SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 6 Part 1
Baru Sinopsis, || EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 6 Part 1
‘Kesalahpahaman’ mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkan yang terjadi di episode lalu. Layaknya pasangan lain Seol dan Jung juga mengalami yang namanya pertengkaran. Seol yang mulai memahami Jung tidak lantas bisa mentolerir apa yang Jung lakukan untuknya dengan alasan hal itu malah merugikan pihak lain. Padahal kita tidak bisa menyenangkan semua pihak. Pasti ada pihak yang tak suka saat kita merasa senang da nada pihak yang merasa senang saat justru kita merasa sedih.
Di episode lalu Seol dan Jung semakin memahami karakter masing-masing dan saling mentolerir kebiasaan masing-masing. Jung yang tahu Seol tidak memilki banyak uang namun ingin mentraktirnya mempersilahkan Seol menggunakan kupon sehingga mereka bisa tetap makan tanpa Jung menyakiti harga diri Seol. Seol juga paham bahwa Jung bukan tipe yang suka menjelaskan atau membela diri saat orang lain menuduhnya. Jung baru akan menejelaskan jika orang tersebut bertanya lebih mendalam dan mau mendengarkannya dengan tenang (hal ini tidak pernah dilakukan In Ho saat mengungkit insiden pengeroyokan).
Episode lalu menyisakan kesedihan untuk Jung. Untuk pertama kalinya Jung memikirkan kata-kata orang lain pada dirinya. Jung yang tidak pernah peduli dengan pendapat orang lain, nampak terluka saat satu-satunya orang yang dia pedulikan juga membalikkan badan padanya.
Seol nampak terkejut. Dia berada di sebuah ruangan mengenakan gaun dan di depannya ada meja panjang dengan hidangan tertata. Di seberang meja nampak Jung mengenakan tuxedo. Seol bertanya kenapa dia ada di situ. Seol mengatakan kalau mereka seharusnya tidak begini (makan malam bersama). Jung memotong dengan bertanya haruskan Seol selalu berdebat dengannya supaya puas? “Kaulah yang membuat penilaian tentangku dan menciptakan kesalah pahaman” kata Jung. jung mengungkit masalah saat pesta penyambutan dan regitrasi Sang Chul. Tiba-tiba meja bergerak semakin panjang. Jung mengungkit Seol yang selalu memilihnya untuk berdebat. Meja kembali bergerak memanjang. Seol bertanya kenapa Jung malah membalikkan pertanyaan? Jung mengatakan meski tahun lalu dia berbuat salah namun dia berusaha melakukan yang terbaik untuk Seol. Jung mengatakan dia merelakan beasiswa untuk Seol, mencarikan tempat kursus hingga mencarikan pekerjaan. “Jadi apa masalah terbesarnya?” kata Jung marah. Meja kembali bergerak memanjang hingga mereka berdua terkejut. Seol kesal dan berdiri “Ini bukan yang aku mau!” Jung memandangnya dan berkata “Jadi, kau tidak menyukainya? Jujurlah kau menyukainya kan? Pikirkan baik-baik. Kau menerima semuanya dan sekarang kau bilang aku pria jahat. Seberapa sempurna yang kau harapkan dariku?” Jung meninggikan suaranya. Lampu yang tergantung di atas meja terjatuh tepat di tengah, dan meja kembali bergerak memanjang. “Apa yang akan kaulakukan sekarang? Apa kau akan terus menciptakan jarak padaku seperti ini?”
Seol terbangun dari tidurnya. Dia mendapat sms dari Bora yang mengabarkan ayahnya baru keluar dari RS dan Bora mentraktir Seol makan. Seol membatin “Bagaimana bisa Jung hanya mengatakan yang dia mau bahkan di dalam mimpiku”
“Jadi kau belum menghubunginya setelah hari itu?” Tanya Bora. “Ya” kata Seol lesu. “Hey, jika aku jadi kau. Aku akan menarikan tarian Hula di Gwangwamun untuk mendapatkan pacar yang keren. Kau tidak tahu bagaimana bersyukur memiliki pacar yang baik” kata Bora. “Tapi aku tidak suka dia baik padaku dengan cara seperti itu. Aku khawatir aku akan terbiasa” kata Seol. “Jadi apa yang akan kau lakukan? Pergi? berhenti?”kata Bora. “Apa?” Seol tidak mengerti. “Cara senior bertindak mungkin tidak wajar dan aku bisa melihat kau mungkin akan mendapat masalah menerimanya. Tapi bagaimana perasaanmu padanya? Kau benar ingin putus dengannya?”
Seol nampak mengetik pesan di ponsel “Senior aku ingin bertemu dan bicara. Kau punya waktu besok?” In Ho mendapat pesan dari In Ha yang kembali meminta uang. In Ho merasa kesal karena In Ha minta uang terus menerus. Seol yang mendengar In Ho mengeluh menanyakannya pada In Ho. In Ho mengatakan bahwa dia dalam masalah besar. “Kenapa?” Tanya Seol. “Aku bertanya-tanya kapan bulu anjing membelikanku makanan” kata In Ho. Seol memasng muka cemberut mendengarnya. In Ho meminta Seol melupakan tapi dia sendiri berat untuk membiarkannya LOL Seol heran kenapa In Ho selalu menyinggung makanan setiap kali mereka bertemu. In Ho kesal dan mengungkit kalau Seol pernah janji mau mentraktir sebagai ucapan terima kasih atas insiden batu bata. Seol mengiyakan dan berjanji akan mentraktir In Ho hari itu.
Jung terlihat sedang menggosok gigi, dia kemudian mengecek ponselnya. Jung menghapus beberapa pesan termasuk pesan dari Seol. Tiba-tiba pesan yang dikirim Seol masuk. Jung terlihat terkejut dan salah tingkah. Dengan terburu-buru dia masuk ke kamar mandi.
In Ho menunggu Seol di depan minimarket sambil berteduh. Tiba-tiba In Ho mendengar ada suara televise. Dia berjalan ke arah tv yang sedang menayangkan wawancara seorang pianis. Pianis itu bercerita tentang seorang anak yang seperti mutiara diantara pasir. Dia memiliki bakat dan keterampilan dalam bermain piano. In Ho memandang dengan ekspresi getir. Pianis itu merasa bersyukur pernah bertemu dengan murid yang berbakat seperti itu.
Waktu kembali ke beberapa tahun sebelumnya, saat In Ho masih SMU. Dia bermain piano dengan tempo yang lambat. Gurunya yang ternyata pianis yang diwawancarai tadi, mengingatkan In Ho untuk serius. Dia juga memuji In Ho sebagai murid istimewanya. In Ho lantas memainkan lagu bertempo cepat. Gurunya menggoda In Ho dengan mengatakan In Ho sengaja memainkan lagu itu supaya orang-orang memberinya pujian. In Ho tersenyum mengiyakan. Pak guru meminta In Ho untuk berhati-hati karena tepukan tangan seperti sebuah pisau yang suatu kali bisa melukai.
