tangannya di atas tangan Jung, kemudian Jung meletakkan tangannya di atas tangan Seol dan terakhir Seol meletakkan tangannya di atas tangan Jung. Mereka saling menatap dan tertawa. Jung menundukkan kepalanya dan mencium tangan Seol sehingga Seol tersipu malu.
“Jadi Jung melakukannya” kata In Ho dengan wajah marah. In Ha menyesalkan ayah Jung yang tidak berkata apa-apa (membelanya). In Ha mengatakan bahwa dia telah diusir. Dan ayah Jung memperlakukannya seperti tidak kenal. In Ha berharap itu semua hanya mimpi. Karena ayah Jung sangat menyukainya. In Ho menyadarkan In Ha, bahwa dirumah itu mereka hanya hewan peliharaan. Mereka bermain dan berpura-pura sebagai saudara anaknya (Jung). In Ha nampak tidak terima dan berniat menemui ayah Jung untuk memberitahu bahwa dia telah dijebak. In Ho mencegahnya dan menyuruh In Ha beristirahat.
In Ho menghubungi Jung, namun tidak diangkat. In Ho melihat mobil Jung dan menghadangnya. Dia menyuruh Jung keluar dari mobil.
In Ho bertanya pada Jung mengapa dia mealukannya pada mereka (In Ho dan In Ha). “Apakah karena bulu anjing? Karena aku bilang aku menyukainya?” tanya In Ho. Jung memandang In Ho “Baiklah. Kalau aku akan pergi. Jadi tinggalkan kami sendiri” kata In Ho. “Sebenarnya, bisakah kalian yang membiarkanku sendiri” kata Jung. “Apa?” In Ho terkejut tidak mengerti. “Sejak kau datang ke rumahku bahkan hingga saat ini. Pernahkah yang kalian lakukan cukup? Ya aku menyadari kau ingin terlihat bagus di depan ayahku. Aku mengerti. Aku tidak peduli jika kau mendapatkan sesuatu dengan membuatku menjadi yang satu-satunya yang aneh. Itu semua di masa lalu” kata Jung. “Apa yang sedang kaubicarakan?” tanya In Ho masih belum mengerti.
“Aku juga tidak ingin berbuat sejauh itu. Tetapi jika Baek In Ha terus dibiarkan. Dia akan terus bersikap kelewatan. Jadi kau pastikan dia tahu. Jika dia mengatakan hal buruk tentang Seol lagi. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan nanti” kata Jung. Jung meninggalkan In Ho yang hanya bisa berdiri terdiam.
In Ho masuk ke kamar In Ha. Nampak In Ha tengah tertidur pulas. “Apa yang sudah kau lakukan?” tanya In Ho.
In Ha terbangun. Dia melihat di samping meja ada obat yang nampaknya diberikan oleh In Ho. In Ha berjalan menuju pintu. Langkahnya tertahan saat melihat bayangannya di cermin. “Aku tidak bisa kalah begitu saja” kata In Ha.
In Ha menemui ayah Jung. kepada ayah, dia mengatakan bahwa kedua pria yang menyerangnya adalah musuh Jung. Dan mereka menaruh dendam padanya yang kerap membela Jung. Ayah Jung meminta In Ha berhenti bicara. Ayah mengatakan bahwa kedua pria itu nampak tidak memiliki masalah kepada Jung namun kepada In Ha. Ayah juga mengatakan bahwa selama ini dia tidak tahu kehidupan seperti apa yang dijalani In Ha dan sekarang dia bisa membayangkannya. Kedua pria yang menyerang In Ha adalah anak dari keluarga yang dia kenal.
“Pernahkah kau berpikir itu dapat menyebabkan masalah suatu saat nanti?” In Ha bertanya apakah Jung yang mengatakannya. In Ha tetap berkelit tidak memiliki hubungan apapun dengan keduanya. In Ha membujuk ayah Jung dengan mengatakan bahwa yang dikatakan Jung tidak benar “Paman jangan percaya yang Jung katakan. Kau tahu dengan jelas bahwa Jung sedikit aneh” kata In Ha. Tak disangka ayah Jung tersinggung dengan ucapan In Ha. “Apa maksudmu aneh? Inikah yang kau pikirkan tentang dia selama ini? Apakah kau berkata seperti ini diluar?” ayah terlihat kesal dan In Ha terlihat takut. “Ini kesalahan besar membawamu masuk” kata ayah “Apa maksudmu?” tanya In Ha.
