SINOPSIS Lucky Romance Episode 4 Bagian 1 (Drama Korea)
BARU SINOPSIS || SINOPSIS LUCKY ROMANCE EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Lucky Romance Episode 4 Bagian 1 : Kasih sayang Bo Nui pada Bo Ra sangatlah besar. Begitu besarnya hingga dia rela mengorbankan segalanya. Cita-cita, pekerjaan, dan bahkan nyawanya demi kehidupan Bo Ra. Demi Bo Ra, Bo Nui bahkan menahan malu meminta Soo Ho berkencan dengannya. Semua Bo Nui lakukan supaya Bo Ra bisa tetap hidup.
Bisa dikatakan di episode 4 ini akan lebih banyak tawa mengingat Bo Nui dan Soo Ho terikat kontrak pacaran 3 minggu. Awal mula hubungan antara Soo Ho dan Amy juga akan mulai terungkap di episode ini.
~SINOPSIS Lucky Romance Episode 4 Bagian 1~
Bo Nui membaca kontrak kerjanya dengan seksama. Tak jauh dari tempatnya duduk, nampak 3 staff Zeze yang sehari sebelumnya bertaruh memperhatikan dengan seksama. Bo Nui membaca hingga lembar terakhir kemudian dia menandatangani kertas tersebut. Dua dari 3 staff yang tadi memperhatikan terlihat kesal, sedangkan staff wanita yang ikut bertaruh dengan mereka menjulurkan tangannya meminta uang.
“Ayo berkencan” kata Bo Nui. Soo Ho terperangah. Tiba-tiba ponselnya kembali berdering dan lagi-lagi ibunya yang menelepon.
Ibu menutup telepon dengan kesal. Ayah yang baru datang duduk di depannya. Ibu mengomel karena Soo Ho tidak mengangkat teleponnya padahal ibu sudah menyiapkan makanan dan minuman bahkan kue tart u ntuk merayakan ulang tahun Soo Ho. Ibu menyalahkan ayah karena datang ke kantor Soo Ho. Ayah mengatakan sudah bertahun-tahun Soo Ho tidak datang jadi ibu tidak perlu repot mengurusinya lagi. Ibu berandai-andai jika mereka punya menantu mungkin hubungan di antara mereka dan Soo Ho dapat membaik. Ibu menyesalkan Soo Ho yang tidak pernah pacaran sehingga hatinya menjadi dingin. “Dia pingsan di acara lalu karena dia tidak punya pacar. Dia memiliki terlalu banyak energy. Tidak heran putraku sangat jenius” kata ibu. Ayah membentak ibu karena pergi ke peramal lagi. Ibu malah mengatakan bahwa ayah seharian hanya duduk memancing sementara putranya seharian duduk bekerja sehingga tidak ada yang menemani ibu.
“apa maksudmu?” tanya Soo Ho masih shock. Bo Nui menegaskan ingin berkencan dengan Soo Ho. “Jadi maksudmu kau menyukaiku?” tanya Soo Ho. “Bukan, bukan itu” Bo Nui menjawab cepat. Bo Nui mengatakan bahwa dia tidak meminta Soo Ho melakukan hal romantic namun hanya hal yang biasa dilakukan pasangan seperti menonton film, minum the atau memasak ramen bersama. “Kau bisa menganggap ini sebagai versi dari games beta. Kau hanya perlu meluangkan waktu. Bukankah ini sederhana?” Soo Ho menolak dan bertanya apa motif Bo Nui. “Hidup seseorang bergantung pada itu” kata Bo Nui. “Jika kau menolak ini. Aku mungkin akan mati” lanjutnya. Soo Ho menyuruh Bo Nui keluar.
Bo Nui merajuk dengan mengambil kertas kontraknya dan mengancam akan merobeknya. Soo Ho menahan Bo Nui dan mengatakan akan memikirkannya. “Baiklah, tapi hanya satu jawaban untuk itu” kata Bo Nui sambil berbalik meninggalkan ruangan Soo Ho.