Saat In Ho berada di RS, gurunya meminta In Ho untuk rehab.
Kembali ke masa kini. In Ho nampak sedih. Dia menghapus airmatanya. Seol datang membawa payung. Seol tertegun melihat In Ho yang tengah berdiri mematung di depan tv. In Ho menghapus air matanya kemudian berbalik. Dia melihat Seol dan berpura-pura tegar. Seol pura-pura tidak tahu In Ho menangis. In Ho memarahi Seol yang terlambat. Dia mengatakan dia basah kuyup karena menunggu Seol. Seol tidak mengatakan apa-apa dan memayungi In Ho. In Ho menyarankan untuk minum saja.
Jung menunggu Seol pulang. Dia berdiri di depan rumah Seol dengan payung digenggamannya. Jung melihat seekor ulat di atas daun. Perlahan dia mengambil ulat itu dan meletakkannya di tangannya.
Seol dan In Ho minum di bar. Seol memandang In Ho dengan tatapan penasaran. In Ho bertanya kenapa Seol tidak minum. Seol beralasan dia tidak bisa minum banyak, jadi akan minum sedikit-sedikit. In Ho menyidir Seol “Apa yang baik darimu selain belajar?” ejek In Ho. “Kau sendiri selain belajar adakah yang tidak bagus kau lakukan?” In Ho meminta Seol untuk tidak membalas ucapannya. In Ho bertanya apakah Seol melihat kejadian seselumnya. Seol berpura-pura tidak tahu “Lihat apa? kau kebasahan?” In Ho tersenyum mengerti kalau Seol tidak ingin membuatnya malu.
Jung datang ke bar. “Jadi kau disini?” suara jung mengagetkan Seol. Jung berjalan menghampiri dan duduk di sebelah Seol. “Aku ingat datang kesini denganmu jadi aku ke sini” Jung mengatakan sambil tersenyum. Seol terpaku, tak percaya Jung datang. Seol membatin “Oh bagaimana ini bisa terjadi? Aku merasa seperti tersangkut di bola bagaikan tertangkap basah tengah berselingkuh. Akulah yang seharusnya marah”. Jung melihat In Ho “Bagaimana kau bisa berkeliaran di sini?” “Berkeliaran?” In Ho nampak sebal. “Bukankah aku sudah bilang untuk tidak bergaul dengan orang-orang disekitarku? Kau tidak mau mendengar” kata Jung. “Aku melakukannya. Tapi apa yang harus kulakukan? Bulu anjing harus mentraktirku minum jadi aku tidak bisa mendengarkan permintaanmu. Jika kau tidak suka pergilah” kata In Ho mengusir Jung.
“Jika Seol yang harus membayar maka kita harus minum” kata Jung lalu memanggil pelayan untuk memberi satu gelas lagi. Jung menyindir In Ho yang pastinya mengalami masa sulit karena harus bekerja keras untuk memberi makan dan membayar sewa rumah kakaknya. “Kau seharusnya tidak bersantai seperti ini” kata Jung. In ho kesal dan menggebrak meja. “Kau yang menyebabkan ini terjadi. Jangan bawa-bawa kakakku setiap kali kau bicara”. Kata In Ho. “Kau ingin bilang ini salahku kenapa? Kau bilang kau kembali karena kauingin melihatku dengan cara ini” kata Jung. Seol berusaha menengahi. “Sudah-sudah, hentikan! Kalian selalu bertengkar setiap kali kalian bertemu. Ada apa dengan kalian berdua?” “Ya apa yang bulu anjing lakukan salah? Aku tidak tahu. Ayo minum! Apa ini kelompok yang duduk bersamaku saat sadar? Bukankan akan lebih baik jika Baek In Ha juga ada disini?” kata In Ho. “Baek In Ha? Apakah dia kakak Baek In Ho? Dia sangat cantik” Seol berkata dalam hati. Seol memandang Jung yang juga memandangnya “Apa hubungan dia dengan senior?” kata Seol dalam hati. “Terima kasih sudah mengirim pesan” kata Jung. “Ya” kata Seol pendek. “Apa dia benar-benar mengajakmu minum?” Tanya Jung. “Iya, memang ada apa denganmu?” kata In Ho. “Aku berhutang pada Baek In Ho sesuatu jadi…” “Kau harusnya memberitahu ku” kata Jung. “Kita bertengkar” kata Seol. “Kalian bertengkar?” Tanya In Ho. In Ho melanjutkan “itu sangat mengejutkan. Kalian berdua harusnya bahagia dan saling berciuman. Sudah putus saja . kalian tidak cocok satu sama lain” kata In Ho. “Tutup mulutmu!” kata Jung kesal. “Kau tahu seperti apa dia sebelumnya? dia sangat kaya dan punya satu truk wanita. Jika kau mengumpulkan semua air matanya akan menajadi banjir di sungai Han. Dia akan mengganti mereka, kapanpun dia bosan. Jika dia putus dengan satu gadis, segera ada yang muncul menggantikannya. Itu bukan seperti dia berkedudukan atau sesuatu. Dan dia juga pemilih soal wajah dan tubuh juga” kata In Ho. “sudah cukup!” kata Jung. “Kenapa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?” kata In Ho. Seol mengambil botol soju dan terus minum.
“Truk penuh wanita. Wajah dan tubuh. Kemudian apakah dia mengencani kakak Baek In Ho juga?” Tanya Seol. “Tidak!” kata Jung dan In Ho bersamaan. “Itu tidak akan terjadi!” kata Jung “Apa yang kau katakan” kata In Ho. Seol jadi gusar “Aku Cuma bilang” lalu melanjutkan minumnya. “Kalian menghabiskan masa kecil bersama. Dan dia cantik” kata Seol. “Aku bilang tidak” kata In Ho sambil menggebrak meja. “Kau tidak pernah pacaran ya?” Tanya In Ho. Seol berkata sambil mabuk “Kata siapa aku tidak punya. Aku pacaran saat SMU. Dia benar-benar tampan. Semua orang sangat cemburu dan dia benar-benar tampan” kata Seol. “Pemuda dari gereja?” Tanya In Ho. “Oh dari mana kau tahu? Dia bermain drum” kata Seol. “Kau yang naksir dan mengejarnya kan? Kemudian kau dicampakkan. Benar kan?” kata In Ho. “Apanya yang dicampakkan” kata Seol. “Aku pikir itu yang terjadi. Aku benar-benar bisa melihatnya” kata In Ho. “Kau benar-benar tidak bisa memperbaiki hobimu bergosip ya?” Tanya Jung. “Kenapa aku harus berhenti. Ini menyenangkan” kata In Ho. Jung memelototi In Ho. “Apa apa? kenapa kau menatapku? Kau mau berkelahi denganku atau apa?” kata In Ho. “aku tidak takut” kata Jung.
