SINOPSIS Lucky Romance Episode 5 Bagian 2 (Drama Korea)
BARU SINOPSIS || SINOPSIS LUCKY ROMANCE EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Lucky Romance Episode 5 Bagian 2 : Amy memuji ruangan Soo Ho. Dia meminta akses untuk masuk ke kantor Soo Ho. Soo Ho menanyakan soal Gary dan Amy berjanji akan segera memberi kabar. Amy meminta Soo Ho berjanji untuk memberikan akses jika dia berhasil mendapatkan persetujuan Gary. Soo Ho membolak balik bukunya ketika melihat kertas mantra terselip. Soo Ho mengambil dan membuang kertas itu. Bo Nui yang hendak kembali ke kantor nyaris berpapasan dengan Amy.
Gary mendatangi sebuah percetakan. Seorang pria keluar dan menunjukkan pamflet yang baru saja dicetak. Gary mencari ayahnya dengan membuat pamflet. Gary menunjukkan pamflet yang baru dicetak kepada Bo Nui. Bo Nui bertanya pada Gary mengenai tawaran untuk jadi model game. Bo Nui memberitahu bahwa dialah yang membuat IF. “Game itu tadinya telah dilupakan, namun Tn Je mengambilnya”.Bo Nui berusaha membujuk Gary, namun dengan halus Gary menolaknay karena ingin focus mencari ayahnya.
Ayah sibuk membuat bubur ketika ibu menegurnya karena bau kepiting yang tercium. Ibu menuduh ayah berselingkuh karena begitu rajin membuat bubur setiap hari. Ibu berpamitan hendak ke kantor Soo Ho. Ayah melarang dan memarahinya, namun ibu bersikeras pergi.
Ibu berusaha masuk ke kantor Soo Ho dengan menyamar namun sayangnya pintunya menutup saat ibu berjalan masuk. Di luar ibu mengomel karena tidak bisa masuk ke dalam. Tuba-tiba Bo Nui keluar dari gedung dan terkejut melihat ibu.
Ibu menanyakan perihal jimat yang dia titipkan pada Bo Nui. Bo Nui mengatakan bahwa dia sudah menyimpan jimat itu di dalam buku yang berada di sudut. Mereka tidak tahu bahwa Soo Ho telah membuang jimat tersebut ke tempat sampah. Ibu merasa heran mengapa tidak ada perubahan. Seharusnya jimat itu akan membantu ibu mendekatkan Soo Ho dengannya dan menyingkirkan si rubah. Bo Nui merasa heran dengan maksud dari ibu. Ibu mengatakan ada seorang rubah wanita yang menempel pada anaknya. Karena rubah itu, anaknya jadi terlibat masalah dan terluka bukan hanya fisik namun juga mental. Bo Nui menduga bahwa rubah itu adalah dirinya. Ibu bertanya apakah ada wanita yang mendekati putranya, namun Bo Nui mengatakan dia tidak yakin karena dia hanya karyawan kontrak. Ibu meminta nomor telepon Bo Nui.
Setelah menyimipan nomor Bo Nui, ibu beranjak pergi. Ibu terkejut melihat paman pemilik restoran ayam yang tengah memarkir motor hendak mengirim ayam. “Bukankah itu? Kak Yeong Ill” kata ibu tertahan, wajahnya nampak senang.
Bo Nui tengah mencari pria bershio harimau di internet dia terkejut melihat dirinya di keluarkan dari grup karena melanggar privasi. Bo Nui melihat jurnalnya dan merasa bingung menemukan pria bershio harimau. Tiba-tiba Soo Ho keluar dari ruangannya hingga Bo Nui terkejut. Bo Nui bertanya ada apa. Dalam hati Soo Ho bertanya apakah Bo Nui mengajaknya menghabiskan malam bersama tanpa ada perasaan sedikitpun. Sementara Bo Nui berpikir bahwa di hadapannya ada seorang pria bershio harimau, mengapa dia harus merasa bingung. Soo Ho tidak berani mengatakan yang ada di pikirannya. “Apakah (makanan) itu berisi tuna?” tanya Soo Ho. Bo Nui menjawab bahwa rotinya berisi daging ham dan keju, dia bahkan menawarkan rotinya pada Soo Ho.
Dal Nim menjelaskan mengenai rencana peluncuran games kepada Soo Ho. Namun Soo Ho tidak dapat berkonsentrasi dan malah lemas. Dia bertanya pada Dal Nim mengenai Bo Nui. Dal Nim mengira Bo Nui membuat masalah, namun Soo Ho buru-buru mengatakan untuk melupakan pertanyaannya.