In Ha dengan gugup bertanya bukankah ayah Jung ingin mereka menjadi keluarga dan In Ha memanggil ‘ayah’ pada CEO Yoo. “Itu saat aku mengira kau akan berguna untuk Jung. Sekarang kau hanya mencelakainya! Mengapa aku menolak Jung dan melindungi kalian berdua?” tanya ayah. “Paman…” kata In Ha dengan wajah pucat. “Ini bukan karena aku tidak menyukaimu. Kau adalah cucu DR Baek. Aku juga memiliki rasa sayang padamu. Mari kita akhiri hubungan kita sekarang” kata ayah Jung. In Ha terperanjat tak percaya. “Paman, apa yang kau katakan?” tanya In Ha. “Aku bilang. Mari akhiri hubungan pribadi kita” kata ayah Jung. In Ha nampak panic dan menolaknya. “Mulai saat ini. Aku ingin kau menahan diri untuk bertemu secara pribadi atau menelepon baik kepadaku maupun Jung” kata ayah seraya meninggalkan In Ha yang masih shock.
In Ha keluar rumah dengan wajah pucat. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia akan membunuh Jung.
Seol, Bora dan Eun Taek keluar dari kelas dengan lega karena mereka telah menyelesaikan ujian terakhir. Bora menggoda Seol yang akan pergi bersama Jung. Dia bertanya apakah Seol sudah menyiapkan benda penting untuk dibawa pergi. Seol tidak mengerti maksud Bora. Bora mengatakan buku, laptop dan kamus adalah benda yang harus disiapkan Seol supaya saat bad mood dia bisa membuka dan membacanya. “Kau terlihat menakutkan saat belajar” kata Bora. Seol tertawa mendengar gurauan Bora dan dia pamit.
Jung tengah menyiapkan barang yang akan dia bawa pergi. Dia mengambil sebuah buku dan terlihat berpikir apakah harus membawanya atau tidak. Tiba-tiba pintu rumahnya digedor oleh In Ha. In Ha memukul-mukul pintu menyuruh Jung keluar.
Dia mengambil sebuah tabung hydrant dan memukul handle pintu dengan tabung tersebut. Jung nampak menghubungi seseorang. Jung meminta sekretaris Choi untuk datang. In Ha berhasil menghancurkan gagang pintu hingga terdengar bunyi alarm. Jung nampak terkejut melihat In Ha yang masuk dengan wajah penuh amarah.
In Ha menampar wajah Jung. In Ha mengamuk karena dia tidak ada tempat untuk bergantung lagi. Dia hendak memukul Jung. Namun Jung menangkap tangannya dan mendorong In Ha hingga terhempas ke lantai.
In Ha terlihat berusaha menguasai dirinya dan bersikap lunak “Jung tidakkah kau tahu mengapa aku jadi seperti ini? kau seharusnya tahu kenapa. Apa yang kupikirkan tentangmu…” “Percakapan itu berakhir sudah lama” kata Jung memotong ucapan In Ha. “Itu belum berakhir untukku” kata In Ha. “Alasanmu melakukan ini karena gadis itu, Hong Seol. Apa kau pikir dia berbeda? Itu karena dia belum mengetahui banyak tentangmu. Akulah satu-satunya di dunia ini yang tahu dan mengerti dirimu” kata In Ha sambil berteriak. “Lalu kenapa jika kau mengerti? Apakah itu berarti aku harus mencintaimu?” tanya Jung “Huh?” In Ha tidak mengerti. “Baek In Ha, mari tidak saling bertemu lagi. Ini yang terbaik untuk kita berdua” kata Jung dengan dingin. In Ha nampak kesal dan marah.
Dia melihat foto Jung dan Seol di sudut rumah Jung. Dia meraih foto tersebut, Jung memandangnya dan menunggu apa yang akan dilakukan In Ha.
In Ha melempar foto itu hingga pecah. “Tidak. Aku tidak bisa melakukannya. Kau tahu bagaimana rasanya hidup hidup selama ini sebagai bonekamu? Kau mengatakan ini sekarang. Kau membuangku hanya karena gadis rendahan ini? aku menerimamu meski kau menghancurkanku. Dan akulah yang membersihkan apa yang kaulakukan. Kau tidak bisa membuangku aku tidak akan biarkan itu terjadi!” terial In Ha. In Ha mengamuk, membanting semua barang hingga dua orang sekuriti datang mengamankannya. “Kau pikir kau akan baik-baik saja setelah ini?” teriak In Ha. Jung hanya diam tidak menanggapi. “Jung teganya kau berbuat ini! kau tega!” In Ha terus berteriak sementara dua sekuriti menyeretnya keluar.