“Lagi lagi” kata Seol “Hey pria yang Cuma berlatih seperti kau tidak akan bisa mengalahkan seseorang yang berpengalaman sepertiku. Jika kau menerima (pukulan) dariku, kau akan terbang keluar atmosfir” LOL “Ini sangat kekanakan. Aku tidak tahan lagi mendengarnya. Lalu apa yang harus kukatakan padamu? yang dapat membalikkan pikiranmu?” Tanya Jung. “Apa? aku guru les bahasa Inggris. Mana mungkin pikiranku terbalik, pikiranku sangat sehat” kata In Ho. “Kau bahkan bukan levelku” kata Jung. “Kau..dasar brengsek!” In Ho terlihat marah.
“Sudah diam kalian berdua!” kata Seol tiba-tiba mengagetkan In Ho dan Jung. “Apa kalian berdua anak SD? Apa aku berhutang sesuatu pada kalian? Yang satu ini selalu marah karena sesuatu” kata Seol sambil memukul kepala Jung. “Yang lain selalu memintaku membelikan sesuatu” kata Seol sambil memukul kepala In Ho. “Bulu anjing, kamu mabuk?” Tanya In Ho. “Bulu anjing…” Seol tertawa “Siapa yang kau panggil bulu anjing? Ini keriting alami. Rambutku panjang dan ini keriting alami. Ikuti aku, katakan!” kata Seol. Jung dan In Ho terbengong-bengong melihat Seol. Seol kembali minum segelas soju “Seol berhentilah” kata Jung khawatir. “Katakan keriting alami” kata Seol. Jung menarik kursi dan mendudukkan Seol. “Apa yang kalian harapkan padaku? Hanya karena aku tidak mengatakan apa-apa tidakkah kalian pikir aku tidak penasaran. Aku memiliki banyak hal yang ingin kuketahui” kata Seol. “Apa yang membuatmu penasaran?” Tanya Jung. “Jadi, apakah kau dan kakak Baek In Ho pacaran?” Tanya Seol “Aku bilang tidak” “Itu tak mungkin terjadi” kata In Ho dan Jung secara bersamaan. Seol tertawa “Tidak..Jika begitu baiklah” kata Seol yang kemudian pingsan diiringi suara cemas Jung dan In Ho.
In Ho dan Jung membawa pulang Seol. Jung menggendong Seol di punggungnya. “Ya Tuhan, bagaimana seorang gadis bisa seperti ini. Dia bahkan tidak bisa bangun” kata In Ho. “Kenapa kau mengikuti?” Tanya Jung. “Karena aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan pada seorang gadis yang mabuk” kata In Ho LOL “Tanganmu! Hati-hati dengan tanganmu!” kata In Ho. “Aku membiarkanmu hanya karena tadi Seol ada di sana. Jangan merepotkan dirimu dengan hal ini dan pulanglah!” kata Jung mengusir In Ho. In Ho mengatakan dia tidak akan pergi hanya karena Jung yang menyuruh. In Ho menanyakan pada Jung dengan ragu, apakah tidak ada kata penyesalan dari Jung kepadanya. Langkah Jung terhenti. Dia menoleh ke In Ho dan malah balik bertanya, bagaimana dengan In Ho sendiri? In Ho mengatakan tidak akan menanyakan hal itu lagi.
“Hay” seorang pemuda berteriak dan melemparkan botol ke arah Jung dan In Ho. Jung berkelit sementar botol itu melayang tepat mengenai kepala In Ho. “Hey apa yang kalian lakukan terhadap gadis itu” kata pemuda tersebut. “Letakkan dia sekarang!” katanya lagi. Jung dan In Ho memandang heran pemuda itu. “Siapa kamu bocah?” Tanya In Ho. “Siapa kamu sampai melempar botol seperti itu” kata In ho dengan suara meninggi. “Turunkan kakakku sekarang!” kata Jun. Jun menghampiri Seol dan membantunya turun dari punggung Jung. “Hong Seol, hey bangun!” kata Jun. Seol mengenali Jun. Jun, Jung dan In Ho membawa Seol pulang.
Paginya Seol terbangun.dan terkejut melihat Jun ada di kamarnya. Seol bertanya kenapa Jun ada di Korea. Jun beralasan kalau bisnis ayah tidak berjalan lancar dan ibu juga kesulitan karenanya dia memutuskan pulang. Seol bertanya apakah orang tua mereka tahu. Jun memperlihatkan lebam di dekat mata kirinya yang disebabkan pukulan ayah mereka. Jun mengatakan dia akan tinggal di situ bersama Seol. Seol marah dan memukul Jun dengan bantal. Tiba-tiba ponsel Seol berbunyi. Jung mengirim pesan menanyakan keadaan Seol dan minta Seol menghubunginya.
Jun menanyakan pada Seol, yang mana kekasihnya. Si berandal atau mahasiswa model? Jun mengatakan mereka berdua sama-sama keren. “Aku harap bukan si model” Seol bertanya-tanya “Kenapa?” “Kau tidak ingat?” Tanya Jun. Seol mengangguk. “Kau benar-benar tidak ingat? Kau muntah di atas kepalanya” kata Jun. Seol terkejut dan histeris. Namun Jun ternyata berbohong. “Kau tidak lama lagi akan dicampakkan oleh pria itu” kata Jun. Seol kembali menghajar Jun dengan bantal.
Seol memberitahu ibunya kalau Jun akan tinggal bersamanya sementara. Saat keluar dari rumah Seol bertemu Joo Young yang tengah mengeluarkan barang-barangnya. Joo Young menyapa Seol. Seol bertanya apa yang dilakukan Joo Young. Joo Young mengatakan dia akan pindah. Seol bertanya alasan Joo Young pindah, namun Joo Young tidak menjawab dan malah meminta bantuan Seol. Joo Young meminta Seol untuk tidak memberitahu hubungan Joo Young dengan Yoo Seob. Seol menyanggupi. Joo Young juga meminta maaf karena saat pertama Seol tinggal di sebelahnya, dia sering mengeluh suara berisik yang ditimbulkan Seol.