Soo Ho masuk ke ruangan kantornya dan melihat sebuah bungkusan makanan di mejanya. Soo Ho memandangi bungkusan seperti anak kecil. Di bagian luar bungkusan ada pesan dari Bo Nui. Bo Nui menyuruh Soo Ho memakan makanan itu karena Soo Ho kerap pingsan akibat melewatkan waktu makan.
Soo Ho merasa bingung dengan sikap Bo Nui. Soo Ho tidak dapat berkonsentrasi, dia gelisah memandangi makanan pemberian Bo Nui hingga tak sengaja menjatuhkan pulpennya. Dia mengambil pulpen tersebut dan tak sengaja melihat sesuatu menempel di bawah mejanya.
Bo Nui tengah membeli makanan ringan saat Dal Nim menghubunginya. Dal Nim bertanya apakah Bo Nui melakukan sesuatu terhadap Soo Ho karena sikap Soo Ho sangat aneh. Sementara itu, Soo Ho berusaha mengambil kertas yang menempel di bawah mejanya. Soo Ho berhasil melepas kertas mantra itu dan memandangnya dengan heran.
Bo Nui tengah menuruni tangga menuju rumahnya, dia melihat Gary yang keluar dari rumah dengan tergesa-gesa, Bo Nui memanggilnya. Gary menoleh dan menghampiri Bo Nui. Gary bertanya apakah Bo Nui tahu daerah Cheonan. Gary mendapat informasi bahwa ayahnya tinggal di sana. Bo Nui melihat alamat itu dan mengatakan bahwa letaknya tidak terlalu jauh. Gary nampak bingung. Dia bertanya bagaimana dia bisa pergi ke tempat itu dan naik apa. Bo Nui menawarkan untuk menemani.
Soo Ho memandangi kertas mantra yang diletakkan di meja. Dia teringat malam saat Bo Nui muncul di kantornya dan mengaku bahwa dia hanya berdoa. Soo Ho juga teringat saat dia memergoki Bo Nui memegang buku dan buru-buru meletakkannya di rak. Soo Ho mengambil kertas mantra di tempat sampah yang dia buang.
Bo Nui dan Gary sampai di sebuah rumah. Gary merasa gugup, tidak tahu apa yang akan dia lakukan saat bertemu ayahnya dan dia juga khawatir ayahnya tidak mengenalinya. Dengan lembut, Bo Nui mengatakan bahwa ayah Gary pasti mengenali dan mengajak Gary masuk. Mereka masuk ke dalam namun tidak ada seorangpun di sana. Tak lama seorang pria datang, dan menyapa mereka. Bo Nui menyampaikan bahwa mereka mencari pria bernama Choi Ho. Gary menunjukkan foto ayahnya. Pria itu melihat dengan seksama dan mengenalinya sebagai pria yang tinggal di rumah itu. Gary nampak senang, namun pria itu mengatakan bahwa Choi Ho sudah pergi. Pria itu mengatakan bahwa Choi Ho telah pergi tanpa berpamitan bahkan meninggalkan tas nya di ruangan itu. Gary menyentuh tas tersebut. Bo Nui meninggalkan Gary sendirian dan menunggu di luar.
Bo Nui duduk di pinggir rumah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tn Won menghubunginya hendak meminjam uang, namun Bo Nui menolak karena tidak punya. Tn. Won memaksa, karena dia menemukan sesuatu yang menarik. Bo Nui curiga tn Won membeli barang curian namun tn Won menyanggah. Bo Nui menutup telepon. Namun nampaknya tn Won sudah membulatkan tekad membeli barang tersebut.
Gary melihat buku harian ayahnya yang berada di dalam tas. Dia membacanya dan tersenyum membaca beberapa catatan ayahnya mengenai Gary. Dalam buku ayah bercerita bagaimana dia dan Gary berbincang ditelepon. Ayah juga merasa senang bisa menonton pertandingan yang diikuti Gary dari rekaman video yang dikirim temannya meski terlambat beberapa bulan. Ayah juga rajin mengecek peringkat Gary di sela pekerjaannya sebagai supir panggilan. Di lembar berikutnya ayah bercerita bahwa dia telah menyiapkan paspor dan tiket yang dia beli dari tabungannya. Ayah hendak menemui Gary di Canada.