Amy menemani Gary berolah raga. Saat tengah menunggu Gary yang masih di ruang ganti, Amy mendapat telepon. Gary yang baru keluar terburu-buru pergi. Amy berusaha menahannya dan bertanya kemana Gary akan pergi, namun Gary menolak memberitahu. Gary kemudian pergi meninggalkan Amy yang masih menggenggam teleponnya. Amy meneruskan pembicaraannya di telepon. Dia nampak terkejut mendengar sesuatu.
Gary berjalan terburu-buru menuju sebuah café. Saat hendak masuk, dia menabrak seseorang di pintu masuk. Seorang pria memanggilnya. Gary bertanya di mana orang yang dia cari. Pria itu memberitahu bahwa tadi pria itu ada bersamanya dan mengaku sebagai ayah kandung Gary. “Tapi saat aku memberitahu kau akan segera datang ke sini. Dia langsung melarikan diri. Dia pergi ketika kau datang” kata pria itu.
Gary teringat kejadian beberapa menit lalu, saat dia masuk dan menabrak seorang pria tua yang mengenakan topi. Pria itu melanjutkan, bahwa Gary bisa saja di tipu jika bukan karena dirinya. “Banyak tuna wisma yang mengaku anak seseorang yang menderita penyakit Alzheimer".
Gary meminta pria itu untuk lebih teliti menyelidiki latar belakang orang yang dia cari. Pria itu berkilah bahwa alamat dan data serta foto yang Gary berikan sudah law ayahnyas sehingga sulita dicari. Gary meminta pria itu mencari ayahnya dalam waktu 2 bulan dan dia bersedia bayar berapapun.
Ryang Ha tertawa terbahak saat mendengar dari Soo Ho mengenai syarat Bo Nui. Dia mengira kalau Bo Nui jatuh hati pada pandangan pertama dengan Soo Ho. Soo Ho membantah dan memberitahu bahwa Bo Nui mengatakan bahwa itu bukan kencan sungguhan. Soo Ho ingat kata-kata Bo Nui soal hidup seseorang yang tergantung pada kencan mereka. “Dia bilang dia akan menghilang jika aku berkencan dengannya hanya 3 minggu. Ryang Ha tertegun dan mengira kemungkinan itu ada dalam daftar keinginan. Soo Ho terkejut dan mengira kemungkinan setelah 3 minggu akan terjadi sesuatu. Ryang Ha menebak kemungkinan Bo Nui akan dioperasi. “Keberhasilan operasi itu rendah. Dia mungkin akan mati” kata Ryang Ha dengan yakin.
Soo Ho terkejut namun membantah karena dia lihat kulit Bo Nui terlihat halus “Pipinya juga penuh, kulitnya bagus dan matanya terlihat bersih dan rambutnya bersinar” kata Soo Ho. “Sepertinya kau mengobservasinya dengan baik” kata Ryang Ha. Soo Ho terkejut dan membantah bahwa yang dia maksud Bo Nui tidak seperti orang sakit. Ryang Ha mengatakan bisa saja yang terlihat dari luar tidak seperti yang terlihat sesuangguhnya. Dia juga mengatakan mungkin Bo Nui mengidap kanker atau lainnya. Ryang Ha berjalan menuju lemari es. Soo Ho merasa bingung mengapa harus dia yang dipilih.
Ryang Ha mengeluh melihat lemari es Soo Ho yang hanya berisi air mineral. Ryang Ha mengambil sebotol minuman dan meminumnya. “ini asam. Apa yang salah dengan minuman ini?” tanya Ryang Ha. “Ibuku meninggalkannya untukku” jawab Soo Ho.
Ryang Ha nampak berpikir kemudian bertanya “Kapan terakhir kali dia ke sini?” “Itu musim panas” kata Soo Ho, perlahan dia memutar kepalanya melihat Ryang Ha “Musim panas yang lalu” lanjutnya dengan khawatir. Ryang Ha terkejut, dan sejurus kemudian dia jatuh pingsan.
Ryang Ha diopname di RS. Dengan gusar dia menuduh Soo Ho meracuninya karena menginginkan sahamnya. Soo Ho yang menunggui Ryang Ha di samping tempat tidur hanya melirik dan mengatakan tidak seharusnya Ryang Ha minum sembarangan di rumah orang lain. Ryang Ha terus mengoceh, bahwa dia tidak ingin mati muda dan meminta Soo Ho menerima permintaan Bo Nui supaya Bo Nui tidak menjadi arwah penasaran karena tidak pernah berkencan dengan siapapun.