Jung dan Seol bertemu di café. Seol menanyakan apakah Jung tidak apa-apa kemarin. “Aku memikirkan sesuatu” kata Jung. “Aku berharap kau tidak berpikir ” kata Seol terlihat cemas. “Seol kau jangan pergi keluar dan minum banyak sesuai keinginanmu. Baik?” Seol menundukkan kepala dan menjawab lirih “Baiklah” Seol melanjutkan “Apakah aku menciptakan masalah kemarin?” Tanya Seol khawatir. “Kau sungguh ingin tahu?” Tanya Jung. “Tidak” Seol menjawab cepat. “Yah, kau bisa mengatakan itu lucu juga” kata Jung sambil tersenyum. “Tetangga sebelah rumahku pindah” lapor Seol. Jung terlihat biasa saja “Benarkah?”. “Senior” “Ya” jawab Jung. “Aku minta maaf karena sudah marah setelah mendengar dari sisi ass Heo. Aku tahu kau tidak punya maksud buruk. Jadi kali ini aku maklum. Meski demikian, tolong berjanjilah padaku ini tidak akan terjadi lagi. Jika ada sesuatu yang berhubungan denganku, tanyakan padaku lebih dulu” kata Seol. Jung mengangguk setuju “Baik, aku janji”. “Ayo makan disini lalu nonton fim. Bagaimana menurutmu?” Tanya Seol. Jung tersenyum “Nonton film?” Seol mengangguk dan mengatakan “Aku memesan tiket untuk sesuatu yang menyenangkan” Seol tersenyum lebar. “Aku sudah bersiap mendapatkan lebih banyak masalah. Ini benar boleh dilakukan?” Tanya Jung. Seol menggangguk “Aku biarkan untuk kali ini”
In Ho tengah berjalan menuju tempat kursus ketika menyadari ada yang mengikutinya. “Tunjukkan dirimu! Aku melihatmu, siapa itu?” kata In Ho berteriak. Seung Keun keluar dari persembunyiannya. In Ho marah karena mengira Seung Keun pasti sudah memberitahu bos kalau dia ada di Seoul. In Ho mengungkit kebaikannya membantu Seung Keun mendapatkan uang untuk rumahnya. Seung Keun membantahnya dan mengatakan dia datang setelah melihat pamflet kursus bahasa Inggris yang menjadikan In Ho sebagai modelnya. Seung Keun memberitahu bahwa bos sudah tahu dan Seung Keun menyarankan In Ho untuk segera meninggalkan tempat ini. In Ho terlihat cemas. “Bagaimana mereka bisa tahu. Ah apa aku harus pergi lagi? Setiap kali aku mulai menyukai suatu tempat aku harus pergi. Aku harus mengganti nomor dan meninggalkan rumah. Dan apa yang harus kulakukan dengan In Ha? Aku pikir hidupku semakin damai belakangan ini.
In Ha tengah duduk bersila, dia terlihat tengah menyiapkan diri. Dia meraih ponselnya dan memencet beberapa tombol. In Ha menghubungi mantan pacarnya dan mengajak keluar. Namun mantannya malah menebak In Ha pasti tengah kehabisan uang atau tidak ada kekasih. in Ha sangat kesal dan mengatakan bahwa dia menelepon karena merasa iba pada si mantan yang saat diputuskan terlihat sedih. Namun si mantan malah mengejek In Ha dan meminta In Ha tidak menghubunginya lagi. In Ha sangat kesal dan melihat di dompetnya hanya tersisa beberapa lembar uang. In Ha menghubungi In Ho. In Ho mengatakan dia tidak punya uang dan memberitahu bahwa sementara dia tidak akan bisa dihubungi karena harus sembunyi. In Ha bertanya apakah In Ho terlibat masalah namun In Ho malah bertanya sejak kapan In Ha peduli.
Seol dan Jung berjalan menuju rumah Seol. “Makanannya enak dan filmnya juga menyenangkan” kata Jung. “Aku bersyukur” kata Seol. “Kapan kau pindah dari sini?” Tanya Jung. “Segera, sebelum sekolah dimulai. Sepertinya segalanya akan berakhir. Kursus, tinggal disini dan liburan juga. Aku merasa sedih karenanya” kata Seol. “Bukan kita” kata Jung “Kita akan tetap bertemu meski setelah kelas dimulai” lanjut Jung. Seol tersenyum malu “Itu benar”. Tiba-tiba Seol teringat sesuatu. Dia membuka tas nya dan mengambil sebuah kotak kecil dan memberikannya pada Jung. Jung menerimanya dengan wajah bertanya-tanya. “Kau bilang kau suka jam” Jung tersenyum senang, dia tidak menyangka Seol akan memberi hadiah. “Ini mungkin lebih murah dari seleramu. Jadi aku sedikit malu tentang itu” kata Seol.
Jung membuka kotak tersebut dan memandang jam yang ada di dalamnya. “Kau suka?” Tanya Seol bertanya-tanya. “Aku rasa kau tidak suka” kata Seol sedikit kecewa. Jung menoleh kea rah Seol dan tersenyum. Perlahan dia mendekat dan memeluk Seol sambil berkata “Aku suka. Sungguh” kata Jung kemudian dia mengeratkan pelukannya.
Sesampainya di rumah, Jung langsung menuju kamarnya dan melepas jam yang dia pakai. Dia menggantinya dengan jam pemberian Seol. Jung terlihat sangat senang dan bangga mengenakan jam tersebut. Dia menyimpan jam yang sebelumnya dia lepas dan menyimpannya di laci yang berisi jam tangan koleksinya. Jam koleksi Jung nampak mewah dan mahal dibandingkan jam permberian Seol. Jung memandangi kembali jam dari Seol.
Seol tengah berjalan menuju tempat kursus. Seol terlihat senang karena hubungannya dengan Jung semakin baik. Mereka tidak bertengkar dan berbincang dengan nyaman. Seol berharap setiap hari akan seperti kemarin. Tiba-tiba In Ho memanggil Seol dari seberang jalan “Hei, keriting alami!” Seol terkejut. In Ho menanyakan keadaan Seol. Seol kesal karena In Ho menyindirnya dengan memanggil ‘keriting alami’ Seol meninggalkan InHo, masuk ke mini market. Setelah Seol pergi In Ho menggumam “Apakah aku tidak akan melihat dia lagi?”
Di dalam mini market Seol membeli minuman sambil mengeluhkan In Ho. Tiba-tiba Seol dikejutkan oleh suara yang dia kenal. “Ada apa ini? Kenapa Oh Young Gun ada di sini?” Tanya Seol dalam hati. Seol teringat kejadian setahun yang lalu.
Oh Young Gun menangkap Seol yang berlari. “Aku hanya ingin bicara. Kenapa kau berubah menjadi dingin kepadaku belakangan ini? kau tidak mengangkat teleponku dan mengabaikan SMSku. Ini seperti aku sendiri yang menyukaimu” kata Young Gun. “Apa? apa kau gila? Mengapa kau berpikir aku menyukaimu? Jika kau seperti ini aku akan mengadukanmu sebagai penguntit kepada polisi” kata Seol dengan marah. “Apa? penguntit? Itu tidak sesuai dengan kita. Ini hanya permainan jual mahal kau mengerti? Tapi kau seharusnya tenang dengan permainan itu. Aku mulai merasa terganggu. Bumi dan langit tahu kau menyukaiku. Yoo Jung juga tahu” kata Young Gun. “Apa?” Seol bertanya tidak mengerti. “Aku dengar bahwa kau mengatakan padanya kalau kau menyukaiku. Dia membenarkannya padaku jadi karena itu akau punya harapan. Dia bilang kita serasi” kata Young Gun. Seol mencoba membantah namun Young Gun terlihat marah dan menarik tangan Seol, memaksanya untuk ikut dengannya.