Gary merasa heran karena merasa tidak pernah bertemu ayah. Tiba-tiba Gary ingat saat dia memenangkan kejuaraan di usia 15. Ayah nampak membawa bunga, menanti Gary di koridor. Saat Gary muncul, ayah keluar dan tersenyum, dia melambaikan tangan. Gary nampak senang dan tertawa balas melambaikan tangan. Gary berlari menuju ayahnya yang berdiri, namun Gary melewati ayah dan tetap berlari ke arah ibu. Dia memeluk ibu. Ayah tirinya menyiram Gary dengan sampanye dan mereka tertawa bersama. Ayah memandang dengan sedih. Dalam diary nya ayah menulis, yang terpenting baginya adalah Gary bisa tertawa senang.
Gary menangis, “Dia seharusnya memberi tahuku dia ada di sana…” kata Gary, dia nampak menyesal tidak mengenali ayah. Bo Nui masuk dan melihat Gary tengah menangis. Bo Nui menghampirinya dan memeluk Gary sambil menenangkannya.
Soo Ho ke toko buku. Dia memborong buku mengenai ramalan. Sementara itu, Bo Nui dan Gary tengah berada di dalam bis. Bo Nui menghibur Gary dengan mengatakan bahwa ayahnya pasti baik-baik saja. Bo Nui menyuruh Gary untuk tidur bersandar di bahunya. Gary menurut. Tiba-tiba bis terguncang dan Bo Nui menjatuhkan cerminnya. Bo Nui hendak memungutnya namun tidak bisa karena Gary tertidur di bahunya. Bo Nui merasa ada yang tidak beres.
Soo Ho menghampiri meja Bo Nui dan melihat patung-patung binatang dan Budha yang diletakkan Bo Nui di atas PC. Soo Ho melihat surat pengunduran diri yang tersembul di samping kemudian mengambilnya. Surat itu diselipkan di buku jurnal milik Bo Nui. Soo Ho membuka buku tersebut dan terkejut melihat buku itu berisi nama para staf pria di setiap departemen dan tahun kelahiran mereka. Soo Ho melihat namanya ada di lembaran terakhir dengan status gagal.
Soo Ho berjalan mondar mandir di dalam ruangannya. Dia teringat bagaimana dia bertemu Bo Nui di taman dan Bo Nui memberi kertas mantra padanya. “Dia selalu membawa kertas mantra, percaya legenda, dengan kata lain dia benar-benar percaya tahayul. Dia mencari harimau. Dia harus menghabiskan malam denganku meskipun dia tidak memiliki perasaan kepadaku” Soo Ho bicara dalam hati. Soo Ho menyusun kembali hal-hal yang berhubungan dengan Bo Nui hingga sampai pada kesimpulan bahwa Bo Nui “Melakukan persembahan”. Soo Ho nampak tegang. Soo Ho memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Bo Nui.
Bo Nui dan Gary tiba di rumah. Bo Nui menyuruh Gary beristirahat. Gary hendak masuk ke dalam namun tiba-tiba dia berbalik dan menghampiri Bo Nui kemudian memeluknya. Gary berterima kasih pada Bo Nui. Begitu Gary menutup pintu, Bo Nui berbalik menuju kamarnya. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, Soo Ho menghubunginya.
Bo Nui berlari ke taman. Dia melihat mobil Soo Ho dan menghampiri Soo Ho yang berlari ke arahnya. Bo Nui menyapa Soo Ho namun Soo Ho dengan cepat berbicara. “Jawab aku dengan jujur” kata Soo Ho. “Maaf?” Bo Nui tidak mengerti. “Berjanjilah!” Soo Ho berteriak kesal. Bo Nui terpaku. “Kau harus mengatakan padaku yang sebenarnya” kata Soo Ho. “Ya”Bo Nui menjawab ragu. “Kau mengatakan (pria) itu harus aku kan? Itu yang kau katakan malam itu”-- “Iya”-- “Apa itu karena aku (bershio) harimau?” tanya Soo Ho. Bo Nui tercekat. ‘Jadi, ini seperti upacara (adat) yang mengorbankan wanita saat upacara minta hujan? Atau menggunakan hewan sebagai kurban saat upacara para nelayan..apakah aku dipilih sebagai kurban karena shio ku harimau?” tanya Soo Ho. “Maaf” kata Bo Nui. “Aku benar-benar minta maaf. Aku seharusnya memberitahumu tentang itu. Tapi aku berpikir bahwa kau akan mengira aku wanita gila…” “Kau benar-benar membuatku takut. Kau menikmati memanfaatkan orang seperti ini? Sejak kapan hal ini dimulai? Di kasino? Saat demonstrasi? Di hari saat ujian perekrutan? Apa? kau tidak sedang bergurau? Aku seseorang berhati hangat? Itu harus diriku? Mengapa kau melakukan semua ini? Mengapa kau melakukan hal yang gila?” tanya Soo Ho setengah berteriak. Tiba-tiba Gary datang dan menggandeng tangan Bo Nui.