Bo Nui datang ke pos perawat dan membagikan makanan. Dia terlihat riang. Salah satu perawat mengingatkan Bo Nui untuk tidak boros karena harus membayar biaya RS adiknya. Bo Nui mengatakan bahwa dia baru mendapat pekerjaan baru. Para perawat terlihat ikut senang.
Di luar RS, Soo Ho duduk termenung sendirian. Soo Ho memikirkan tawaran Bo Nui dan bagaimana Bo Nui begitu frustasi saat meminta Soo Ho bersembunyi dari teman kencannya yang datang ke rumah. Dari ujung jalan, nampak Bo Nui tengah berjalan mendekat ke arah Soo Ho duduk. Tiba-tiba sebuah ambulans datang.
Bo Nui terkejut melihat para perawat yang datang menghampiri ambulans, dia tidak melihat Soo Ho yang beranjak dari kursinya. Seorang wanita turun dari ambulans setelah sebelumnya pasien diturunkan dari ambulans. Wanita itu nampak panic dan terburu-buru hingga sendalnya terlepas.
Bo Nui dan seorang pria memungutnya dan memberikannya pada si ibu. Bo Nui berusaha menenangkan si ibu dan mengatakan bahwa anak ibu itu akan baik-baik saja.
Setibanya di rumah sewaan, Bo Nui melihat Gary yang tengah berdiri di luar. Bo Nui menyapa Gary dan menyuruhnya pulang. Gary menahan Bo Nui dan mengatakan bahwa hari itu dia mengalami hari yang berat. Dia ingin bicara dengan Bo Nui.
Gary nampak duduk di ruang tamu ketika Bo Nui datang membawa beberapa lembar foto. Bo Nui menyerahkan foto tersebut pada Gary. Bo Nui mengatakan bahwa dia baru ingat kalau ayah Gary datang pada upacara kelulusan SMAnya. Gary bertanya apakah ayahnya tinggal di bangunan mereka saat itu. Bo Nui menyanggah. Ayah Gary tiba-tiba datang di pagi hari. Ayah Gary mengatakan bahwa dia mendengar kecelakaan yang menimpa orang tua Bo Nui. “Dia meminta maaf dan menangis untuk waktu yang lama. Dia mengetahui bahwa hari itu adalah hari kelulusanku. Dan mengatakan padaku bahwa kami harus pergi. Dia bilang kami aku harus mengambil foto wisuda” kata Bo Nui.
Gary nampak sedih. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah mengambil foto wisuda bersama ayahnya. Gary merasa kecewa dan bertanya-tanya mengapa ayahnya menelantarkannya. Gary juga sempat berpikir apa dirinya tidak terlalu berarti bagi ayah. “Kak, apa ini sudah terlambat? Apa sudah sangat terlambat bagiku menemuinya? Apakah aku bisa bertemu dengannya?” tanya Gary.
Bo Nui beranjak dari tempat duduk dan mengambil sesuatu di lemari. Dia menyerahkan boneka burug hantu pada Gary untuk menjaganya. Bo Nui mengatakan bahwa burung hantu matanya terbuka di malam hari sehingga dia dapat terus mencari ayah Gary. “Jika kau dengan tulus mengharapkan sesuatu, itu akan menjadi kenyataan. Kau dapat menemukan ayahmu” kata Bo Nui. Gary menduga alasan Bo Nui mencari pria yang lahir di tahun harimau untuk mendapatkan keberuntungan. Bo Nui mengatakan itu untuk Bo Ra. “Aku dapat melakukan apa saja demi dia”. Gary bertanya berapa kira-kira usia pria yang lahir di tahun tersebut, dan Bo Nui mengatakan sekitar 31 tahun. Gary mengatakan dia memiliki banyak teman yang berusia 31. Dengan semangat Bo Nui minta dikenalkan, “Mereka tinggal di Canada” kata Gary membuat kesal Bo Nui. Bo Nui menyinggung pacar Gary yang cantik. Gary membantah dan mengatakan bahwa Amy hanya teman baiknya.