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 6 Part 2
‘Kesalahpahaman’ mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkan yang terjadi di episode lalu. Layaknya pasangan lain Seol dan Jung juga mengalami yang namanya pertengkaran. Seol yang mulai memahami Jung tidak lantas bisa mentolerir apa yang Jung lakukan untuknya dengan alasan hal itu malah merugikan pihak lain. Padahal kita tidak bisa menyenangkan semua pihak. Pasti ada pihak yang tak suka saat kita merasa senang da nada pihak yang merasa senang saat justru kita merasa sedih.
Di episode lalu Seol dan Jung semakin memahami karakter masing-masing dan saling mentolerir kebiasaan masing-masing. Jung yang tahu Seol tidak memilki banyak uang namun ingin mentraktirnya mempersilahkan Seol menggunakan kupon sehingga mereka bisa tetap makan tanpa Jung menyakiti harga diri Seol. Seol juga paham bahwa Jung bukan tipe yang suka menjelaskan atau membela diri saat orang lain menuduhnya. Jung baru akan menejelaskan jika orang tersebut bertanya lebih mendalam dan mau mendengarkannya dengan tenang (hal ini tidak pernah dilakukan In Ho saat mengungkit insiden pengeroyokan).
Episode lalu menyisakan kesedihan untuk Jung. Untuk pertama kalinya Jung memikirkan kata-kata orang lain pada dirinya. Jung yang tidak pernah peduli dengan pendapat orang lain, nampak terluka saat satu-satunya orang yang dia pedulikan juga membalikkan badan padanya.
~ Sinopsis Cheese In The Trap Episode 6 Part 1 ~
Seol nampak terkejut. Dia berada di sebuah ruangan mengenakan gaun dan di depannya ada meja panjang dengan hidangan tertata. Di seberang meja nampak Jung mengenakan tuxedo. Seol bertanya kenapa dia ada di situ. Seol mengatakan kalau mereka seharusnya tidak begini (makan malam bersama). Jung memotong dengan bertanya haruskan Seol selalu berdebat dengannya supaya puas? “Kaulah yang membuat penilaian tentangku dan menciptakan kesalah pahaman” kata Jung. jung mengungkit masalah saat pesta penyambutan dan regitrasi Sang Chul. Tiba-tiba meja bergerak semakin panjang. Jung mengungkit Seol yang selalu memilihnya untuk berdebat. Meja kembali bergerak memanjang. Seol bertanya kenapa Jung malah membalikkan pertanyaan? Jung mengatakan meski tahun lalu dia berbuat salah namun dia berusaha melakukan yang terbaik untuk Seol. Jung mengatakan dia merelakan beasiswa untuk Seol, mencarikan tempat kursus hingga mencarikan pekerjaan. “Jadi apa masalah terbesarnya?” kata Jung marah. Meja kembali bergerak memanjang hingga mereka berdua terkejut. Seol kesal dan berdiri “Ini bukan yang aku mau!” Jung memandangnya dan berkata “Jadi, kau tidak menyukainya? Jujurlah kau menyukainya kan? Pikirkan baik-baik. Kau menerima semuanya dan sekarang kau bilang aku pria jahat. Seberapa sempurna yang kau harapkan dariku?” Jung meninggikan suaranya. Lampu yang tergantung di atas meja terjatuh tepat di tengah, dan meja kembali bergerak memanjang. “Apa yang akan kaulakukan sekarang? Apa kau akan terus menciptakan jarak padaku seperti ini?”
Seol terbangun dari tidurnya. Dia mendapat sms dari Bora yang mengabarkan ayahnya baru keluar dari RS dan Bora mentraktir Seol makan. Seol membatin “Bagaimana bisa Jung hanya mengatakan yang dia mau bahkan di dalam mimpiku”
“Jadi kau belum menghubunginya setelah hari itu?” Tanya Bora. “Ya” kata Seol lesu. “Hey, jika aku jadi kau. Aku akan menarikan tarian Hula di Gwangwamun untuk mendapatkan pacar yang keren. Kau tidak tahu bagaimana bersyukur memiliki pacar yang baik” kata Bora. “Tapi aku tidak suka dia baik padaku dengan cara seperti itu. Aku khawatir aku akan terbiasa” kata Seol. “Jadi apa yang akan kau lakukan? Pergi? berhenti?”kata Bora. “Apa?” Seol tidak mengerti. “Cara senior bertindak mungkin tidak wajar dan aku bisa melihat kau mungkin akan mendapat masalah menerimanya. Tapi bagaimana perasaanmu padanya? Kau benar ingin putus dengannya?”
Seol nampak mengetik pesan di ponsel “Senior aku ingin bertemu dan bicara. Kau punya waktu besok?” In Ho mendapat pesan dari In Ha yang kembali meminta uang. In Ho merasa kesal karena In Ha minta uang terus menerus. Seol yang mendengar In Ho mengeluh menanyakannya pada In Ho. In Ho mengatakan bahwa dia dalam masalah besar. “Kenapa?” Tanya Seol. “Aku bertanya-tanya kapan bulu anjing membelikanku makanan” kata In Ho. Seol memasng muka cemberut mendengarnya. In Ho meminta Seol melupakan tapi dia sendiri berat untuk membiarkannya LOL Seol heran kenapa In Ho selalu menyinggung makanan setiap kali mereka bertemu. In Ho kesal dan mengungkit kalau Seol pernah janji mau mentraktir sebagai ucapan terima kasih atas insiden batu bata. Seol mengiyakan dan berjanji akan mentraktir In Ho hari itu.
Jung terlihat sedang menggosok gigi, dia kemudian mengecek ponselnya. Jung menghapus beberapa pesan termasuk pesan dari Seol. Tiba-tiba pesan yang dikirim Seol masuk. Jung terlihat terkejut dan salah tingkah. Dengan terburu-buru dia masuk ke kamar mandi.
In Ho menunggu Seol di depan minimarket sambil berteduh. Tiba-tiba In Ho mendengar ada suara televise. Dia berjalan ke arah tv yang sedang menayangkan wawancara seorang pianis. Pianis itu bercerita tentang seorang anak yang seperti mutiara diantara pasir. Dia memiliki bakat dan keterampilan dalam bermain piano. In Ho memandang dengan ekspresi getir. Pianis itu merasa bersyukur pernah bertemu dengan murid yang berbakat seperti itu.
Waktu kembali ke beberapa tahun sebelumnya, saat In Ho masih SMU. Dia bermain piano dengan tempo yang lambat. Gurunya yang ternyata pianis yang diwawancarai tadi, mengingatkan In Ho untuk serius. Dia juga memuji In Ho sebagai murid istimewanya. In Ho lantas memainkan lagu bertempo cepat. Gurunya menggoda In Ho dengan mengatakan In Ho sengaja memainkan lagu itu supaya orang-orang memberinya pujian. In Ho tersenyum mengiyakan. Pak guru meminta In Ho untuk berhati-hati karena tepukan tangan seperti sebuah pisau yang suatu kali bisa melukai.