“Kau sangat kasar padanya” kata Gary “Geon uk hentikan” kata Bo Nui. “Ini bukan urusanmu” kata Soo Ho. “Lalu?” tanya Gary. “Ini tidak seperti kalian berkencan atau tidur bersama” lanjutnya. “Mengapa kau sangat marah?” tanya Gary. Bo Nui tertegun, demikian pula Soo Ho. “Kenapa?” tanya Gary “Apa kau berpikir dia mencintaimu?” tanya Gary. Soo Ho nampak tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa. Gary mengajak Bo Nui pergi.
Gary menarik tangan Bo Nui, meninggalkan Soo Ho yang masih termangu.
Bo Nui melepaskan genggaman Gary. Dia ingin kembali dan menjelaskan mengenai Bo Ra kepada Soo Ho dan meminta maaf. Gary bertanya untuk apa karena tidak ada gunanya. Gary melarang Bo Nui pergi karena khawatir Soo Ho akan bersikap kasar.
Bo Nui tidak peduli karena terbiasa diperlakukan seperti wanita gila. Dia melepaskan genggaman Gary dan berlari kembali ke tempat dia dan Soo Ho bertemu.
Soo Ho tengah duduk di balik kemudi. Dia memikirkan kata-kata Gary mengenai perasaannya pada Bo Nui. Soo Ho hendak menyalakan mesin mobilnya ketika di lihatnya Bo Nui kembali dan menatapnya. Soo Ho tercekat.
---Makna pada kertas mantra---
Soo Ho memotret dua kertas mantra yang dia temukan. Dia menguploadnya ke internet dan mencari arti dari tulisan yang tertera di kertas. Kertas pertama yaitu kertas pemberian ibunya bermakna ‘jimat perlindungan’ sementara untuk kertas yang dibawa Bo Nui merupakan “JImat kupu-kupu”. Kertas perlindungan berisi harapan yang tulus. Sementara jimat kupu-kupu membantu seorang wanita merayu seorang pria. Soo Ho terkejut dan mendesis menyebutkan isi ramalan.
BERSAMBUNG SINOPSIS LUCKY ROMANCE EPISODE 6 >
Komentar
Soo Ho nampaknya mulai terpikat pada Bo Nui. Dia merasa terganggu dengan bayangan Bo Nui yang kerap menghantuinya. Dia juga merasa penasaran dan katakanlah geer karena Bo Nui mengajaknya tidur bersama tanpa ragu. Karenanya Soo Ho merasa marah dan malu begitu tahu Bo Nui memilihnya karena dia bershio harimau, bukan karena tertarik padanya. Soo Ho merasa harga dirinya terluka dengan kenyataan Bu Nui bisa tidur dengan siapapun asalkan bershio harimau.
Meski drama ini semakin menarik dengan pergulatan batin Soo Ho dan kelucuan-kelucuan yang timbul saat Soo Ho menghadapi Bo Nui namun drama ini menyisakan beberapa hal yang dirasa kurang untuk dieksplor. Tokoh Gary dan Amy yang sejatinya pemeran utama kedua nampak belum maksimal dan dieksplor. Penonton hanya diberi latar cerita dan konflik tentang Gary, namun terlihat hanya sepintas lalu tanpa ada penjelasan mengenai ibu Gary. Mengapa Gary tidak langsung bertanya pada ibunya yang menutupi keadaan ayahnya sehingga Gary membenci ayahnya selama bertahun-tahun.
Sementara untuk tokoh Amy, tidak ada penjelasan secara jelas mengapa dia meninggalkan Soo Ho. Oke mungkin sengaja disimpan untuk kelak dimunculkan. Namun tidak ada salahnya memberi sedikit petunjuk supaya penonton penasaran dan ‘membela’ tokoh Amy. Sayang sekali talenta Lee Chung Ah nampak tersia-sia di drama ini. Tidak bermaksud membandingkan, namun kebetulan saya menonton drama lain yang dibintangi Lee Chung Ah yang saat episode ini ditayangkan masih menyisakan 1 episode terakhir. Di drama tersebut, meski hanya pemeran pendukung yang minim screentime, namun Lee Chung Ah tampil sangat memukau dan karakternya sangat kuat.