Paginya, Soo Ho bertemu Bo Nui di lift, dia merasa canggung. Bo Nui bertanya apakah Soo Ho sudah memikirkannya, namun belum sempat menjawab tiba-tiba salah satu staff Zeze datang dan ikut masuk lift di susul satu orang lainnya.
Bo Nui memandang dengan tegang ke ruangan Soo Ho. Untuk menghilangkan ketegangan Bo Nui mengambil botol minum dan meminum airnya. Tiba-tiba Soo Ho keluar dari ruangannya hingga Bo Nui terkejut dan menyemburkan airnya. Bo Nui terbatuk dan Soo Ho melihatnya. Dia nampak memikirkan sesuatu.
Saat keluar dari toilet, Soo Ho mendengar suara Bo Nui yang tengah menerima telepon. Bo Nui menyebit-nyebut soal suntikan dan obat yang harus diberikan. Bo Nui tidak menyadari kehadiran Soo Ho, dia berbalik pergi membelakangi Soo Ho yang memandangnya.
Bo Nui melihat kertas kontrak, dan kemudian melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 5. Dia melihat pesan di ponselnya yang menyebukan untuk melakukan pembayaran sebelum jam 6 jika tidak ingin Bo Ra dikeluarkan dari RS. Saat Bo Nui beranjak untuk pergi tiba-tiba Soo Ho memanggilnya. Bo Nui nampak gugup, sementara Soo Ho beberapa kali melirik Bo Nui.
“Mari kita tanda tangani kontrak” kata Soo Ho memecahkan kensunyian. Bo Nui nyaris melompat senang, dia merubah posisi duduknya berhadapan dengan Soo Ho dan tersenyum. Soo Ho menegaskan bahwa mereka harus mengatur waktu, karena dia sibuk dan waktunya sangat berharga. “Kau tahu betapa mahalnya waktuku?” kata Soo Ho, Bo Nui menganggukkan kepala mengerti. “Aku harus bekerja selama seminggu jadi kita bertemu saat akhir minggu, setelah mengambil waktu untuk tidur, main games dan melakukan beberapa hal aku punya sisa waktu 3 jam sehari. Ini akan menjadi 2 kali seminggu berarti total 18 jam. Bagaimana menurutmu?” tanya Soo Ho dengan cepat.
“Itu terlalu singkat” kata Bo Nui. Soo Ho menoleh kaget. “Kita harus membangun persaan..” “Perasaan apa?” kata Soo Ho cepat memotong kata-kata Bo Nui. “Pasangan macam apa yang hanya bertemu 3 jam di akhir minggu. Kau hanya ingin cepat mengakhirinya kan?” kata Bo Nui. “Bagaimana jika 4 jam sehari, dengan total 24 jam” kata Soo Ho. “Aku minta 6 jam” kata Bo Nui “5 jam selesai! Aku mengorbankan waktu tidurku. Jadi total 10 jam perminggu, 30 jam total semuanya. Baik? Setuju!” Kata Soo Ho mengakhiri negosiasi. Bo Nui hanya bisa melongo melihat Soo Ho yang bicara dan menghitung dengan sangat cepat—LOL—
Soo Hoo nampak menggangukkan kepalanya meyakinkan kalau kesepakatan sudah dicapai. “Baik” kata Bo Nui, Soo Ho nampak senang dan mengepalkan tangannya. “Kau harus menepati janjimu. 6 kali kencan dan semua berakhir” kata Soo Ho. “Tentu saja “ kata Bo Nui tersenyum senang. Bo Nui menundukkan badannya dan mengucapkan terima kasih.
Gary membolak-balik proposal game dari Zeze Factory. Di depannya nampak Amy menunggu. Amy meminta Gay mengambilnya karena menguntungkan perusahaan (agensi yang menaungi Gary). Gary tidak menjawab malah menawarkan untuk tampil di televise. Amy mengatakan bahwa mereka sudah menolak wawancara karena Gary yang meminta.