Saat In Ho berada di RS, gurunya meminta In Ho untuk rehab.
Kembali ke masa kini. In Ho nampak sedih. Dia menghapus airmatanya. Seol datang membawa payung. Seol tertegun melihat In Ho yang tengah berdiri mematung di depan tv. In Ho menghapus air matanya kemudian berbalik. Dia melihat Seol dan berpura-pura tegar. Seol pura-pura tidak tahu In Ho menangis. In Ho memarahi Seol yang terlambat. Dia mengatakan dia basah kuyup karena menunggu Seol. Seol tidak mengatakan apa-apa dan memayungi In Ho. In Ho menyarankan untuk minum saja.
Jung menunggu Seol pulang. Dia berdiri di depan rumah Seol dengan payung digenggamannya. Jung melihat seekor ulat di atas daun. Perlahan dia mengambil ulat itu dan meletakkannya di tangannya.
Seol dan In Ho minum di bar. Seol memandang In Ho dengan tatapan penasaran. In Ho bertanya kenapa Seol tidak minum. Seol beralasan dia tidak bisa minum banyak, jadi akan minum sedikit-sedikit. In Ho menyidir Seol “Apa yang baik darimu selain belajar?” ejek In Ho. “Kau sendiri selain belajar adakah yang tidak bagus kau lakukan?” In Ho meminta Seol untuk tidak membalas ucapannya. In Ho bertanya apakah Seol melihat kejadian seselumnya. Seol berpura-pura tidak tahu “Lihat apa? kau kebasahan?” In Ho tersenyum mengerti kalau Seol tidak ingin membuatnya malu.
Jung datang ke bar. “Jadi kau disini?” suara jung mengagetkan Seol. Jung berjalan menghampiri dan duduk di sebelah Seol. “Aku ingat datang kesini denganmu jadi aku ke sini” Jung mengatakan sambil tersenyum. Seol terpaku, tak percaya Jung datang. Seol membatin “Oh bagaimana ini bisa terjadi? Aku merasa seperti tersangkut di bola bagaikan tertangkap basah tengah berselingkuh. Akulah yang seharusnya marah”. Jung melihat In Ho “Bagaimana kau bisa berkeliaran di sini?” “Berkeliaran?” In Ho nampak sebal. “Bukankah aku sudah bilang untuk tidak bergaul dengan orang-orang disekitarku? Kau tidak mau mendengar” kata Jung. “Aku melakukannya. Tapi apa yang harus kulakukan? Bulu anjing harus mentraktirku minum jadi aku tidak bisa mendengarkan permintaanmu. Jika kau tidak suka pergilah” kata In Ho mengusir Jung.
“Jika Seol yang harus membayar maka kita harus minum” kata Jung lalu memanggil pelayan untuk memberi satu gelas lagi. Jung menyindir In Ho yang pastinya mengalami masa sulit karena harus bekerja keras untuk memberi makan dan membayar sewa rumah kakaknya. “Kau seharusnya tidak bersantai seperti ini” kata Jung. In ho kesal dan menggebrak meja. “Kau yang menyebabkan ini terjadi. Jangan bawa-bawa kakakku setiap kali kau bicara”. Kata In Ho. “Kau ingin bilang ini salahku kenapa? Kau bilang kau kembali karena kauingin melihatku dengan cara ini” kata Jung. Seol berusaha menengahi. “Sudah-sudah, hentikan! Kalian selalu bertengkar setiap kali kalian bertemu. Ada apa dengan kalian berdua?” “Ya apa yang bulu anjing lakukan salah? Aku tidak tahu. Ayo minum! Apa ini kelompok yang duduk bersamaku saat sadar? Bukankan akan lebih baik jika Baek In Ha juga ada disini?” kata In Ho. “Baek In Ha? Apakah dia kakak Baek In Ho? Dia sangat cantik” Seol berkata dalam hati. Seol memandang Jung yang juga memandangnya “Apa hubungan dia dengan senior?” kata Seol dalam hati. “Terima kasih sudah mengirim pesan” kata Jung. “Ya” kata Seol pendek. “Apa dia benar-benar mengajakmu minum?” Tanya Jung. “Iya, memang ada apa denganmu?” kata In Ho. “Aku berhutang pada Baek In Ho sesuatu jadi…” “Kau harusnya memberitahu ku” kata Jung. “Kita bertengkar” kata Seol. “Kalian bertengkar?” Tanya In Ho. In Ho melanjutkan “itu sangat mengejutkan. Kalian berdua harusnya bahagia dan saling berciuman. Sudah putus saja . kalian tidak cocok satu sama lain” kata In Ho. “Tutup mulutmu!” kata Jung kesal. “Kau tahu seperti apa dia sebelumnya? dia sangat kaya dan punya satu truk wanita. Jika kau mengumpulkan semua air matanya akan menajadi banjir di sungai Han. Dia akan mengganti mereka, kapanpun dia bosan. Jika dia putus dengan satu gadis, segera ada yang muncul menggantikannya. Itu bukan seperti dia berkedudukan atau sesuatu. Dan dia juga pemilih soal wajah dan tubuh juga” kata In Ho. “sudah cukup!” kata Jung. “Kenapa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?” kata In Ho. Seol mengambil botol soju dan terus minum.
“Truk penuh wanita. Wajah dan tubuh. Kemudian apakah dia mengencani kakak Baek In Ho juga?” Tanya Seol. “Tidak!” kata Jung dan In Ho bersamaan. “Itu tidak akan terjadi!” kata Jung “Apa yang kau katakan” kata In Ho. Seol jadi gusar “Aku Cuma bilang” lalu melanjutkan minumnya. “Kalian menghabiskan masa kecil bersama. Dan dia cantik” kata Seol. “Aku bilang tidak” kata In Ho sambil menggebrak meja. “Kau tidak pernah pacaran ya?” Tanya In Ho. Seol berkata sambil mabuk “Kata siapa aku tidak punya. Aku pacaran saat SMU. Dia benar-benar tampan. Semua orang sangat cemburu dan dia benar-benar tampan” kata Seol. “Pemuda dari gereja?” Tanya In Ho. “Oh dari mana kau tahu? Dia bermain drum” kata Seol. “Kau yang naksir dan mengejarnya kan? Kemudian kau dicampakkan. Benar kan?” kata In Ho. “Apanya yang dicampakkan” kata Seol. “Aku pikir itu yang terjadi. Aku benar-benar bisa melihatnya” kata In Ho. “Kau benar-benar tidak bisa memperbaiki hobimu bergosip ya?” Tanya Jung. “Kenapa aku harus berhenti. Ini menyenangkan” kata In Ho. Jung memelototi In Ho. “Apa apa? kenapa kau menatapku? Kau mau berkelahi denganku atau apa?” kata In Ho. “aku tidak takut” kata Jung.