Saya berharap penulis drama ini dapat memberi sedikit ruang lebih untuk karakter Gary dan Amy yang nampak seperti tempelan dan penyemangat. Meski memang drama ini lebih focus pada romance Soo Ho-Bo Nui namun Gary dan Amy yang akan menjadi orang ketiga bagi hubungan Soo Ho –Bo Nui juga cukup penting untuk diceritakan. (W)
Gary mendatangi sebuah percetakan. Seorang pria keluar dan menunjukkan pamflet yang baru saja dicetak. Gary mencari ayahnya dengan membuat pamflet. Gary menunjukkan pamflet yang baru dicetak kepada Bo Nui. Bo Nui bertanya pada Gary mengenai tawaran untuk jadi model game. Bo Nui memberitahu bahwa dialah yang membuat IF. “Game itu tadinya telah dilupakan, namun Tn Je mengambilnya”.Bo Nui berusaha membujuk Gary, namun dengan halus Gary menolaknay karena ingin focus mencari ayahnya.
Ayah sibuk membuat bubur ketika ibu menegurnya karena bau kepiting yang tercium. Ibu menuduh ayah berselingkuh karena begitu rajin membuat bubur setiap hari. Ibu berpamitan hendak ke kantor Soo Ho. Ayah melarang dan memarahinya, namun ibu bersikeras pergi.
Ibu berusaha masuk ke kantor Soo Ho dengan menyamar namun sayangnya pintunya menutup saat ibu berjalan masuk. Di luar ibu mengomel karena tidak bisa masuk ke dalam. Tuba-tiba Bo Nui keluar dari gedung dan terkejut melihat ibu.
Ibu menanyakan perihal jimat yang dia titipkan pada Bo Nui. Bo Nui mengatakan bahwa dia sudah menyimpan jimat itu di dalam buku yang berada di sudut. Mereka tidak tahu bahwa Soo Ho telah membuang jimat tersebut ke tempat sampah. Ibu merasa heran mengapa tidak ada perubahan. Seharusnya jimat itu akan membantu ibu mendekatkan Soo Ho dengannya dan menyingkirkan si rubah. Bo Nui merasa heran dengan maksud dari ibu. Ibu mengatakan ada seorang rubah wanita yang menempel pada anaknya. Karena rubah itu, anaknya jadi terlibat masalah dan terluka bukan hanya fisik namun juga mental. Bo Nui menduga bahwa rubah itu adalah dirinya. Ibu bertanya apakah ada wanita yang mendekati putranya, namun Bo Nui mengatakan dia tidak yakin karena dia hanya karyawan kontrak. Ibu meminta nomor telepon Bo Nui.
Setelah menyimipan nomor Bo Nui, ibu beranjak pergi. Ibu terkejut melihat paman pemilik restoran ayam yang tengah memarkir motor hendak mengirim ayam. “Bukankah itu? Kak Yeong Ill” kata ibu tertahan, wajahnya nampak senang.
Bo Nui tengah mencari pria bershio harimau di internet dia terkejut melihat dirinya di keluarkan dari grup karena melanggar privasi. Bo Nui melihat jurnalnya dan merasa bingung menemukan pria bershio harimau. Tiba-tiba Soo Ho keluar dari ruangannya hingga Bo Nui terkejut. Bo Nui bertanya ada apa. Dalam hati Soo Ho bertanya apakah Bo Nui mengajaknya menghabiskan malam bersama tanpa ada perasaan sedikitpun. Sementara Bo Nui berpikir bahwa di hadapannya ada seorang pria bershio harimau, mengapa dia harus merasa bingung. Soo Ho tidak berani mengatakan yang ada di pikirannya. “Apakah (makanan) itu berisi tuna?” tanya Soo Ho. Bo Nui menjawab bahwa rotinya berisi daging ham dan keju, dia bahkan menawarkan rotinya pada Soo Ho.
Dal Nim menjelaskan mengenai rencana peluncuran games kepada Soo Ho. Namun Soo Ho tidak dapat berkonsentrasi dan malah lemas. Dia bertanya pada Dal Nim mengenai Bo Nui. Dal Nim mengira Bo Nui membuat masalah, namun Soo Ho buru-buru mengatakan untuk melupakan pertanyaannya.
Soo Ho masuk ke ruangan kantornya dan melihat sebuah bungkusan makanan di mejanya. Soo Ho memandangi bungkusan seperti anak kecil. Di bagian luar bungkusan ada pesan dari Bo Nui. Bo Nui menyuruh Soo Ho memakan makanan itu karena Soo Ho kerap pingsan akibat melewatkan waktu makan.