Sekuriti melempar In Ha keluar dari apartemen. In Ha berusaha kembali masuk namun di dorong keluar. Pintu ditutup dan In Ha menggedor pintu itu. “Bagaimana aku harus hidup” kata In Ha. Sambil terus menangis.
Jung memandang sekeliling rumahnya yang berantakan. Seorang pria datang. Pria itu mengatakan sudah mengurus In Ha. Dia juga menawarkan akan membersihkan kekacauan di rumah Jung.
In Ha berjalan dengan gontai. Dia melihat Seol yang baru saja menyeberang. ‘Jangan terkejut. Aku sedang menuju rumahmu sekarang’ tulis Seol kepada Jung. In Ha nampak memikirkan sesuatu saat melihat Seol. “Benar. Aku tidak bisa menjadi satu-satunya yang kehilangan segalanya. Yoo Jung, ini akan adil jika kau kehilangan juga. Benar begitu kan?” kata In Ha pada dirinya sendiri seraya menghampiri Seol yang tidak menyadari kehadirannya.
In Ha mendorong Seol hinggga terjatuh. “Mati!. Ini salahmu ! Jika kau tidak berada di sekitarnya ini tidak akan terjadi padaku . Jika kau tidak disini, bagaimana ini terjadi padaku!” kata In Ha berusaha mendorong Seol yang mencoba melawan. “Ini salahmu. Semua salahmu!” kata In Ha seraya mendorong Seol hingga jatuh terhempas ke jalan.
Seol mencoba bangun tepat saat itu sebuah mobil berbelok dan tidak sempat mengerem hingga menabrak Seol yang kemudian jatuh membentur jalanan. In Ha tertegun menyadari apa yang terjadi. Di jalan Seol tergeletak tak bergerak, nampak darah menggenang membasahi aspal.
Jung bersiap pergi. Dia mendengar ponselnya berbunyi. Dia membuka pesan pada ponselnya. DIa membaca pesan itu namun tiba-tiba mendengar ada suara rebut di luar. Jung merasa ada yang tidak beres. Dia menjatuhkan tas nya ke lantai dan segera berlari ke luar. Sementara di luar Seol nampak masih tergeletak di jalan dengan darah menggenang.
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA FINAL EPISODE TERAKHIR
Cheese In The Trap Episode 16 Part 1 >>
Komentar
Episode kali ini cukup menegangkan meski di awal sempat berjalan lambat. Namun episode kali ini juga terkesan terburu-buru dengan cerita yang seakan tidak selesai. Seperti Jun dan Ah Young yang hanya ‘begitu saja’ tidak penting tapi dihadirkan supaya ada kejelasan namun pada akhirnya tetap tidak jelas apa maksudnya. Kemudian scene In Ho dengan pianonya yang kembali memakan durasi untuk hal yang tidak penting. Hanya untuk menunjukkan tangan In Ho yang sakit sampai harus menghabiskan beberapa scene yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk adegan lain.
Scene masa kecil Jung juga terkesan tanggung dan kurang mendetail. Anak kecil marah dan membalas temannya itu sudah biasa, mengapa tidak ada hal lain yang bisa dijadikan alasan ‘bahaya’nya Jung. Justru ayah Jung jadi terkesan egois dan seakan tidak mau mendengarkan penjelasan putranya dan percaya pada In Ha padahal pada episode sebelumnya saat makan bersama In Ha ayah Jung terlihat sudah hafal karakter In Ha yang berbohong supaya untuk mencapai tujuannya .
Scene In Ha dan Jung menguras emosi dan terasa tegang. Sayangnya tidak dijelaskan cerita masa lalu mereka. Mengapa In Ha mengatakan dia selalu membantu Jung membersihkan hal-hal (kotor) yang dilakukan Jung. Dan sebenarnya hal apa yang menyebabkan Jung berkata ‘itu sudah lama berakhir’ karena kalimat tersebut sudah dua kali digunakan pada dua scene yang berbeda.
Posting Komentar untuk "SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 15 Part 2"