“Lagi lagi” kata Seol “Hey pria yang Cuma berlatih seperti kau tidak akan bisa mengalahkan seseorang yang berpengalaman sepertiku. Jika kau menerima (pukulan) dariku, kau akan terbang keluar atmosfir” LOL “Ini sangat kekanakan. Aku tidak tahan lagi mendengarnya. Lalu apa yang harus kukatakan padamu? yang dapat membalikkan pikiranmu?” Tanya Jung. “Apa? aku guru les bahasa Inggris. Mana mungkin pikiranku terbalik, pikiranku sangat sehat” kata In Ho. “Kau bahkan bukan levelku” kata Jung. “Kau..dasar brengsek!” In Ho terlihat marah.
“Sudah diam kalian berdua!” kata Seol tiba-tiba mengagetkan In Ho dan Jung. “Apa kalian berdua anak SD? Apa aku berhutang sesuatu pada kalian? Yang satu ini selalu marah karena sesuatu” kata Seol sambil memukul kepala Jung. “Yang lain selalu memintaku membelikan sesuatu” kata Seol sambil memukul kepala In Ho. “Bulu anjing, kamu mabuk?” Tanya In Ho. “Bulu anjing…” Seol tertawa “Siapa yang kau panggil bulu anjing? Ini keriting alami. Rambutku panjang dan ini keriting alami. Ikuti aku, katakan!” kata Seol. Jung dan In Ho terbengong-bengong melihat Seol. Seol kembali minum segelas soju “Seol berhentilah” kata Jung khawatir. “Katakan keriting alami” kata Seol. Jung menarik kursi dan mendudukkan Seol. “Apa yang kalian harapkan padaku? Hanya karena aku tidak mengatakan apa-apa tidakkah kalian pikir aku tidak penasaran. Aku memiliki banyak hal yang ingin kuketahui” kata Seol. “Apa yang membuatmu penasaran?” Tanya Jung. “Jadi, apakah kau dan kakak Baek In Ho pacaran?” Tanya Seol “Aku bilang tidak” “Itu tak mungkin terjadi” kata In Ho dan Jung secara bersamaan. Seol tertawa “Tidak..Jika begitu baiklah” kata Seol yang kemudian pingsan diiringi suara cemas Jung dan In Ho.
In Ho dan Jung membawa pulang Seol. Jung menggendong Seol di punggungnya. “Ya Tuhan, bagaimana seorang gadis bisa seperti ini. Dia bahkan tidak bisa bangun” kata In Ho. “Kenapa kau mengikuti?” Tanya Jung. “Karena aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan pada seorang gadis yang mabuk” kata In Ho LOL “Tanganmu! Hati-hati dengan tanganmu!” kata In Ho. “Aku membiarkanmu hanya karena tadi Seol ada di sana. Jangan merepotkan dirimu dengan hal ini dan pulanglah!” kata Jung mengusir In Ho. In Ho mengatakan dia tidak akan pergi hanya karena Jung yang menyuruh. In Ho menanyakan pada Jung dengan ragu, apakah tidak ada kata penyesalan dari Jung kepadanya. Langkah Jung terhenti. Dia menoleh ke In Ho dan malah balik bertanya, bagaimana dengan In Ho sendiri? In Ho mengatakan tidak akan menanyakan hal itu lagi.
“Hay” seorang pemuda berteriak dan melemparkan botol ke arah Jung dan In Ho. Jung berkelit sementar botol itu melayang tepat mengenai kepala In Ho. “Hey apa yang kalian lakukan terhadap gadis itu” kata pemuda tersebut. “Letakkan dia sekarang!” katanya lagi. Jung dan In Ho memandang heran pemuda itu. “Siapa kamu bocah?” Tanya In Ho. “Siapa kamu sampai melempar botol seperti itu” kata In ho dengan suara meninggi. “Turunkan kakakku sekarang!” kata Jun. Jun menghampiri Seol dan membantunya turun dari punggung Jung. “Hong Seol, hey bangun!” kata Jun. Seol mengenali Jun. Jun, Jung dan In Ho membawa Seol pulang.
Paginya Seol terbangun.dan terkejut melihat Jun ada di kamarnya. Seol bertanya kenapa Jun ada di Korea. Jun beralasan kalau bisnis ayah tidak berjalan lancar dan ibu juga kesulitan karenanya dia memutuskan pulang. Seol bertanya apakah orang tua mereka tahu. Jun memperlihatkan lebam di dekat mata kirinya yang disebabkan pukulan ayah mereka. Jun mengatakan dia akan tinggal di situ bersama Seol. Seol marah dan memukul Jun dengan bantal. Tiba-tiba ponsel Seol berbunyi. Jung mengirim pesan menanyakan keadaan Seol dan minta Seol menghubunginya.
Jun menanyakan pada Seol, yang mana kekasihnya. Si berandal atau mahasiswa model? Jun mengatakan mereka berdua sama-sama keren. “Aku harap bukan si model” Seol bertanya-tanya “Kenapa?” “Kau tidak ingat?” Tanya Jun. Seol mengangguk. “Kau benar-benar tidak ingat? Kau muntah di atas kepalanya” kata Jun. Seol terkejut dan histeris. Namun Jun ternyata berbohong. “Kau tidak lama lagi akan dicampakkan oleh pria itu” kata Jun. Seol kembali menghajar Jun dengan bantal.
Seol memberitahu ibunya kalau Jun akan tinggal bersamanya sementara. Saat keluar dari rumah Seol bertemu Joo Young yang tengah mengeluarkan barang-barangnya. Joo Young menyapa Seol. Seol bertanya apa yang dilakukan Joo Young. Joo Young mengatakan dia akan pindah. Seol bertanya alasan Joo Young pindah, namun Joo Young tidak menjawab dan malah meminta bantuan Seol. Joo Young meminta Seol untuk tidak memberitahu hubungan Joo Young dengan Yoo Seob. Seol menyanggupi. Joo Young juga meminta maaf karena saat pertama Seol tinggal di sebelahnya, dia sering mengeluh suara berisik yang ditimbulkan Seol.