Soo Ho merasa bingung dengan sikap Bo Nui. Soo Ho tidak dapat berkonsentrasi, dia gelisah memandangi makanan pemberian Bo Nui hingga tak sengaja menjatuhkan pulpennya. Dia mengambil pulpen tersebut dan tak sengaja melihat sesuatu menempel di bawah mejanya.
Bo Nui tengah membeli makanan ringan saat Dal Nim menghubunginya. Dal Nim bertanya apakah Bo Nui melakukan sesuatu terhadap Soo Ho karena sikap Soo Ho sangat aneh. Sementara itu, Soo Ho berusaha mengambil kertas yang menempel di bawah mejanya. Soo Ho berhasil melepas kertas mantra itu dan memandangnya dengan heran.
Bo Nui tengah menuruni tangga menuju rumahnya, dia melihat Gary yang keluar dari rumah dengan tergesa-gesa, Bo Nui memanggilnya. Gary menoleh dan menghampiri Bo Nui. Gary bertanya apakah Bo Nui tahu daerah Cheonan. Gary mendapat informasi bahwa ayahnya tinggal di sana. Bo Nui melihat alamat itu dan mengatakan bahwa letaknya tidak terlalu jauh. Gary nampak bingung. Dia bertanya bagaimana dia bisa pergi ke tempat itu dan naik apa. Bo Nui menawarkan untuk menemani.
Soo Ho memandangi kertas mantra yang diletakkan di meja. Dia teringat malam saat Bo Nui muncul di kantornya dan mengaku bahwa dia hanya berdoa. Soo Ho juga teringat saat dia memergoki Bo Nui memegang buku dan buru-buru meletakkannya di rak. Soo Ho mengambil kertas mantra di tempat sampah yang dia buang.
Bo Nui dan Gary sampai di sebuah rumah. Gary merasa gugup, tidak tahu apa yang akan dia lakukan saat bertemu ayahnya dan dia juga khawatir ayahnya tidak mengenalinya. Dengan lembut, Bo Nui mengatakan bahwa ayah Gary pasti mengenali dan mengajak Gary masuk. Mereka masuk ke dalam namun tidak ada seorangpun di sana. Tak lama seorang pria datang, dan menyapa mereka. Bo Nui menyampaikan bahwa mereka mencari pria bernama Choi Ho. Gary menunjukkan foto ayahnya. Pria itu melihat dengan seksama dan mengenalinya sebagai pria yang tinggal di rumah itu. Gary nampak senang, namun pria itu mengatakan bahwa Choi Ho sudah pergi. Pria itu mengatakan bahwa Choi Ho telah pergi tanpa berpamitan bahkan meninggalkan tas nya di ruangan itu. Gary menyentuh tas tersebut. Bo Nui meninggalkan Gary sendirian dan menunggu di luar.
Bo Nui duduk di pinggir rumah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tn Won menghubunginya hendak meminjam uang, namun Bo Nui menolak karena tidak punya. Tn. Won memaksa, karena dia menemukan sesuatu yang menarik. Bo Nui curiga tn Won membeli barang curian namun tn Won menyanggah. Bo Nui menutup telepon. Namun nampaknya tn Won sudah membulatkan tekad membeli barang tersebut.
Gary melihat buku harian ayahnya yang berada di dalam tas. Dia membacanya dan tersenyum membaca beberapa catatan ayahnya mengenai Gary. Dalam buku ayah bercerita bagaimana dia dan Gary berbincang ditelepon. Ayah juga merasa senang bisa menonton pertandingan yang diikuti Gary dari rekaman video yang dikirim temannya meski terlambat beberapa bulan. Ayah juga rajin mengecek peringkat Gary di sela pekerjaannya sebagai supir panggilan. Di lembar berikutnya ayah bercerita bahwa dia telah menyiapkan paspor dan tiket yang dia beli dari tabungannya. Ayah hendak menemui Gary di Canada.
Gary merasa heran karena merasa tidak pernah bertemu ayah. Tiba-tiba Gary ingat saat dia memenangkan kejuaraan di usia 15. Ayah nampak membawa bunga, menanti Gary di koridor. Saat Gary muncul, ayah keluar dan tersenyum, dia melambaikan tangan. Gary nampak senang dan tertawa balas melambaikan tangan. Gary berlari menuju ayahnya yang berdiri, namun Gary melewati ayah dan tetap berlari ke arah ibu. Dia memeluk ibu. Ayah tirinya menyiram Gary dengan sampanye dan mereka tertawa bersama. Ayah memandang dengan sedih. Dalam diary nya ayah menulis, yang terpenting baginya adalah Gary bisa tertawa senang.