Gary mengantar Amy ke mobil. Dia menyuruh Amy untuk berhati-hati dan berhenti mengganggu liburannya. Amy meminta Gary mempertimbangkannya lagi. Gary merasa curiga karena sebelumnya Amy tidak pernah memintanya hanya menawarkan. Amy berkilah bahwa tawaran itu merupakan kesempatan yang bagus. Amy menyentuh pundak Gary, merasa otot Gary mulai mengecil Amy memijit-mijit otot tangan Gary. Tepat saat itu Bo Nui datang menuruni tangga dan melihat mereka. Bo Nui berpikir bahwa Amy dan Gary berpacaran.
Malamnya, Bo Nui membaca buku teknik untuk berkencan.
Bo Nui dan staff Zeze lainnya makan bersama. Bo Nui bertanya apakah Soo Ho tidak pernah ikut makan bersama mereka. Song Dae Kwon mengatakan bahwa Soo Ho setengah manusia. “Dia tidak makan banyak dan dia tidak minum (alcohol). Dia tidak tidur cukup juga” kata Seung Hyun. “Apa ada yang pernah melihatnya tertawa?” tanya salah satu staff. Mereka kompak menjawab tidak. Dal Nim membela Soo Ho dengan mengatakan bahwa Soo Ho seorang jenius dan dia bangga bekerja dengannya.
Amy datang ke gedung Zeze. Di dalam, Amy berpapasan dengan Soo Ho, Dal Nim dan Song Dae Kwon, Soo Ho kemudian menyuruh Dal Nim mengusir Amy. Amy mengenalkan dirinya sebagai manajer Gary.
Soo Ho, Dal Nim, Dae Kwon dan Amy berdiskusi di ruang rapat. Soo Ho menjelaskan games yang mereka tawarkan. Amy memberitahu bahwa Gary menolaknya. Soo Ho bertanya untuk apa Amy meminta pertemuan jika Gary menolak. Amy berterus terang jika dia ingin bertemu seseorang yang menolak untuk bicara dengannya. Soo Ho mengatakan ingin bertemu Gary secara pribadi, namun Amy menegaskan bahwa mereka tidak bisa dan hanya bisa bicara dengannya saja. “Bagaimana jika kau menusukku dari belakang?” tanya Soo Ho. Dal Nim dan Dae Kwon terlihat tegang. Amy menjawab bahwa itu tidak akan terjadi dan dia akan meyakinkan Gary karena Gary sangat mempercayainya sepenuh hati. Soo Ho menyindir Amy yang masih saja memanfaatkan anak muda yang berbakat. “Baik aku percaya aku akan mengirim kontraknya”
Dae Kwon berpamitan dan mengajak Dal Nim untuk meninggalkan ruangan meninggalkan Soo Ho dan Amy berdua. Dal Nim yang tidak mengerti mengapa mereka harus pergi memarahi Dae Kwon. Dae Kwon tak habis pikir bagaimana Soo Ho bisa memilki mantan yang cantik dan berbakat.
Dal Nim menemui Ryang Ha dan bercerita soal Amy yang datang. Ryang Ha terkejut. Sementara itu Amy dan Soo Ho masih duduk berhadapan.
“Aku mengejutkanmu? Aku juga terkejut. Kau tiba-tiba menghubungiku” kata Amy. “Aku tidak meneleponmu” kata Soo Ho. Amy menjelaskan bahwa setelah meninggalkan San Fransisco dia mengubah jurusannya menjadi manajemen olah raga meninggalkan jurusan lamanya Astronomi dan Fisika. “Mengapa kau tidak menyuruhku menulis tesis untuk kenaikan tingkat? Soo Ho yang polos akan melakukan apapun untukmu” Amy nampak tertegun. “Mulai saat ini bicaralah dengan orang yang berkepentingan dan jangan pernah memanggilku seperti itu” kata Soo Ho sambil pergi meninggalkan ruangan.
Bo Nui yang baru datang bersama Hyun Bin menyapa teman-teman lainnya saat bertemu di lobi. Mereka mengajak Bo Nui dan Hyun Bin untuk makan bersama. Bo Nui merasa bingung, namun Dal Nim mengapit lengannya dan mengajaknya ikut.
Di restoran ayam, para staff bergosip tentang Soo Ho. Mereka menebak hubungan anatara Soo Ho dengan Amy. Dal Nim percaya kalau Amy adalan penipu yang membawa kabur uang Soo Ho. Namun, Seung Hyun membantah dengan dan mengatakan bahwa Soo menyebut Amy pengkhianat yang berarti dia merupakan mantan pacar Soo Ho yang telah berkhianat.