Jung dan Seol bertemu di café. Seol menanyakan apakah Jung tidak apa-apa kemarin. “Aku memikirkan sesuatu” kata Jung. “Aku berharap kau tidak berpikir ” kata Seol terlihat cemas. “Seol kau jangan pergi keluar dan minum banyak sesuai keinginanmu. Baik?” Seol menundukkan kepala dan menjawab lirih “Baiklah” Seol melanjutkan “Apakah aku menciptakan masalah kemarin?” Tanya Seol khawatir. “Kau sungguh ingin tahu?” Tanya Jung. “Tidak” Seol menjawab cepat. “Yah, kau bisa mengatakan itu lucu juga” kata Jung sambil tersenyum. “Tetangga sebelah rumahku pindah” lapor Seol. Jung terlihat biasa saja “Benarkah?”. “Senior” “Ya” jawab Jung. “Aku minta maaf karena sudah marah setelah mendengar dari sisi ass Heo. Aku tahu kau tidak punya maksud buruk. Jadi kali ini aku maklum. Meski demikian, tolong berjanjilah padaku ini tidak akan terjadi lagi. Jika ada sesuatu yang berhubungan denganku, tanyakan padaku lebih dulu” kata Seol. Jung mengangguk setuju “Baik, aku janji”. “Ayo makan disini lalu nonton fim. Bagaimana menurutmu?” Tanya Seol. Jung tersenyum “Nonton film?” Seol mengangguk dan mengatakan “Aku memesan tiket untuk sesuatu yang menyenangkan” Seol tersenyum lebar. “Aku sudah bersiap mendapatkan lebih banyak masalah. Ini benar boleh dilakukan?” Tanya Jung. Seol menggangguk “Aku biarkan untuk kali ini”
In Ho tengah berjalan menuju tempat kursus ketika menyadari ada yang mengikutinya. “Tunjukkan dirimu! Aku melihatmu, siapa itu?” kata In Ho berteriak. Seung Keun keluar dari persembunyiannya. In Ho marah karena mengira Seung Keun pasti sudah memberitahu bos kalau dia ada di Seoul. In Ho mengungkit kebaikannya membantu Seung Keun mendapatkan uang untuk rumahnya. Seung Keun membantahnya dan mengatakan dia datang setelah melihat pamflet kursus bahasa Inggris yang menjadikan In Ho sebagai modelnya. Seung Keun memberitahu bahwa bos sudah tahu dan Seung Keun menyarankan In Ho untuk segera meninggalkan tempat ini. In Ho terlihat cemas. “Bagaimana mereka bisa tahu. Ah apa aku harus pergi lagi? Setiap kali aku mulai menyukai suatu tempat aku harus pergi. Aku harus mengganti nomor dan meninggalkan rumah. Dan apa yang harus kulakukan dengan In Ha? Aku pikir hidupku semakin damai belakangan ini.
In Ha tengah duduk bersila, dia terlihat tengah menyiapkan diri. Dia meraih ponselnya dan memencet beberapa tombol. In Ha menghubungi mantan pacarnya dan mengajak keluar. Namun mantannya malah menebak In Ha pasti tengah kehabisan uang atau tidak ada kekasih. in Ha sangat kesal dan mengatakan bahwa dia menelepon karena merasa iba pada si mantan yang saat diputuskan terlihat sedih. Namun si mantan malah mengejek In Ha dan meminta In Ha tidak menghubunginya lagi. In Ha sangat kesal dan melihat di dompetnya hanya tersisa beberapa lembar uang. In Ha menghubungi In Ho. In Ho mengatakan dia tidak punya uang dan memberitahu bahwa sementara dia tidak akan bisa dihubungi karena harus sembunyi. In Ha bertanya apakah In Ho terlibat masalah namun In Ho malah bertanya sejak kapan In Ha peduli.
Seol dan Jung berjalan menuju rumah Seol. “Makanannya enak dan filmnya juga menyenangkan” kata Jung. “Aku bersyukur” kata Seol. “Kapan kau pindah dari sini?” Tanya Jung. “Segera, sebelum sekolah dimulai. Sepertinya segalanya akan berakhir. Kursus, tinggal disini dan liburan juga. Aku merasa sedih karenanya” kata Seol. “Bukan kita” kata Jung “Kita akan tetap bertemu meski setelah kelas dimulai” lanjut Jung. Seol tersenyum malu “Itu benar”. Tiba-tiba Seol teringat sesuatu. Dia membuka tas nya dan mengambil sebuah kotak kecil dan memberikannya pada Jung. Jung menerimanya dengan wajah bertanya-tanya. “Kau bilang kau suka jam” Jung tersenyum senang, dia tidak menyangka Seol akan memberi hadiah. “Ini mungkin lebih murah dari seleramu. Jadi aku sedikit malu tentang itu” kata Seol.
Jung membuka kotak tersebut dan memandang jam yang ada di dalamnya. “Kau suka?” Tanya Seol bertanya-tanya. “Aku rasa kau tidak suka” kata Seol sedikit kecewa. Jung menoleh kea rah Seol dan tersenyum. Perlahan dia mendekat dan memeluk Seol sambil berkata “Aku suka. Sungguh” kata Jung kemudian dia mengeratkan pelukannya.
Sesampainya di rumah, Jung langsung menuju kamarnya dan melepas jam yang dia pakai. Dia menggantinya dengan jam pemberian Seol. Jung terlihat sangat senang dan bangga mengenakan jam tersebut. Dia menyimpan jam yang sebelumnya dia lepas dan menyimpannya di laci yang berisi jam tangan koleksinya. Jam koleksi Jung nampak mewah dan mahal dibandingkan jam permberian Seol. Jung memandangi kembali jam dari Seol.
Seol tengah berjalan menuju tempat kursus. Seol terlihat senang karena hubungannya dengan Jung semakin baik. Mereka tidak bertengkar dan berbincang dengan nyaman. Seol berharap setiap hari akan seperti kemarin. Tiba-tiba In Ho memanggil Seol dari seberang jalan “Hei, keriting alami!” Seol terkejut. In Ho menanyakan keadaan Seol. Seol kesal karena In Ho menyindirnya dengan memanggil ‘keriting alami’ Seol meninggalkan InHo, masuk ke mini market. Setelah Seol pergi In Ho menggumam “Apakah aku tidak akan melihat dia lagi?”
Di dalam mini market Seol membeli minuman sambil mengeluhkan In Ho. Tiba-tiba Seol dikejutkan oleh suara yang dia kenal. “Ada apa ini? Kenapa Oh Young Gun ada di sini?” Tanya Seol dalam hati. Seol teringat kejadian setahun yang lalu.
Oh Young Gun menangkap Seol yang berlari. “Aku hanya ingin bicara. Kenapa kau berubah menjadi dingin kepadaku belakangan ini? kau tidak mengangkat teleponku dan mengabaikan SMSku. Ini seperti aku sendiri yang menyukaimu” kata Young Gun. “Apa? apa kau gila? Mengapa kau berpikir aku menyukaimu? Jika kau seperti ini aku akan mengadukanmu sebagai penguntit kepada polisi” kata Seol dengan marah. “Apa? penguntit? Itu tidak sesuai dengan kita. Ini hanya permainan jual mahal kau mengerti? Tapi kau seharusnya tenang dengan permainan itu. Aku mulai merasa terganggu. Bumi dan langit tahu kau menyukaiku. Yoo Jung juga tahu” kata Young Gun. “Apa?” Seol bertanya tidak mengerti. “Aku dengar bahwa kau mengatakan padanya kalau kau menyukaiku. Dia membenarkannya padaku jadi karena itu akau punya harapan. Dia bilang kita serasi” kata Young Gun. Seol mencoba membantah namun Young Gun terlihat marah dan menarik tangan Seol, memaksanya untuk ikut dengannya.
BERSAMBUNG KE || SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 6 Part 2
Posting Komentar untuk "SINOPSIS DRAMA KOREA Cheese In The Trap Episode 6 Part 1"