Gary menangis, “Dia seharusnya memberi tahuku dia ada di sana…” kata Gary, dia nampak menyesal tidak mengenali ayah. Bo Nui masuk dan melihat Gary tengah menangis. Bo Nui menghampirinya dan memeluk Gary sambil menenangkannya.
Soo Ho ke toko buku. Dia memborong buku mengenai ramalan. Sementara itu, Bo Nui dan Gary tengah berada di dalam bis. Bo Nui menghibur Gary dengan mengatakan bahwa ayahnya pasti baik-baik saja. Bo Nui menyuruh Gary untuk tidur bersandar di bahunya. Gary menurut. Tiba-tiba bis terguncang dan Bo Nui menjatuhkan cerminnya. Bo Nui hendak memungutnya namun tidak bisa karena Gary tertidur di bahunya. Bo Nui merasa ada yang tidak beres.
Soo Ho menghampiri meja Bo Nui dan melihat patung-patung binatang dan Budha yang diletakkan Bo Nui di atas PC. Soo Ho melihat surat pengunduran diri yang tersembul di samping kemudian mengambilnya. Surat itu diselipkan di buku jurnal milik Bo Nui. Soo Ho membuka buku tersebut dan terkejut melihat buku itu berisi nama para staf pria di setiap departemen dan tahun kelahiran mereka. Soo Ho melihat namanya ada di lembaran terakhir dengan status gagal.
Soo Ho berjalan mondar mandir di dalam ruangannya. Dia teringat bagaimana dia bertemu Bo Nui di taman dan Bo Nui memberi kertas mantra padanya. “Dia selalu membawa kertas mantra, percaya legenda, dengan kata lain dia benar-benar percaya tahayul. Dia mencari harimau. Dia harus menghabiskan malam denganku meskipun dia tidak memiliki perasaan kepadaku” Soo Ho bicara dalam hati. Soo Ho menyusun kembali hal-hal yang berhubungan dengan Bo Nui hingga sampai pada kesimpulan bahwa Bo Nui “Melakukan persembahan”. Soo Ho nampak tegang. Soo Ho memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Bo Nui.
Bo Nui dan Gary tiba di rumah. Bo Nui menyuruh Gary beristirahat. Gary hendak masuk ke dalam namun tiba-tiba dia berbalik dan menghampiri Bo Nui kemudian memeluknya. Gary berterima kasih pada Bo Nui. Begitu Gary menutup pintu, Bo Nui berbalik menuju kamarnya. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, Soo Ho menghubunginya.
Bo Nui berlari ke taman. Dia melihat mobil Soo Ho dan menghampiri Soo Ho yang berlari ke arahnya. Bo Nui menyapa Soo Ho namun Soo Ho dengan cepat berbicara. “Jawab aku dengan jujur” kata Soo Ho. “Maaf?” Bo Nui tidak mengerti. “Berjanjilah!” Soo Ho berteriak kesal. Bo Nui terpaku. “Kau harus mengatakan padaku yang sebenarnya” kata Soo Ho. “Ya”Bo Nui menjawab ragu. “Kau mengatakan (pria) itu harus aku kan? Itu yang kau katakan malam itu”-- “Iya”-- “Apa itu karena aku (bershio) harimau?” tanya Soo Ho. Bo Nui tercekat. ‘Jadi, ini seperti upacara (adat) yang mengorbankan wanita saat upacara minta hujan? Atau menggunakan hewan sebagai kurban saat upacara para nelayan..apakah aku dipilih sebagai kurban karena shio ku harimau?” tanya Soo Ho. “Maaf” kata Bo Nui. “Aku benar-benar minta maaf. Aku seharusnya memberitahumu tentang itu. Tapi aku berpikir bahwa kau akan mengira aku wanita gila…” “Kau benar-benar membuatku takut. Kau menikmati memanfaatkan orang seperti ini? Sejak kapan hal ini dimulai? Di kasino? Saat demonstrasi? Di hari saat ujian perekrutan? Apa? kau tidak sedang bergurau? Aku seseorang berhati hangat? Itu harus diriku? Mengapa kau melakukan semua ini? Mengapa kau melakukan hal yang gila?” tanya Soo Ho setengah berteriak. Tiba-tiba Gary datang dan menggandeng tangan Bo Nui.