Ryang Ha masuk ke ruangan Soo Ho untuk mengajaknya minum. Namun, ruangan Soo Ho nampak gelap.
Soo Ho tengah termenung sendirian. Dia teringat masa lalu saat berusia 17 tahun dan kulian di Amerika.
Saat itu Soo Ho di bully oleh beberapa mahasiswa karena kejeniusannya. Mereka membawa Soo Ho dan melemparkannya ke danau. Soo Ho yang tidak bisa berenang nyaris tenggelam ketika tiba-tiba seseorang menyelamatkannya. Saat tersadar, Soo Ho mendengar suara beberapa orang tengah berkelahi.
Dia memakai kacamatanya dan melihat seorang gadis tengah memukul para mahasiswa yang menceburkannya. Para mahasiswa itu kalah dan kabur. Amy melihat ke arah Soo Ho dan menyapanya. Amy mengenali Soo Ho sebagai Je Soo Ho si doctor muda.
Seseorang mengetuk flat Soo Ho. Soo Ho keluar dengan masih setengah mengantuk. Dia terkejut saat melihat Amy di hadapannya. Amy mengajak Soo Ho untuk jogging bersamanya. Soo Ho menolak. Amy mengatakan Soo Ho tidak punya aktifitas karena tidak punya teman. Soo Ho mengatakan dia tidak butuh teman dan hanya perlu belajar. Amy menawarkan diri menjadi teman Soo Ho.
Soo Ho keluar dari gedung kantor dengan sepedanya. Bo Nui yang mengkhawatirkan Soo Ho berjalan menuju gedung. Dia melihat Soo Ho dan hendak memanggilnya ketika tiba-tiba Ryang Ha yang keluar dari gedung memanggil Soo Ho dan mengajaknya minum. Bo Nui merasa lega karena melihat Soo Ho baik-baik saja.
Ibu Soo Ho datang ke kantor dan memaksa masuk namun dihalangi petugas keamanan. Ibu mengatakan bahwa dia ibu Soo Ho, namun petugas tetap tidak membiarkannya masuk karena Soo Ho sendiri yang menyuruh untuk tidak mengizinkan ibu masuk. Ryang Ha yang melihat dari jauh mendekati. Ryang Ha membujuk ibu untuk pulang saja karena mood Soo Ho tengah buruk. Ibu mengatakan dia ingin memberi jimat keberuntungan pada Soo Ho. Namun Ryang Ha mengatakan bahwa dia khawatir Soo Ho akan membuat ibu sakit hati jika memaksa bertemu.
Bo Nui tiba di kantor yang masih sepi. Dia mengeluarkan jimat dari amplop dan roti yang dia bawa. Dia membawa roti dan jimat ke dalam ruangan Soo Ho. Melihat tidak ada orang, Bo Nui mencari tempat untuk menyembunyikan jimat. Dia hendak menempelkannya di bawah meja namun sudah ada jimat miliknya di sana. Kemudian dia ke rak buku dan memilih sebuah buku secara asal. Dia memasukkan jimat ke dalamnya.
Saat hendak meletakkan kembali buku, Soo Ho tiba-tiba masuk sehingga Bo Nui terkejut dan cegukan. Bo Nui terbatuk-batuk berusaha menghilangkan kegugupannya. Soo Ho melihat dengan khawatir menanyakan keadaan Bo Nui. Bo Nui memberikan roti yang dia bawa kepada Soo Ho, memberitahu bahwa itu roti tuna, lalu berpamitan.
Bo Nui yang hampir keluar teringat sesuatu dan kembali, tepat saat itu Soo Ho membuang roti pemberian Bo Nui. Bo Nui yang memanggil Soo Ho nampak tertegun. Soo Ho terlihat salah tingkah dan mengatakan dia tidak suka ikan. Bo Nui menggangguk dan mengingatkan kencan mereka sabtu nanti. BERSAMBUNG SINOPSIS LUCKY ROMANCE EPISODE 4 BAGIAN 2 >
Posting Komentar untuk "SINOPSIS Lucky Romance Episode 4 Bagian 1 (Drama Korea)"