“Kau sangat kasar padanya” kata Gary “Geon uk hentikan” kata Bo Nui. “Ini bukan urusanmu” kata Soo Ho. “Lalu?” tanya Gary. “Ini tidak seperti kalian berkencan atau tidur bersama” lanjutnya. “Mengapa kau sangat marah?” tanya Gary. Bo Nui tertegun, demikian pula Soo Ho. “Kenapa?” tanya Gary “Apa kau berpikir dia mencintaimu?” tanya Gary. Soo Ho nampak tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa. Gary mengajak Bo Nui pergi.
Gary menarik tangan Bo Nui, meninggalkan Soo Ho yang masih termangu.
Bo Nui melepaskan genggaman Gary. Dia ingin kembali dan menjelaskan mengenai Bo Ra kepada Soo Ho dan meminta maaf. Gary bertanya untuk apa karena tidak ada gunanya. Gary melarang Bo Nui pergi karena khawatir Soo Ho akan bersikap kasar.
Bo Nui tidak peduli karena terbiasa diperlakukan seperti wanita gila. Dia melepaskan genggaman Gary dan berlari kembali ke tempat dia dan Soo Ho bertemu.
Soo Ho tengah duduk di balik kemudi. Dia memikirkan kata-kata Gary mengenai perasaannya pada Bo Nui. Soo Ho hendak menyalakan mesin mobilnya ketika di lihatnya Bo Nui kembali dan menatapnya. Soo Ho tercekat.
---Makna pada kertas mantra---
Soo Ho memotret dua kertas mantra yang dia temukan. Dia menguploadnya ke internet dan mencari arti dari tulisan yang tertera di kertas. Kertas pertama yaitu kertas pemberian ibunya bermakna ‘jimat perlindungan’ sementara untuk kertas yang dibawa Bo Nui merupakan “JImat kupu-kupu”. Kertas perlindungan berisi harapan yang tulus. Sementara jimat kupu-kupu membantu seorang wanita merayu seorang pria. Soo Ho terkejut dan mendesis menyebutkan isi ramalan.
BERSAMBUNG SINOPSIS LUCKY ROMANCE EPISODE 6 >
Komentar
Soo Ho nampaknya mulai terpikat pada Bo Nui. Dia merasa terganggu dengan bayangan Bo Nui yang kerap menghantuinya. Dia juga merasa penasaran dan katakanlah geer karena Bo Nui mengajaknya tidur bersama tanpa ragu. Karenanya Soo Ho merasa marah dan malu begitu tahu Bo Nui memilihnya karena dia bershio harimau, bukan karena tertarik padanya. Soo Ho merasa harga dirinya terluka dengan kenyataan Bu Nui bisa tidur dengan siapapun asalkan bershio harimau.
Meski drama ini semakin menarik dengan pergulatan batin Soo Ho dan kelucuan-kelucuan yang timbul saat Soo Ho menghadapi Bo Nui namun drama ini menyisakan beberapa hal yang dirasa kurang untuk dieksplor. Tokoh Gary dan Amy yang sejatinya pemeran utama kedua nampak belum maksimal dan dieksplor. Penonton hanya diberi latar cerita dan konflik tentang Gary, namun terlihat hanya sepintas lalu tanpa ada penjelasan mengenai ibu Gary. Mengapa Gary tidak langsung bertanya pada ibunya yang menutupi keadaan ayahnya sehingga Gary membenci ayahnya selama bertahun-tahun.
Sementara untuk tokoh Amy, tidak ada penjelasan secara jelas mengapa dia meninggalkan Soo Ho. Oke mungkin sengaja disimpan untuk kelak dimunculkan. Namun tidak ada salahnya memberi sedikit petunjuk supaya penonton penasaran dan ‘membela’ tokoh Amy. Sayang sekali talenta Lee Chung Ah nampak tersia-sia di drama ini. Tidak bermaksud membandingkan, namun kebetulan saya menonton drama lain yang dibintangi Lee Chung Ah yang saat episode ini ditayangkan masih menyisakan 1 episode terakhir. Di drama tersebut, meski hanya pemeran pendukung yang minim screentime, namun Lee Chung Ah tampil sangat memukau dan karakternya sangat kuat.
Saya berharap penulis drama ini dapat memberi sedikit ruang lebih untuk karakter Gary dan Amy yang nampak seperti tempelan dan penyemangat. Meski memang drama ini lebih focus pada romance Soo Ho-Bo Nui namun Gary dan Amy yang akan menjadi orang ketiga bagi hubungan Soo Ho –Bo Nui juga cukup penting untuk diceritakan. (W)
Posting Komentar untuk "SINOPSIS Lucky Romance Episode 5 Bagian 2 (Drama Korea)"